Selasa, 30 April 2024

I sniff the aroma of coming-true dream

 


I will most likely be completely a financially free, nomad, wealthy, happy and healthy person in the near future, as I know the right track I have been on. The followings are the reasons why dahlannomad is coming true for real soon:

I will be a website development expert, complete with UI/UX designing skills.

I will be Ads expert, earning 7-figure yearly income from merely selling through social media Ads.

I will be a coach for brand-new trending skills. This is especially because I will be most updated person who always acquire new highly-demanding skills. I will host myself the online courses. The courses will be accessed by hundreds of thousands of clients. They will be satisfied with my courses.

I will be an Artificial Intelligence expert. All about AI is my expertise. 

I will be an influencer on happy and healthy lifestyle, stress-free lifestyle, education, technology literacy, and politics literacy.

I will be a great investor.

Sabtu, 13 April 2024

Sales, Marketing dan Menguasai Teknologi Informasi

 

Entah kenapa banyak orang yang nampak seperti anti dengan istilah sales dan marketing. Bukan hanya sekali dua kali, aku seirng mendengar pandangan negative orang (teman) tentang pekerjaan yang berkaitan dengan sales dan marketing. Seolah-olah, sales dan marketing adalah dua hal memiliki kasta rendah. Padahal, sales dan marketing adalah dua hal yang niscaya harus kita kuasai jika kita ingin bisa survive dalam hidup di zaman sekarang. Betapa tidak? Sales dan marketing bukan hanya berurusan dengan jualan produk, melainkan juga berkaitan dengan menjual skill yang kita miliki agar bisa mendapatkan pekerjaan.

Setiap tahun banyak lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Padahal, mereka memiliki kualifikasi akademik dan keterampilan tertentu yang mereka dapatkan dari proses belajar di perguruan tinggi. Kenapa mereka bisa menganggur? Salah satu faktornya adalah ketidamampuan untuk me-market-kan diri mereka. Mereka tidak mampu meyakinkan para penyedia pekerjaan untuk meng-hire mereka. Dari kasus ini saja nampak jelas bahwa kemampuan mempromosikan (mem-branding) diri itu penting. Mereka tidak menyadari bahwa skill yang mereka miliki juga harus di-market-kan supaya ada orang yang mau mempekerjakan mereka dan menggunakan jasa mereka.

Dalam dunia jualan, sales dan marketing tentu lebih relevan lagi sebagai skill yang harus dikuasai. Jualan, baik produk maupun jasa, perlu sentuhan kemampuan sales dan marketing. Marketing adalah upaya membuat orang tertarik untuk menggunakan produk barang atau jasa yang kita miliki. Sementara sales adalah eksekusi menjual produk tersebut kepada consumen.

Perkembangan teknologi informasi berjalan begitu pesatnya. Cara-cara konvensional dalam menawarkan produk dna menjualnya Sudha tidak relevan lagi. Perkembangan teknologi seperti Kecerdasan buatan sudah menjadi game changer dalam dunia jualan. Kalo kita ingin sukses secara finansial, mau tidak mau kita harus mengakrabi dunia teknologi dan menguasainya. Memang terasa agak susah untuk beradaptasi dengan berbagai dinamika perkembangan teknologi yang begitu pesat. Namun, jika kita ingin survive dan sukses secara finansial, kita harus menjadi lifelong learner. Kita memang dituntut oleh keadaan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat, jika kita ingin bisa berselancar di atas derasnya arus ombak. Jika kita tidak memiliki kemampuan untuk berselancar, maka yang terjadi adalah kita diterjang gelombang dan akhirnya tenggelam. Tentu itu bukan hal yang kita inginkan, bukan?

Adalah nasihat yang sangat bagus untuk terus belajar menguasai berbagai teknologi yang berguna bagi hidup kita. Jika saya harus menguraikan beberapa hal yang penting untuk kita pelajari, saya ingin menyebutkan digital marketing, public speaking, artificial intelligence, videography, graphic design, psychology, dan personal branding sebagai hal-hal yang harus kita pelajari dan kuasai.

Menjadi konsisten dan persisten untuk mempelajari semua skill tersebut mungkin terasa berat. Namun rewardnya akan besar di kemudian hari.

Jumat, 29 Maret 2024

Speed Kills, Truly Wealth is Built Slowly

 



Kalimat di atas adalah sebuah kutipan dari Keith Cunningham. Kau tak begitu tau tentan apa kapasitas beliau, apa latarbelakang beliau, bisnis apa yang beliau jalankan, atau kesuksesan macam apa yang beliau raih dalam hidupnya hingga beliau bisa membuat kata-kata Mutiara tersebut.

Yan jelas, kata-kata beliau relevan banget dengan konteks pencapaian kesuksesan. Begitu banyak contoh kesuksesan yang diraih secara instan berakhir instan pula. Begitu banyak pula contoh orang-orang yang berhasil meraih kesusksesan besar melalui proses “berdarah-darah” dan kesuksesan tersebut sustainable. Dari contoh-contoh tersebut, aku bisa menyimpulkan bahwa cepat itu cenderung kurang bertahan lama. Sementara hasil yang terwujud melalui proses yang Panjang biasanya Panjang pula umurnya.

Sebagian orang mengatakan bahwa di jaman sekarang yang penuh dengan fasilitas, sukses bisa dengan cepat diraih. Orang lalu menambahkan bahwa sukses cepat bisa diraih bila kita bekerja cerdas. Kalimat atau pendapat seperti itu bisa misleading jika disalah-pahami oleh orang. Kecepatan proses itu memang relative. Namun, tidak ada orang yang benar-benar cepat dalam meraih kesuksesan. Anak-anak muda yang pada jadi OKB melalui perdagangan Crypto, misalnya, mereka tidak belajar dan menekuni dunia crypto dalam waktu semalam. Mereka pasti menghabiskan setidaknya beberapa tahun hingga benar-benar membuahkan hasil. Lalu mereka tampil ke public memberikan kuliah tentang membangun kesuksesan. Kemudian orang-orang yang baru melihat anak muda tersebut berpikir bahwa dia meraih kesuksesan secara relative instan karena kerja cerdas. Inilah misleading itu.

Kadang aku merasa inferior, menilai bahwa aku bukanlah tipe action-taker. Setidaknya itu yang beberapa orang nilai tentang aku. Mereka melihat ku sebagai orang yang tidak berani bertindak mewujudkan ide. Aku tak perlu se-inderior itu. aku adalah seorang action-taker. Aku, dalam beberapa hal, memang pelan dalam menjalani proses. Tapi yang jelas aku suka berproses. Sebagaimana proses menjadi seorang exportir sukses yang sedang aku jalani ini. Aku baru menjalani kurang dari setahun. Bahkan secara aktif aku baru menjalaninya kurang dari enam bulan. Aku memang belum mencapai titik kejayaan. Namun aku adalah seorang action-taker, and here I have been taking the action.

Kecepatan belajarku sepertinya tak sebegitu melesat orang lain. Tapi aku sedang mengarungi proses. Tak apa jika tak begitu cepat, yang penting aku terus melaju. Insya Alloh nyampai juga.

Sebagaimana hal yang disampaikan oleh Keith Cunninhgam, bahwa kecepatan itu membunuh, sementara kejayaan besar sejatinya dibangun melalui proses yang pelan.

Bismilah….aku sudah sedang berada di jalur yang benar.

Senin, 25 Maret 2024

Kesimpulan dan Refleksi Terhadap Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara

 

sumber: www.pusakaindonesia.or.id


Saya sangat bersyukur telah diperkenankan oleh Alloh SWT untuk mengikuti program Guru Penggerak. Hampir dua minggu saya menjalani program ini, saya merasakan seperti diingatkan kembali tentang bagaimana seharusnya saya berperan sebagai seorang pendidik. Saya seperti diarahkan dan diingatkan kembali agar peran saya sebagai pendidik benar-benar sesuai dengan jalur yang semestinya.

Materi awal dalam program ini berkaitan dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Beliau benar-benar seorang Begawan Pendidikan yang layak jadi rujukan atas pemikiran-pemikiran filosofisnya tentang Pendidikan. Meskipun pemikiran filosofis beliau muncul di zaman pemerintah colonial, namun relevansi pemikiran beliau tak lekang waktu. Sehingga, sudah tepat sekali ketika pemikiran beliau menjadi landasan dan rujukan utama dalam desain Kurikulum Merdeka.

Ki Hajar Dewantara mengajarkan beberapa pemikiran tentang Pendidikan. Setidaknya, pemikiran beliau bisa dirangkum dalam tujuh poin. Pertama, Pendidikan harus memperhatikan kodrat alam dan zaman. Kedua, Pendidikan harus mengedepankan pembentukan manusia secara utuh (sistem among). Ketiga, pendidikan harus berhamba pada anak. Keempat, ada tiga tempat penting yang menjadi pusat Pendidikan, yaitu keluarga, perguruan (sekolah), dan masyarakat. Kelima, Pendidikan harus mengarahkan anak untuk memiliki budi pekerti yang luhur. Keenam, pendidikan yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan (kontinyu), pendidikan melibatkan berbagai sumber yang disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks budaya milik kita sendiri (konvergen), dan pendidikan yang dilakukan tidak lepas dari kepribadian bangsa kita sendiri (konsentris). Ketujuh, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, yang artinya adalah bahwa seorang pendidik harus menjadi contoh yang baik bagi anak didiknya, memberikan dorongan dan motivasi agar anak didiknya agar berkembang dengan baik, dan memberikan dukungan yang dibutuhkan agar anak didiknya dapat mencapai kesuksesan.

Relevansi pemikiran beliau tidak hanya bersifat local, melainkan universal. Trend paradigma Pendidikan di negara-negara maju yang memiliki system Pendidikan terbaik seperti Finlandia, Selandia Baru, Singapura, Lithuania dan negara-negara maju lainnya selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Betapa tidak? Di negara-negara tersebut, Pendidikan diorientasikan untuk menciptakan individu-individu yang merdeka secara pikiran, dan memiliki segala aspek untuk menjadi manusia yang cerdas, berkarakter serta menjadi warga negara yang baik. Di negara-negara maju, Pendidikan sudah tidak lagi berorientasi pada angka-angka, melainkan menjadikan manusia seutuhnya. Hal-hal tersebut sangat selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa relevansi pemikiran beliau bersifat universal.

Refleksi Pembelajaran dan Komitmen perubahan

Jujur, 15 tahun menjadi seorang pendidik, ini bukan pertama kali saya memahami pemikiran filosofis KH Dewantara tentang Pendidikan. Sudah sejak lama saya mengilhami pemikiran-pemikiran beliau dan menjadikannya sebagai landasan filosofis atas pembelajaran yang saya rancang dan laksanakan. Saya sudah cukup lama berupaya untuk mengintegrasikan Pendidikan karakter (character building) di dalam kelas. Di dalam pembelajaran yang saya rancang dan laksanakan, saya sudah lama menekankan pentingnya keterampilan abad 21 (kolaborasi, kreativitas, komunikasi, dan berpikir kritis) yang nyatanya sejalan dengan pemikiran KH Dewantara. Saya sudah cukup lama berupaya mengarahkan para murid untuk memiliki mindset bahwa Pendidikan yang mereka jalani adalah dalam rangka untuk menjadi pribadi yang cerdas, berkarakter, berketerampilan dan mampu menghadapi tantangan zaman, bukan semata untuk mendapatkan nilai berupa angka-angka yang tertulis di rapor atau ijasah. Saya sudah lama berusaha untuk menghadirkan diferensiasi pembelajaran dalam hal konten dan proses, walau dalam aspek penilaian masih sering saya seragamkan. Saya sudah berusaha mendesain dan mempraktikkan pembelajaran Bahasa Inggris yang memperhatikan konteks zaman dan prikologi perkembangan serta psikologi belajar peserta didik.

Banyak hal yang saya rasa sudah saya lakukan sebagai pendidik yang selaras dengan pemikiran KH Dewantara. Hanya saja, konsistensi lah yang menjadi tantangan saya. Selama ini, saya belum memiliki penguatan untuk tetap konsistem menjalankan peran sebagai pendidik yang sejalan dengan KH Dewantara. Namun sekarang, saya merasa memiliki landasan untuk terus konsisten melaksanakan pembelajaran dan Pendidikan yang sejalan dengan pemikiran KH Dewantara.

Satu hal yang menjadi komitmen saya setelah mempelajari kembali pemikiran filosofis KH Dewantara adalah senantiasa menjadikan diri saya pendidik yang selaras dengan pemikiran beliau. Ini adalah panggilan hati. Kurikulum sudah memberikan ruang seluas-luasnya untuk pendidik menjalankan perannya sebagai agen penuntun murid menjadi manusia seutuhnya. Dengan ini, saya sebagai pendidik merasa memiliki justifikasi untuk focus pada menuntun terbentuknya budi pekerti luhur anak serta terasahnya kecerdasan mereka dalam konteks mata pelajaran yang saya ampu.

Sebelum menjalankan kurikulum merdeka, saya merasa bahwa tugas pokok pendidik sangat kental dengan nuansa-nuansa formalitas. Seolah tugas pendidik yang utama adalah tentang  mendorong murid untuk meraih nilai pengetahuan dan kompetensi maksimal, serta mebuat mereka lulus ujian di akhir jenjang Pendidikan. Nuansa seperti itu kurang memberdayakan ruh sebagai pendidik sejati. Kurikulum Merdeka ini seperti mengembalikan saya pada status dan posisi semestinya. Yaitu, sebagai pendidik sejati yang menuntun murid menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur, meraih potensi maksimal sesuai dengan kodrat mereka, dan menjadi warga masyarakat dan negara yang baik.

Selasa, 19 Maret 2024

Speed kills, persistent slow wins

 


Jaman sekarang, banyak orang yang mampu merubah kehidupan mereka dalam waktu yang relative singkat. Sebut saja Khabane Lame yang terkenal dan jadi kaya raya melalui konten video khasnya yang menunjukkan cara-cara mudah menjalani hidup, dikontraskan dengan perilaku orang-orang yang ribet dalam menghadapi masalah. Ada Julio, anak muda yang sukses melalui ekspor (jualan e-course tentang ekspor). Ada pula Timothy Ronald yang sukses melalui Bitcoin.

Mereka semua adalah potret anak-anak muda yang sukses dengan cara, yang dalam kacamata banyak orang, dinilai cepat (kalua tidak dikatakan instan). Mereka sendiri mengklaim bahwa perjalanan mereka begitu Panjang, tidak seinstan yang dikira orang-orang. Profil mereka relative sama, muda, kaya, dan terkenal. Melalui berbagai konten video yang mereka bagikan di berbagai media social, mereka berhasil menghipnotis banyak kalangan, terutama kalangan anak muda. Sehingga, banyak yang terobsesi untuk meraih pencapaian se-cepat yang ketiga tokoh tersebut lakukan.

Speed dan instan, dua kata yang sering menjadi obsesi banyak orang. Banyak orang ingin meraih sesuatu dengan cepat. Mereka inginnya berusaha sesedikit mungkin dan menghasilkan sebanyak mungkin. Kira-kira, prinsip ekonomi mereka gunakan dalam konteks ini.

Memang, di jaman sekarang, dengan berbagai kemudahan yang ditunjang oleh perkembangan teknologi informasi, banyak hal bisa diraih dalam waktu yang relative singkat. Namun hukum lama tentan pencapaian yang disampaikan oleh Keith Cunningham tetap berlaku dan relevan, yaitu “Speed kills, and the truly wealth (success) is built slowly”. Memang benar bahwa banyak pencapaian besar yang diraih dalam waktu yang relative instant. Namun, ketika kita bicara sustainability dan longevity, hal-hal yang diraih secara instan biasanya instan (singkat) pula keberlangsungannya. Itu semacam sudah jadi hukum alam.

Faktanya, banyak yang sukses secara instan, namun tak selang berapa lama, mereka hilang dari exposure. Mereka tenggelam dalam waktu yang relative singkat pula.

Aku sendiri lebih memilih meyakini the power of being persistent with process, no matter how long it is. Tahap demi tahap yang dilalui dengan penuh hikmat, focus, dan kesungguhan, akan menjadi pilar bagi keberlangsungan masa kejayaan. Itu!

You may disagree with me in terms of this, and it is up to you. But don’t close your eyes from the facts in your surroundings, Cunningham’s quote is still (and may be always) relevant, that speed kills, and the truly success is built up slowly.

Minggu, 10 Maret 2024

The Terror: A valuable lesson

 

Nonton film yang berjudul The Terror, banyak lesson yang aku dapatkan. Film tersebut diambil dari kisah nyata. Sebuah ekspedisi dari inggris diutus oleh kerajaan untuk melakukan eksplorasi daerah kutub utara, guna menemukan jalur pelayaran baru. Misi tersebut berlangsung pada tahu 1800an.

Konflik yang dimunculkan di film tersebut adalah adanya makhluk misterius yang mengganggu jalannya ekspedisi. Namun bukan hal itu yang memicu ku untuk merenung dan mengambil pelajaran, melainkan betapa orang-orang eropa sejak jaman dahulu kala sudah memiliki jiwa petualang yang luar biasa.

Aku jadi tersadar tentang fakta bahwa sudah sedari jaman old, orang-orang eropa melakukan eksplorasi ke berbagai belahan dunia. Mereka mendirikan berbagai koloni, menemukan harta karun, dan menebarkan pengaruh ideologi. Sekarang mereka berada pada jajaran negara-negara sukses makmur dan berpengaruh secara ekonomi dan politik dalam percaturan dunia.

Di saat orang-orang eropa mengeksplorasi dunia pada jaman dahulu, penduduk nusantara masih mendiami wilayah yang relative sempit, bertahan di sana, dan menjalani hidup apa adanya tanpa memiliki visi eksplorasi sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang eropa. Mungkin kerajaan Sriwijaya masuk pengecualian. Malah, justru mereka menjadi objek eksplorasi negara-negara eropa tersebut. Mereka baru tersadar bahwa wilayah mereka kaya akan “harta karun” berupa rempah-rempah yang tinggi nilainya. Rempah-rempah tersebut lah yang mengundang negara-negara eropa untuk menjajah wilayah nusantara. Negara-negara eropa menjadi Makmur dan kaya dari mengeksploitasi kekayaan nusantara dan negara lainnya.

Dari fakta ini, ada hal yang bisa disimpulkan, bahwa jiwa petualang dan mengeksplorasi hal-hal baru identik dengan kemajuan. Setidaknya, sejarah telah membuktikannya, betapa orang-orang eropa yang sedari dahulu suka berpetualang dan melakukan eksplorasi sekarang menjadi negara sukses Makmur. Fakta juga membuktikan bahwa orang-orang yang sukses Makmur serta berpengaruh juga pada umumnya bukan orang yang hanya berdiam diri melakukan hal-hal yang statis. Mereka berpetualang, berjejaring, melakukan eksperimen, melakukan hal-hal baru, mengambil resiko, dan akhirnya mereka sukses.

Jiwa petualang dan suka bereksplorasi telah lama menjadi kunci kejayaan manusia. Manfaat terkecil dari jiwa petualang dan kemauan untuk eksplorasi adalah tumbuhnya karakter open-minded. Munculnya optimisme dan keyakinan bahwa begitu banyak peluang yang terhampar di bumi ini.

Teruslah berpetualang. Teruslah melakukan eksplorasi. Jangan berhentidi suatu titik terlalu lama, karena hidup terus berubah. Dengan begitu, kamu akan bisa surfing on the waves and eventually flourishing.

Sabtu, 17 Februari 2024

Tak ada ruginya berproses menjadi eksportir sukses

  

Tidak ada ruginya sama sekali dengan berproses untuk menjadi seorang eksportir sukses. Karena andai pun kamu tidak mencapai sukses besar, minimal kamu akan meraih beberapa hal positif.  

Pertama, kemampuan berkomunikasi kamu akan naik. Hal ini dikarenakan dalam proses menjadi eksportir kamu akan dituntut untuk banyak melakukan korespondensi dengan para calon buyer dan bernegosiasi dengan mereka.

Kedua, kamu akan memiliki kemampuan digital marketing. Berproses menjadi seorang eksportir, kamu akan diharuskan untuk menguasai dan mempraktikkan digital marketing. Kamu harus memiliki kemampuan untuk membuat website, beriklan di media sosial, familiar dengan membuat akun di beberapa platform marketplace B2B, familiar dengan email marketing dan lainnnya. Sekalipun, andai itu terjadi, kamu tidak sepenuhnya sukses (which is unlikely to happen if you focus on it), maka kamu bisa menggunakan kemampuan digital marketing tersebut untuk keperluan lain seperti bisnis dalam bidang lain.

Ketiga, kamu akan memiliki jaringan yang luas. Berproses menjadi seorang eksportir sukses, kamu diharuskan untuk memiliki banyak koneksi dengan supplier, forwarder, investor, atase-atase perdagangan, coach-coach atau mentor-mentor bisnis, dan lainnya.

Keempat, ilmu tentang ekspor. Ini jelas akan kamu raih. Untuk menjalani aktivitas ekspor, tentu kamu harus memiliki ilmu tentang ekspor. Ilmu tentang ekspor banyak berkaitan dengan ilmu dagang pada umumnya. Dengan menguasainya, kamu akan memiliki skill berdagang yang bagus.

Kelima, kemampuan berbahasa asing. Bagaimana bisa kita menggunakan bahasa lokal untuk berkomunikasi dengan para buyer dari luar negeri. Tentu kita harus berkomunikasi dalam bahasa asing, walau tidak begitu lancar. Walau kita hanya menggunakan piranti bantuan seperti google translate, kita akan semakin akrab berkomunikasi dalam bahasa asing. Setidaknya hal tersebtu dibuktikan oleh banyak eksportir yang tadinya benar-benar nol dalam berbahasa inggris, menjadi cukup mampu berkomunikasi dalam bahasa inggris.

Keenam, kualitas kepribadian kamu akan terasah. Bagaimana tidak, dalam berproses menjadi eksportir sukses,  kamu diharuskan untuk bersabar. Bersabar dalam upaya mencapai target. tak perlu muluk-muluk. Targetkan untuk bisa closing dua kontainer saja dalam setahun. Berdasarkan pengalaman banyak orang, target tersebut bisa dicapai. Bersabar dan berfokus untuk mencapai target 2 kontainer dalam setahun bisa memperbagus kualitas kepribadianmu. Kemampuan fokus dan bersabar itu sangat penting, bukan hanya dalam dunia ekspor, melainkan juga diaplikasikan dalam bidang lain. Yang menarik dari target ekspor adalah, ketika kita mencapai target pertama, biasanya kita akan lebih mudah untuk mencapai target-target selanjutnya. 2 kontainer pertama akan membuat kita semangat dan penuh keyakinan untuk mencapai target pengiriman kontainer-kontainer selanjutnya.

So, tak ada ruginya sama sekali berproses menjadi seorang eksportir. Jika tidak meraih target finansial (which is unlikely), maka kamu bisa meraih segala hal yang diuraikan di atas.

Hidup ini hanya sekali, lakukan upaya yang memberdayakan segala energi daya kemampuan yang kamu miliki. Dengan begitu kamu akan puas menjalani hidup. Nantinya, kamu akan memiliki cerita-cerita hebat untuk dikenang dan dijadikan pelajaran banyak orang.

Hanya hidup yang dipertaruhkan lah yang layak untuk dimenangkan.

Senin, 12 Februari 2024

Merubah perspektif ibadah dan doa

 

Perasaan adalah energy. Pikiran adalah energy. Energy-energi tersebut berpengaruh terhadap apa yang hadir mewujudan nyata dalam hidup kita. Pikiran dan perasaan positif seringkali menarik hal-hal positif hadir dalam keseharian hidup kita. Begitu pula pikiran dan perasaan negative menarik hal-hal negative untuk hadir dalam hidup kita. Konsep seperti ini seringkali disebut dengan Law of Attraction atau hukum ketertarikan.

Apa yang kita pikirkan dan rasakan kadang tidak mewujud nyata, terutama hal-hal yang berkaitan dengan yang kita harapkan untuk terwujud. Kita panjatkan doa, supaya hajat kita terwujud. Namun kadang tidak lekas mewujud. Kenapa bisa terjadi hal demikian? Bisa jadi, hal tersebut terjadi karena pikiran dan perasaan kita negative saat kita berdoa, saat kita beribadah. Kokbisa beribadah dan berdoa dengan perasan dan pikiran negative? Bagaimana bisa kita beribadah dengan perasaan dan pikiran negative? Apakah mungkin? Jawabannya adalah mungkin saja dan bias saja.

Begini ilustrasinya.

Saat berdoa, kita panjatkan berbagai harapan untuk Tuhan kabulkan. Namun di waktu yang sama, kita berdoa dengan pancaran perasaan seperti orang yang penuh kekurangan. Ada perasaan dan pikiran bahwa ada yang kurang belum terwujud dalam hidup kita. Perasaan dan pikiran kurang tersebut justru menjadi penarik bagi terwujudnya kekurangan yang nyata. Kita berdoa mengharapkan kelimpahan rizki, dengan pancaran perasaan seperti orang yang masih penuh kekurangan. Yang terwujud justru bisa saja berupa kekurangan pula.

Lantas bagaimana caranya supaya kita bisa mewujudkan hal-hal yang kita inginkan? Bagaimana pula caranya kita beribadah dengan perasaan dan pikiran yang positif? Caranya adalah dengan merubah perspektif ibadah kita. Merubah perspektif dari berdoa dan beribadah karena merasa ada yang masih kurang dan hal yang belum kita wujudkan, menjadi beribadah karena kita bersyukur atas berbagai hal karunia yang Alloh limpahkan kepada kita. Beribadah karena kita merasa cukup dan telah dicukupkan oleh Alloh SWT. Ini memang tidak mudah, dan ini butuh seni mengelola pikiran. Merubah perspektif beribadah seperti ini akan membuat kita merasa sebagai orang yang berkecukupan. Perasaan dan pikiran kecukupan tersebut yang akhirnya menarik kecukupan dan keberlimpahan lainnya, sesuai dengan prinsip hokum ketertarikan.

Jika kita memiliki keinginan dan keinginan tersebut kita panjatkan dalam doa, maka milikilah pikiran dan perasaan bahwa kita layak untuk meraih apa yang kita inginkan tersebut. Jangan miliki perasaan layaknya orang yang tidak memiliki hal tersebut. Libatkan perasaan dan pikiran bahwa perwjuduan atas apa yang kita inginkan adalah sebuah keniscayaan, and itu hanya masalah waktu. Miliki keyakinan seperti itu. Miliki perasaan dan pikiran bahwa kita pantas mendapatkan apa yang kita inginkan. Yakini bahwa Alloh lekas mewujudkannya, apa pun itu caranya. Insya Alloh itu adalah cara terwujudnya apa yang kita harapkan dalam hidup.

Intinya, berdoa dan beribadah jangan disertai dengan perasaan bahwa kita masih kekurangan. Melainkan, kita beribadah karena itu adalah wujud rasa syukur atas segala karunia yang Alloh berikan kepada kita berupa hidup dengan segala kelebihannya.

Begitulah cara merubah perspektif doa agar kita bias mewujudkan apa yang kita inginkan.

 

 

Bayangin aja dulu...

 


Aku hidup Bahagia dengan seorang istri yang sangat aku cintai dan tiga orang anak.

Bayangin aja dulu. Aku bisa ke tempat manapun di belahan bumi ini semudah menetapkan keinginan. Aku ingin umroh setiap 3 bulan nih, aku bisa lakukan. Aku ingin umroh Ramadhan penuh nih, bisa aku lakukan. Aku ingin berangkatkan haji sekeluarga dengan program haji plus nih, bisa aku lakukan. Aku ingin wakafkan tanah untuk dibangun fasilitas Pendidikan, tempat ibadah, fasilitas social, dan untuk berbagai keperluan lainnya yang bermanfaat bagi banyak orang nih, bisa aku lakukan. Aku ingin mewakafkan sebagian harta untuk kuatasnamakan orangtua nih, bisa aku lakukan.

Bayangin aja dulu. Aku ingin nonton pertandingan sepakbola di champions league nih, bisa aku lakukan. Aku ingin nonton world cup nih, bisa aku lakukan. Aku ingin nonton moto GP nih, bisa aku lakukan. Aku ingin nonton berbagai event pertandingan sepakbola internasional nih, bisa aku lakukan, aku ingin nonton kejuaraan SUMO nih, bisa aku lakukan. Aku ingin nonton final piala dunia bola voli nih, bisa aku lakukan. Pokoknya aku ingin menyaksikan berbagai event internasional, bisa aku lakukan.

Bayangin aja dulu. Aku ingin setiap bulan mengeluarkan sepuluh ton beras untuk orang-orang yang membutuhkan nih, bisa aku lakukan. Aku ingin membantu warga Palestina dan muslim lainnya di berbagai belahan dunia yang sedang membutuhkan nih, bisa aku lakukan. Aku ingin memberi seribu paket buka puasa tiap hari selama bulan Ramadhan nih, bisa aku lakukan. Aku ingin memberi tempat tinggal yang layak bagi orang-oran yang benar-benar membutuhkan nih, bisa aku lakukan.

Bayangin aja dulu. Aku ingin safari ke Afrika nih, bisa aku lakukan. Aku ingin menikmati sebulan penuh musim dingin di daerah utara jepang nih, bisa aku lakukan. Aku ingin mencoba bermain ski di Canada nih, bisa aku lakukan. Aku ingin melihat Aurora di alaska dan norwegia nih, bisa aku lakukan. Aku ingin BBQ-an di gurun sahara nih, bisa aku lakukan. Aku ingin menyusuri berbagai pasar di berbagai tempat di Afrika nih, bisa aku lakukan. Aku ingin memberi banyak bantuan seperti makanan, membangun sumur, memberi bantuan sarana Pendidikan kepada orang tua dan anak-anak Afrika nih, bisa aku lakukan.

Bayangin aja dulu. Aku ingin melakukan touring dari ujung timur rusia ke ujung selatan afrika nih, bisa aku lakukan. Bahkan cerita itu aku bukukan dan aku publikasikan untuk dinikmati oleh para pembaca. Aku ingin mengunjungi semua negara di Amerika latin nih, bisa aku lakukan. Aku ingin bertemu dengan teman-temanku semasa kuliah di Jepang nih (Uzbekistan, Chile, Polandia, Iran, Filipina, Ghana, Burkina Faso, Vietnam, Hongkong, London, Korea, dan Amerika), bisa aku lakukan.

Bayangin aja dulu. Aku ingin mengendarai mobil Rubicon ke sekolah setiap hari dan ke masjid setiap shubuh nih, bisa aku lakukan.

Bayangin aja dulu. Aku ingin membangun perpustakaan modern nih, bisa aku lakukan. Perpustakaan tersebut berdiri di lahan seluas 10 hektar. Ia jadi destinasi wisata edukasi banyak orang dari berbagai daerah di Indonesia. Gedung perpustakaan yang nyaman. Koleksi buku yang lengkap. Fasilitas digital yang sangat memadai. Tempat baca buku dengan view indah yang nyaman. Akses internet yang kencang. Coffeshop yang laris manis. Vibe yang asri nan menyejukkan. Roda ekonomi berputar kencang di perpustakaan ini.

Bayangin aja dulu. Hidupku adalah seputar ibadah, keluarga, making money, jalan-jalan, mencoba hal-hal baru yang positif, giving charity, educating people, menulis, mengisi berbagai seminar, berinvestasi untuk akhirat, masuk syurga.

to be continued....

 

"Deserve feeling" dan Pengaruhnya terhadap Kondisi Hidup Seseorang

 

Dalam ilmu psikologi sering disebut self-esteem. Namun aku lebih suka menggunakan istilah “deserve feeling”. “deserve feeling” adalah perasaan bawah sadar yang dimiliki seseorang yang meyakini bahwa dia layak mendapatkan sesuatu, memiliki sesuatu, atau layak berada pada kondisi tertentu dalam konteks yang positif. Keyakinan tersebut ternyata menjadi modal kuat untuk seseorang berhasil mencapai suatu kondisi yang dia inginkan. “deserve feeling” bisa berkaitan dengan kondisi ekonomi, status social, kepemimpinan, dan lainnya.

Ada beberapa ilustrasi yang cukup mudah dipahami untuk menggambarkan konsep “deserve feeling”. Pertama, kondisi ekonomi penuh keberlimpahan dalam suatu keluarga biasanya diwariskan secara turun temurun. Bukan semata turun temurun karena factor warisan, melainkan karena factor “deserve feeling” yang dimiliki orang yang berasal dari keluarga tersebut. Kedua, para pemimpin organisasi atau perkumpulan besar seperti pemimpin negara, partai, perusahaan besar, oraganisasi masa besar, dan perjuangan kemerdekaan biasanya menurunkan keturunan yang menjadi pemimpin besar pula. Para keturunan pemimpin tersebut biasanya memiliki “deserve feeling” karena mereka tumbuh di lingkungan keluarga pemimpin. Sebenarnya masih banyak ilustrasi lainnya, namun dua hal tersebut semestinya cukup untuk menggambarkan konsep “deserve feeling”.  

Faktanya, “deserve feeling” tidak dimiliki semua orang. Lawan kata dari “deserve feeling” adalah feeling inferior. Kurang lebih seperti itu. Feeling inferior, kebalikan dari “deserve feeling”, adalah keyakinan bawah sadar pada diri seseorang bahwa dia tidak layak mendapatkan sesuatu. Feeling inferior juga bisa berarti keyakinan bawah sadar seseorang bahwa dia layak mendapatkan kondisi yang dia tidak inginkan dan menerimanya sebagai sebuah takdir yang dia layak jalani.

Baik “deserve feeling” maupun feeling inferior seringkali menjadi factor yang menentukan nasib seseorang. Seorang individu yang lahir dan tumbuh di keluarga penuh kecukupan, alias kaya, ketika keluaranya mengalami kebangkrutan, biasanya ia cenderung mampu untuk lebih cepat bangkit menjadi sukses. Selain karena factor kerja keras, penentu kesuksesan tersebut adalah karena adanya “deserve feeling”. Dia terbiasa hidup dalam kecukupan, bahkan berkelimpahan. Hal tersebut menumbuhkan keyakinan bawah sadar bahwa DNA yang ia miliki adalah DNA orang kaya. Dia merasa kondisi yang paling layak buat dia adalah kondisi berkelimpahan. Tidak ada gambaran dalam keyakinan bawah sadarnya bahwa ia dilahirkan untuk hidup dalam kondisi penuh kekurangan.

Sementara, orang-orang yang terlahir dan dibesarkan di keluarga miskin umumnya butuh effort ekstra untuk menjadi orang yang sukses berkelimpahan. Kebanyakan dari mereka bahkan hanya mampu meneruskan kondisi kekurangan tersebut. Kenapa demikian? Di antara sekia banyak factor, feeling inferior adalah factor yang sangat berpengaruh. Keyakinan bawah sadarnya mengatakan bahwa dia layak untuk menjadi orang yang kekurangan. Terlebih ketika dia meyakini bahwa kondisi miskin yang ia alami adalah sebuah nasib yang harus dia terima sebagai sebuah takdir dari Tuhan.

“deserve feeling” biasanya tumbuh pada diri seseorang yang memiliki privilege. Sementara feeling inferior umumnya tumbuh pada pribadi seseorang yang hidup tanpa privilege, bahkan penuh kekurangan.

Lantas, pertanyaan penting yang perlu didiskusikan adalah, bisakah orang-orang yang hidup dalam kondisi tanpa privilege mencapai kejayaan, kegemilangan, keberhasilan, sebagaimana yang dicapai oleh orang-orang yang memiliki “deserve feeling”?  

Jawabannya dalah, BISA.

Untuk bisa, maka seseorang butuh Pendidikan atau pencerahan. Pendidikan disini tidak diartikan secara sempit sebagai Pendidikan formal berupa sekolah atau kampus. Toh seringkali Pendidikan formal juga tidak menjamin seseorang memiliki “deserve feeling”. Pendidikan di sini bisa berupa Pendidikan pasif maupun aktif. Pendidikan pasif terjadi ketika seseorang mencapai kesadaran saat mendapakan inspirasi, nasihat, atau pencerahan dari orang lain tentang pentingnya menumbuhkan “deserve feeling”. Bahwa setiap orang berhak untuk mencapai apa yang ia inginkan. Bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk mencapai apa pun yang ia inginkan. Bahwa kenyataan yang kita raih merupakan perwujudan dari keyakinan yang kita tumbuhkan. Sementara, Pendidikan aktif terjadi ketika seseorang secara sadar mencari jawaban tentang bagaimana caranya memiliki atau menumbuhkan “deserve feeling” pada dirinya melalui pengamatan, perenungan, membaca berbagai literatur, diskusi dengan orang-orang yang memiliki pencapaian besar.

NB:

Istilah “deserve feeling” ini tidak umum digunakan. Itu hanya istilah yang aku gunakan untuk menggambarkan kondisi perasaan seseorang yang mempengaruhi sitausi yang terwujud dalam hidupnya.

 

Sabtu, 03 Februari 2024

Refleksi atas Resolusi

 

Beberapa saat yang lalu aku periksa kembali tulisan-tulisan yang pernah aku posting di blog. Tiba-tiba terbersit untuk melihat postinganku di penghujung tahun 2022. Tepatnya tanggal 31 desember 2022, di malam tahun baru. Aku tuliskan rasa syukur kepada Alloh SWT atas apa yang telah aku lalui di tahun tersebut, sekaligus harapan yang ku panjatkan untuk tahun berikutnya.

Yang membuatku segera termenung adalah bagian dari tulisanku yang mengulas tentang resolusi tahun baru. Aku menuliskan bahwa aku mendambakan hidup laksana seorang digital nomad. Orang yang mempunyai freedom, baik freedom dalam hal kehendak maupun finansial. Aku nyatakan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun untuk ku mewujudkan resolusi tersebut. Iya sih, aku ndak mengkufuri atua mengingkari semua hal-hal baik yang terlah aku dapatkan sepanjang tahun 2023. Namun, jika ditanya apakah aku sudah benar-benar bisa mewujudkan resolusiku tahun lalu, maka jawabannya adalah “belum sepenuhnya”.

Itu jawaban jujur dan nyata yang harus aku terima. Aku harus menjadikannya sebagai bahan evaluasi. Impianku begitu besar. Harapan-harapanku begitu banyak. Namun kesempatan untuk mewujudkannya semakin berkurang, seiring dengan semakin berkurangnya jatah usia hidup di dunia.

Selama ini aku terbuai dengan perasaan bawah sadarku bahwa aku masih punya waktu. Aku terlena dengan malasnya bergerak. Aku merasa perlu menunggu momentum. Aku merasa perlu menunggu motivasi. Ternyata, itu semua adalah penghambat nyata atas belum terwujudnya harapan-harapan besarku. Aku harus berubah.

Aku harus berubah. Bagaimana aku berubah? Berubahku adalah dengan tidak menunggu momen apa pun untuk lekas bergerak berproses mewujudkan rencana dan harapan. Saat aku merasa kurang termotivasi, aku harus mampu memotivasi sendiri. Taka da orang lain yang akan memotivasiku, selain diriku sendiri. Aku tak boleh kalah sama suasana yang kurang bergairah. Aku harus mampu menggerakkan diri sendiri. Aku tidak bergantung pada motivasi eksternal, karena aku adalah motivator bagi diriku sendiri.

Ini perubahan yang aku jalani mulai detik ini juga. Jika perubahan seperti itu tidak aku lakukan, maka yang Namanya resolusi hanya akan menjadi catatan tiap akhir taun yang tanpa makna, karena tidak diwujudkan secara nyata.

Aku tak boleh menunggu good mood untuk taking action mewujudkan mimpi-mimpi ku. Karena aku adalah motivator bagi diriku sendiri. Dan aku pasti bisa. Bismillah….

Rabu, 24 Januari 2024

Takeaways from Today's Workshop on Export

 

Bismillah

Mengikuti sebuah workshop tentang ekspor, aku menemukan beberapa fakta yang menarik. Workshop tersebut diperuntukkan bagi para pelaku UMKM. Sebagian adalah praktisi ekspor yang ingin menambah jejaring bisnis mereka. Sebagian adalah orang yang sedang belajar yang ingin menambah referensi keilmuan tentang ekspor. Sebagian lainnya adalah para pemula yang ingin belajar dan bisa meraih tujuan menjadi eksportir sukses.

Dari sekian banyak orang, yang berjumlah lebih dari 100 orang, aku temukan fakta-fakta menarik, terutama fakta yang ada pada mereka yang sudah berhasil ekspor. Pertama, orang yang menjadi mentor kami ternyata merupakan praktisi ekspor yang baru berjalan kurang dari 2 tahun. Dua tahun Pengalaman menjadi seorang eksportir yang memberikan coaching tentang ekspor merupakan waktu yang relative pendek, atau dalam istilah lain adalah newbie. Namun beliau sudah dipercaya memberikan coaching tentang ekspor. Beliau cukup cakap dalam menyampaikan materi. Hanya saja, karena waktu yang relative terbatas, penyampaian materi terkesan kurang begitu mendalam. Jujur, ini bukan pertama kali aku mengikuti workshop atau pelatihan tentang ekspor. Sehinga, materi-materi yang disampaikan oleh mentor bagiku cukup familiar.

Fakta yang kedua adalah bahwa sang pemateri ternyata tidak bisa berbahasa Inggris secara aktif. Bahkan berbahasa Inggris secara pasif pun bisa dikatakan kurang. Untuk keperluan korespondensi dengan buyer, beliau mengandalkan google translate. Sedangkan untuk keperluan komunikasi yang intensif secara langsung, beliau mempercayakan anaknya yang merupakan seorang mahasiswa jurusan Bahasa Inggris.

Fakta ketiga, masih tentang beliau si pemateri, beliau tidak memiliki website untuk menampilkan produk yang beliau ekspor. Beliau mengandalkan akun Instagram. Ini menarik. Ternyata akun Instagram bisa menghasilkan kontrak ekspor bernilai lebih dari satu juta dollar per tahun.

Dari fakta ini, aku tersadar bahwa website memang senjata yang sangat penting bagi eksportir. Namun ternyata ada juga orang yang bisa closing dengan nilai jutaan dollar tanpa website. Tadinya aku berpikir bahwa orang-orang yang mampu meraih closing bernilai jutaan dollar adalah orang-orang yang pasti sudah canggih segala peralatan marketingnya. Ternyata beliau membuktikan bahwa hal itu tidak selalu benar.

Fakta keempat, pengalaman pecah telor ekspor dengan komoditas kopi yang beliau miliki justru bukan melalui website, melainkan melalui bertemu langsung dengan pembeli saat menghadiri Trade Expo Indonesia (TEI), itu pun beliau tidak menyewa booth sama sekali. Beliau hanya menyiapkan katalog produk, sampel, dan kartu nama. Saat menghadiri TEI, beliau lebih banyak berkeliling dari satu booth ke booth lainnya, untuk membidik para calon buyer dari negara luar. Begitu Nampak buyer potensial, beliau dekati, ajak kenalan, sodorkan kartunama dan katalog, dan ajak ngopi. Justru momen traktir kopi tersebut menjadi momen krusial yang menjadikan beliau meraih closing pertama. Buyernya berasal dari belgia. Dan beliau mendapatkan beberapa container sekaligus. Ini gila. Ini definisi rejeki gak akan kemana sih, menurutku.

Fakta kelima, tentang cara seorang praktisi ekspor lainnya mendapatkan orderan 5 kontainer. Jadi, eksportir ini suatu ketika bertemu dengan calon buyer di sebuah event business-matchmaking. Nah, beliau dengan tulus menawarkan minuman kemasan kepada seorang buyer yang Nampak kehausan. Beliau sebenarnya tidak berharap dan tidak menyangka akan mendapatkan orderan dari sang buyer. Ternyata sang buyer bener-bener melakukan closing dengan order 5 kontainer sekaligus di hari itu juga.

Fakta ke enam, ternyata banyak peserta yang bener-bener awam dengan dunia digital. Bukan hanya karena mereka sudah tua. Yang muda pun Nampak begitu kewalahan untuk mengikuti penjelasan mengenai pemanfaatan digital marketing untuk ekspor yang disampaikan oleh pemateri. Mereka, sebagian besar adalah pelaku UMKM. Tua muda. Mereka ingin bisa menjadi eksportir sukses, namun mereka masihs sangat awam dengan pemanfaatan piranti digital untuk marketing.

Overall, acara dua hari ini cukup worth it. Aku mendapatkan banyak kenalan. Ada yang punya kenalan dekat dengan seorang manajer sebuah perusahaan produk teh berkualitas tinggi. Ada yang sudah menjalani dunia ekspor cukup lama yang mau diminta sharing ilmunya. Ada yang punya jaringan suatu komoditas yang volumenya cukup besar dan sustainable. Pokoknya aku meraih banyak manfaat dari mengikuti acara ini.

Alamdulillah alla kulli hal..

Minggu, 21 Januari 2024

Investasi Leher Ke Atas: Gimana caranya?

 

Sedari dulu, aku sering mendengar nasihat supaya kita investasi leher ke atas. Karena seringnya mendengarkan nasihat tersebut, aku sampai take it for granted. Entah kenapa, yang terbayang dalam pikiran ketika mendengarkan “investasi leher ke atas” adalah membaca buku dan mengikuti live seminar.

Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, membaca buku menjadi semakin terasa menjemukan. Bukan karena tidak suka membaca, melainkan karena ilmu-ilmu yang tertulis di buku-buku terbitan terbaru terkesan hanyalah rangkuman dari buku-buku sebelumnya yang aku sudah begitu familiar. Sementara, mengikuti seminar atau workshop juga terkesan mahal.

Siapa sangka, berkembangnya teknologi menjadi berkah tersendiri yang memudahkanku untuk benar-benar investasi leher ke atas secara terjangkau dan bermakna. Berkembanglah kursus online yang bisa diakses dengan mudah, dan dijalani sesuai dengan learning pase masing-masing individu. Selain itu, kursus online tersebut juga memungkinkanku untuk belajar dengan fleksibilitas waktu.

Aku menyesal kenapa baru kali ini mengenal Udemy. Sebenarnya aku sudah agak lama mengetahui Udemy. Namun aku benar-benar mengenalnya akhir-akhir ini. Betapa ia menjadi provider ilmu up-to-date yang memungkinkanku untuk berinvestasi leher ke atas. Banyak topik kursus yang disediakan. Kursus-kursusnya dibawakan oleh orang-orang yang benar-benar berpengalaman di bidangnya. Ilmu-ilmunya benar-benar terasa bermanfaat dan apliaktif.

Aku tidak sedang mempromosikan platform kursus online ini. Namun, seriously, I couldn’t be happier knowing that this online course platform is just superb. Aku merasa ke depan aku akan jauh lebih produktif. Ada beberapa topik kursus yang akan aku ambil. Topik-topik kursus tersebut akan mendukung bisnisku tumbuh berkembang secara signifikan. Insya Alloh.

Aku baru tersadar, begini lah Bahasa inggrisku semestinya dipakai. Bukan hanya diajarkan kepada murid-muridku, melainkan juga aku gunakan untuk mengakses berbagai kursus demi pengembangan diri dan kompetensi.

Mengakses kursus di Udemy menyadarkanku betapa aku memiliki privilege dengan kemmapuan Bahasa inggris yang aku miliki. Satu hal yang selama ini aku take for granted.

Sepertinya aku akan spending cukup banyak untuk mengakses kursus di Udemy. Tidak masalah. Aku merasa what I spend is worth it. One day it will pay off, I believe.

Jumat, 19 Januari 2024

Bagaimana Cara Mewarnai Hidup

 

Hidup terasa penuh warna ketika ia adalah tentang berbagai cerita sarat makna yang datang silih berganti, bukan tentang sebuah cerita monoton yang selalu ada di kemarin,sekarang,dan di hari-hari selanjutnya...

Hidup terasa indah penuh makna ketika ia adalah tentang serangkaian perjuangan demi kebaikan diri dan sesama,bukan pemenuhan hasrat ego diri semata...

Atas nama kenyamanan, banyak yang berhenti mendaki dan bertahan di satu cerita lama, meski dia sadari sendiri rasa jenuhnya...

Atas nama kenyamanan, banyak yang berhenti menguji seberapa kuat ototnya,atau seberapa jauh jangkauan daya pikirnya, membiarkan diri terpasung oleh dogma lingkungan yang kadang tak menyehatkan...

Tapi, hidup adalah tentang pilihan.

Tak ada benar atau salah dalam memilih.

Yang ada adalah maukah menerima konsekuensi dari setiap pilihan.

Pun tak ada jawaban iya atau tidak karena setiap pilihan selalu ada konsekuensi yang harus diterima...

Mari jalani hidup dengan nikmati dan syukuri hari ini, maafkan kesalahan dan syukuri anugerah hidup di hari kemarin, berusaha dan berdoa demi esok yang lebih baik...

Percaya bahwa tak ada apapun yang tak mungkin mewujud nyata jika Tuhan membersamai kita dalam setiap usaha...

 

Kamis, 18 Januari 2024

Tentang Bersyukur

 

Seringkali kita mendengarkan nasihat untuk senantiasa bersyukur. Namun banyak orang yang tidak paham apa hakikat dari syukur dan bagaimana mempraktikkan sikap bersyukur.

Sebagian orang menilai bahwa syukur adalah tentang mengucapkan “alhamdulillah” atau “aku bersyukur”. Namun apakah sesederhana itu?

Sejatinya, level syukur itu ada dua.

Level pertama adalah tentang menyatunya pikiran dan perasaan bahwa diri kita adalah orang yang beruntung. Siapakah yang menyatukan pikiran dan perasaan bahwa kita adalah orang yang beruntung? Jawabannya adalah ya kita sendiri. Lantas apa manfaatnya? Manfaatnya adalah munculnya keyakinan bawah sadar bahwa kita adalah orang yang beruntung. Keyakinan bawah sadar bahwa kita adalah orang yang beruntung akan menarik berbagai keberuntungan lainnya yang nyata.

Syukur adalah kreativitas kita dan kesungguhan kita untuk mencari sisi positif yang ada pada situasi apa pun yang kita alami.

Kita mungkin berpikir bagaimana kita bersyukur sementara kesehatan kita sedang kurang baik. Namun bersyukurlah karena setidaknya kita masih memiliki nyawa, masih hidup, yang dengannya kita masih ada kesempatan untuk sehat. Dengan nyawa yang masih melekat di badan, kita masih punya kesempatan untuk berbuat kebaikan, mengumpulkan amal soleh sebagai bekal hidup di akhirat. Di luar sana, banyak orang yang meninggal dalam keadaan belum bertaubat.

Kita mungkin berpikir bagaimana kita bersyukur, sementara kita memiliki kesulitan ekonomi. Namun bersyukurlah, karena setidaknya kita memiliki kesehatan dan orang-orang terkasih yang hidup mendampingi kita. Di luar sana banyak orang yang bukan hanya memiliki kesulitan ekonomi, melainkan juga kesulitan untuk hidup secara layak karena berada dalam penindasan seperti yang dialami oleh warga Palestina.

Kita mungkin berpikir bagaimana kita bersyukur, sementara pada kenyataannya hidup kita penuh keterbatasan. Namun bersyukurlah, setidaknya kita masih memiliki kesempurnaan jasmani dan rohani yang dengannya kita masih memiliki kesempatan untuk merubah segala keterbatasan. Sudah terbukti, banyak orang yang mampu bangkit bergerak merubah nasib mereka, berbekal kesehatan fisik dan jiwa yang Alloh karuniakan.

Setiap terbersit pikiran untuk tidak bersyukur atau mengeluhkan suatu keadaan, bergegaslah untuk berpikir bahwa pasti ada sisi keberuntungan yang kita miliki yang membuat kita lebih layak untuk bersyukur.

Jadi, syukur adalah tentang mengarahkan pikiran dan perasan untuk meyakini bahwa kita beruntung. Supaya muncul rasa beruntung tersebut, bisa kita upayakan dengan membandingkan diri kita dengan orang-orang yang tidak seberuntung kita. Itu adalah level syukur yang pertama.

Level syukur yang kedua adalah mendayagunakan segala hal yang dimiliki untuk sebesar-besarnya kebaikan dan kemaslahatan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Syukur pada level ini bukan lagi soal olah rasa dan pikiran, melainkan tindakan nyata mendayagunakan segala potensi yang kita miliki.

Kita mengungkapkan sikap syukur atas kesehatan yang kita miliki dengan cara melakukan hal-hal positif seperti bekerja, beribadah dan belajar.

Kita mengungkapkan sikap syukur atas harta yang kita miliki dengan cara membelanjakannya di jalan yang Alloh ridhoi.

Kita mengungkapkan syukur atas kecerdasan yang kita miliki dengan cara menggunakan kecerdasan tersebut untuk berbuat kebaikan.

Kita mengungkapkan syukur kita atas segala potensi yang kita miliki dengan cara mengoptimalkan potensi tersebut untuk bisa berdampak kebaikan.

Itu semua adalah contoh manifestasi syukur the next level. Syukur bukan hanya soal olah rasa dan pikiran, melainkan olah perbuatan nyata yang berdampak kebaikan.

Dalam ajaran Islam, melalui sikap bersyukur Alloh akan melipatgandakan kenikmatan bagi manusia. Bahkan Napoleon Hill dalam bukunya yang berjudul Think and Grow Rich juga menyebutkan bahwa salah satu rahasia orang-orang sukses di dunia adalah bersyukur. Bersyukur akan menguatkan keyakinan akan kecukupan. Keyakinan tersebut akan menarik keberlimpahan.

Kurang lebih, seperti itulah makna dari bersyukur.

Minggu, 14 Januari 2024

Kerja Tuntas

 

PR yang ku miliki Sekarang adalah soal finishing. Ide begitu banyak. Nafsu sering kali berkata untuk mencoba semuanya. Namun badan dan otak hanya satu. Butuh focus.

Aku sempat belajar Bahasa spanyol dan Bahasa arab, namun tidak ada finishing. Progresku mentok di level dasar. Aku pernah mencoba terjun dalam dunia digital marketing. Namun progresku mentok sebelum aku memanen hasilnya. Aku pernah belajar videografi. Namun progresku mentok sebelum aku benar-benar lihai mengolah video menjadi tontonan yang sinematik dan layak untuk dijadikan konten marketing. Aku pernah membuat draft beberapa buku. Sebagian sudah mencapai lebih dari 50 persen. Namun progresku mentok, bahkan sebelum draft mentah benar-benar selesai. Ada beberapa kasus dimana finishingku payah. Namun semua itu harus dirubah, dan pasti akan aku rubah.

Sekarang aku menyadari the power of finishing. Setiap pekerjaan harus tuntas. Pekerjaan yang terbaik adalah yang tuntas. Soal hasil itu nomor sekian. Walau belum berhasil, ketuntasan itu sendiri memiliki nilai yang positif. Belajar Bahasa asing ku harus dituntaskan, hingga mencapai level kemampuan berkomunikasi secara aktif. Belajar digital marketingku harus benar-benar tuntas, hingga mencapai level menghasilkan. Personal brandingku harus tuntas, hingga aku benar-benar memiliki personal branding yang kuat. Usaha bisnis eksporku harus tuntas, hingga bisnisku bertumbuh, berkembang, dan berhasil hingga mencapai level autopilot. Asmaraku harus tuntas, hingga aku benar-benar memperoleh pasangan yang bisa menjadi partner hidup sejati. Itu semua harus tuntas. Namun aku menyadari bahwa masing-masing harus diwujudkan dengan kekuatan focus. Aku memang tidak harus melakukan satu demi satu di secara berurutan. Aku bisa melakukan beberapa sekaligus, namun di jadwal yang berbeda.

Aku siap untuk menjadi pribadi yang selalu tuntas dalam melangkah. I can always finish what I have begun.

Sabtu, 13 Januari 2024

Merubah Rencana

 

Pagi-pagi ngobrol melalui whatsapp dengan temen yang masih tinggal di Australia. Topiknya adalah seputar kebijakan terbaru pemerintah Australia tentang visa. Australia memang sudah lama menjadi negara primadona yang menjadi tujuan orang-orang dari berbagai negara untuk studi dan bekerja. Selain kualitas Pendidikan yang tinggi, yang menjadi daya Tarik para pelajar dari berbagai negara, Australia juga merupakan negara dengan kesempatan bekerja yang sangat besar, serta rate gaji yang tinggi.

Dari obrolan dengan temanku pagi tadi, aku jadi memutuskan satu hal yang penting dalam fase hidupku. Kemarin-kemarin, aku berencana untuk mengejar studi S3 ke Australia dengan beasiswa kampus atau beasiswa LPDP. Jika aku mendapatkan beasiswa kampus, maka targetku adalah mengambil graduate visa setelahnya. Lumayan, graduate visa untuk lulusan S3 memungkinkan kita untuk tinggal di Australia antara 2-6 tahun. Waktu yang cukup untuk mengumpulkan pundi-pundi dollar. Setelah itu, sedianya aku akan berusaha untuk mendapatkan permanent residence. Itu rencana kemarin.

Sekarang, orientasiku lain. Hal ini sebagai imbas dari kebijakan pemerintah Australia yang terbaru terkait visa. Per 2024 ini, graduate visa hanya bisa diberikan kepada para pelamar yang berusia maksimal 35 tahun. Persyaratan pengajuan permanent residence juga mulai diperketat. Hal tersebut bisa dimaklumi, karena pelamar permanent residence dari tahun ke tahun semakin membesar. Status sebagai the promising land yang dimiliki Australia telah menjadi magnet bagi banyak manusia dari berbagai negara. Mereka menjadikan Australia sebagai tempat yang tepat untuk merubah nasib mereka.

Dengan kebijakan terbaru ini, rencanaku untuk memiliki permanent residence Australia pupus lah sudah. Andai aku tetap mengambil studi doctoral, aku rasa juga kurang worth it. Belajar selama 4 tahun, dan setelahnya hanya kembali ke tempat menajar semula, menjadi guru SMA, tanpa ada peningkatan karir secara signifikan. Rasanya, kurang worth it. Yang worth it adalah, selesai studi S3, aku melanjutkan karir di Australia, dan setelahnya meraih status sebagai permanent resident. Namun itu sudah tidak bisa diwujudkan karena adanya kebijakan terbaru terkait visa tersebut.

Entah kenapa, aku merasa nothing to lose saja dengan kenyataan ini. Mungkin ini memang jalan dari Tuhan bahwa aku tidak pas untuk menjalani alur yang sudah aku rencanakan sebelumnya. Yang menarik bagiku sekarang ini justru adalah menekuni dunia ekspor. Ini yang sangat sangat worth it. Memang, perjalanan yang harus kuarungi untuk menjadi seorang eksportir sukses ini sangat sangat menantang. Ada fase proses belajar belajar yang cukup Panjang yang harus aku lalui. Ada banyak hal yang harus aku pelajari. Yang jelas, menekuni bidang ekspor ini akan memacu aku untuk mendayagunakan seluruh kemampuan yang aku miliki semaksimal-maksimalnya.

Mungkin aku akan merasa Lelah dalam perjalanannya, dan itu pasti. Namun aku tidak memiliki pilihan lain, karena ini hal terbaik yang harus aku tekuni.

Di bidang yang relative baru bagiku ini, aku harus rela belajar banyak hal. Aku harus belajar tentang membuat website. Aku harus belajar copywriting. Aku harus belajar tentang marketing, baik marketing digital maupun marketing konvensional. Aku harus belajar lagi tentang Teknik negosiasi. Aku harus mengasah kecerdasan emosional. Aku harus memperluas networking. Aku harus belajar dan mempraktikkan manajemen tim. Banyak hal yang harus aku lakukan.

Rencanaku untuk ambil studi doctoral di Australia sepertinya harus aku kubur. Aku harus realistis untuk menjalani rencana yang lebih indah. Semua hal yang terjadi dalam hidup pasti ada hikmahnya.

Jumat, 12 Januari 2024

Meniti Karir: Pekerjaan, Kejayaan Hidup: Kematian

 

Aku melihat jenjang karir atas pekerjaan itu seperti kejayaan hidup di dunia atas kematian. Karir, mau sebesar apa pun effort yang kita upayakan untuk meraihnya, pada ujungnya pasti akan berakhir, yaitu pada saat kita masuk masa pensiun. Saat itu, gemilangnya karir yang pernah diraih akan sudah kehilangan makna dan fungsinya. Saat pensiun, kita akan kembali menjadi bukan siapa-siapa.

Kejayaan hidup di dunia, mau sebesar apa pun effort kita untuk meraihnya, akan menjadi sia-sia saat kita sudah memasuki alam kematian. Harta benda yang kita tumpuk, jabatan kekuasaan yang kita raih, serta popularitas yang kita miliki, seketika akan hilang maknanya ketika kita mati.

Lantas, apa yang semestinya kita kejar?

Dalam konteks karir, orang mengejar karir pada umumnya karena ada niatan meningkatnya level kesejahteraan. Dengan karir yang naik, diharapkan kesejahteraan naik. Memang sih ada niatan lain seperti aktualisasi diri, kepuasan, dan obsesi tertentu. Namun keinginan untuk meningkatkan level kesejahteraan sepertinya menjadi factor yang dominan yang mempengaruhi seseorang mengejar meningkatnya karir.

Kesejahteraan berhubungan dengan sumber daya (uang dan harta benda). Nah, jika yang dikejar sejatinya adalah harta benda, kenapa musti mengejar karir? Kenapa tidak focus saja sedari awal pada mencari uang dan mengembangbiakkannya? Kenapa yang dikejar malah karir? Mengejar karir memang pada akhirnya berujung pada penghasilan (uang). Namun ada cara yang lebih relevan dan efektif untuk meraih kesejahteraan, yaitu dengan berbisnis atau berdagang.

Yang kedua, tentang mengejar kejayaan di dunia. Boleh lah kita mengejar kejayaan di dunia. Namun kita musti sadar bahwa aka nada titik kulminasinya. Akan ada titik berakhirnya kita menikmati kejayaan dunia. Lantas bagaimana supaya kejayaan dunia tersebut berlanjut setelah kita mengalami kematian? Caranya adalah dengan kita menginvestasikan sumber daya yang kita miliki selama hidup di dunia untuk kehidupan setelah kematian. Tentu ini hanya relevan bagi orang-orang yang meyakini adanya kehidupan setelah kematian.

Jika kita hanya focus pada hidup di dunia saja, maka kita rugi besar. Kita musti perhatikan kehidupan setelahnya.

Ini adalah hasil perenunganku pagi ini. Dengan ini, aku jadi tau orientasi hidup yang musti aku jalani.

Selasa, 09 Januari 2024

Menikmati Proses Belajar Digital Marketing

 

Di awal bulan Januari ini, aku merasa menjadi orang yang cukup produktif. Kini, aku memiliki aktivitas baru yang aku sesali kenapa baru kali ini aku lakukan. Aku mencoba mengikuti beberapa kursus berbayar. Fokusku ada pada digital marketing. Segala hal yang berhubungan dengan pemasaran secara digital.

Aku baru menyadari betapa belajar digital marketing adalah hal yang sangat worth it untuk dilakukan. Bukan semata ia bermanfaat untuk menjual produk, melainkan juga ia bermanfaat untuk banyak hal lainnya.

Sejatinya, setiap dari kita adalah penjual. Sekalipun kita bukanlah seorang pebisnis, kita adalah penjual. Seorang pekerja menjual keterampilan dan waktunya. Terlebih seorang pebisnis, tentu ia harus memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang supaya memiliki produk yang ditawarkannya.

Kenapa baru sekarang aku menekuni dan menikmati belajar serta praktik digital marketing? Alasannya adalah dulu aku begitu skeptis dengan hal-hal yang berhubungan dengan digital marketing. Alam bawah sadarku menyatakan bahwa digital marketing adalah dunia yang rumit. Butuh banyak effort untuk menguasainya. Namun itu dulu. Sekarang, aku paham betapa melalui proses berkesinambungan, belajar digital maekting adala hal yang mudah dan menyenangkan.

Aku berterimakasih pada Alloh SWT, betapa di jaman sekarang, semuanya dimudahkan. Aku tak perlu repot-repot mencari tempat kursus onsite. Cukup searching di google atau media social, bisa aku dapatkan tempat kursus yang menawarkan akses belajar secara daring. Secara fleksibilitas waktu, aku sangat menikmati model kursus daring semacam ini.

Kali ini aku sedang focus pada Google Ads. Setelah ini, aku akan mendalami lagi FB dan IG Ads. Untuk yang terakhir, meski aku pernah mempelajarinya sebelumnya, aku belum benar-benar memanen hasilnya. Sepertinya hal itu terjadi karena aku kurang focus. Maklum, resiko orang yang masih berstatus sebagai pekerja 9-to-5 adalah soal focus ketika ingin mendalami hal lainnya.

Aku jadi semakin menikmati proses belajar ini. Mungkin memang sudah waktunya aku menikmati mendalami proses belajar google ads ini. Ataukah memang karena cara penyampaian materi yang disajikan oleh platform belajar begitu memudahkan aku untuk memahaminya.

Ternyata tak begitu rumit untuk memahami framewok beriklan di google. Aku jadi semakin familiar dengan berbagai hal tentang beriklan di google. Istilah campaign, call to action, bids, leads, discovery ads, setting audience, keywords planning, dan sebagainya. Semakin asyik untuk diakrabi.

Aku berharap semua orang bisa merasakan belajar semenyenangkan ini. Agar semuanya sama-sama semakin bertumbuh. Dengan begitu hidup terasa makin berarti dan penuh optimisme.

 

Senin, 01 Januari 2024

Bagaimana Caranya Menyayangi Diri Sendiri?

 

Seberapa sayang sih kamu pada dirimu sendiri? Bagaimana caramu menyayangi dirimu sendiri?

Kenapa pertanyaan ini musti ditanyakan? Itu seperti pertanyaan retoris. Orang mungkin akan bilang bahwa semua manusia pasti sayang pada diri mereka sendiri. Tapi percayalah, coba ajukan pertanyaan tersebut pada orang-orang. Pasti ada banyak di antara mereka yang tak punya jawaban, atau bingung menjawabnya.

Sebagian orang mungkin akan mengaitkan rasa sayang terhadap diri sendiri dengan pemenuhan kebutuhan atau keinginan material. Sebagian mungkin akan mengaitkan antara sayang pada diri sendiri dengan memanjakan diri dengan segala yang diri butuhkan. Jawaban-jawaban tersebut boleh lah dikatakan mendekati benar. Namun menyayangi diri sendiri adalah lebih dari sekedar tentang pemenuhan hasrat atau memanjakan diri.  

Kamu tau ndak, bentuk sayang terhadap diri sendiri itu seperti apa?

Orang bole saja memiliki berbagai versi tentang menyayangi diri sendiri. Namun, secara umum, ada beberapa hal tentang bagaimana kita menyayangi diri sendiri. Bagi yang masih bingung tentang bagaimana menyayangi diri sendiri, ini boleh jadi referensi.

Berikut adalah cara yang bisa kita praktikkan untuk menyayangi diri sendiri.

Caranya adalah ….

Pertama, …….

.

.

Apa ya…?

.

.

.

Wait…

.

.

Aku ta mikir dulu…

.

.

.

.

.

.

Emm…..

.

.

.

.

.

Bingung juga

So sad