Jumat, 24 Maret 2023

Menjadi Seorang Martir

 

Sudah sekian tahun aku menjadi guru, Aku tak pernah kepo tentang urusan manajemen keuangan sekolah. aku selalu percaya bahwa semua baik-baik saja. Aku percaya bahwa pengelolaan keuangan sekolah baik-baik saja. Aku meyakini bahwa mereka yang mengelola keuangan memiliki integritas. Sepertinya pemikiran seperti itu juga dimiliki oleh para guru lain. Mereka juga mungkin sama-sama meyakini bahwa pengelolaan keuangan sekolah dijalankan dengan penuh akuntabilitas dan kredibilitas.

Namun itu lah jeleknya kepercayaan. Ketika semua orang percaya dan tidak berpikir dan bertindak kritis, maka peluang-peluang oknum untuk melakukan penyalahgunaan wewenang cenderung muncul. Jangankan orang yang tipis imannya. Orang yang paham tentang agama pun, ketika disuguhkan oleh peluang untuk berbuat curang bisa saja tergoda. oleh karena itu, dalam suatu organisasi, penting sekali adanya orang yang kritis terhadap berbagai hal. Kritis menyuarakan pentingnya transparansi. Orang kritis semacam itu mungkin akan dibenci oleh orang tertentu, yang merasa kepentingannya terusik. Namun itu adalah sebuah sunatulloh yang harus terjadi untuk terjaminnya kesehatan iklim suatu organisasi.

Kali ini, aku merasa tidak boleh tinggal diam. Terlalu nyata dan jelas terlihat, betapa uang Bantuan Operasional Sekolah yang begitu besar ternyata sebagian tidak digunakan secara semestinya. Malah ada dugaan disalahgunakan oleh oknum. Sempat aku lihat RKAS, ada begitu banyak program yang tak direalisasikan, namun dilaporkan terealisir. Pelakunya adalah orang yang aku sama sekali tidak menyangka sebelumnya bakal melakukan itu.

Kepala sekolah nampak diam dengan fakta itu. Mungkin tidak paham. Atau mungkin paham, namun tidak berkeinginan untuk menindaknya. Mana pun kemungkinan yang ada, kepsek tetap salah membiarkan hal tersebut tanpa diberi tindakan yang proporsional.

Hingga akhirnya aku putuskan untuk menyarakannya di publik, grup whatsapp sekolah. Sama sekali tidak bermaksud mempermalukan orang atau membuat keruh suasana, namun aku berharap isu ini menjadi atensi semua orang. Aku tidak ingin seolah ini menjadi urusanku sendiri. Sementara ini nyatanya adalah urusan public sekolah. aku sama sekali tidak memiliki kepentingan pribadi atas apa yang aku lakukan. Aku hanya ingin di sekolah tempat ku mengajar ada transparansi. Aku hanya ingin bahwa anggaran yang dikucurkan pemerintah yang memang ditujukan untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah benar-benar dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan sekolah, terutaman kemaslahatan peserta didik. Itu saja.

Benar saja, aku menjadi martir. Banyak yang membenciku, namun lebih banyak yang mendukungku. Banyak yang sebenarnya satu pemikiran dan satu kehendak denganku. Hanya saja mereka tidak memiliki keberanian seperti aku untuk mengungkap kasus tersebut. Aku benar-benar merasa berani dan nothing to lose. Targetku satu, ada efek jera pada oknum, sekaligus memberikan pelajaran kepada pengelola keuangan agar kedepannya amanah dan menunjukkan integritas.

Kadang aku berpikir, jangan-jangan kasus penyalahgunaan wewenang pengelolaan keuangan juga terjadi di banyak sekolah lain. Aku pernah mendengar cerita serupa dari berbagai sekolah. namun aku belum berani untuk menyimpulkan bahwa sebagian besar sekolah terjadi penyalahgunaan wewenan pengelolaan keuangan. Hal itu perlu survey riil. Meski debimikian, aku memiliki hipotesis bahwa sebagian besar pengelolaan dana di sekolah dilaksanakan secara improper dan tidak transparan. Pantas saja ada sebuah video yang cukup viral di media sosial yang mengungkapkan bahwa korupsi di dunia pendidikan di Indonesia itu sangat memprihatinkan. Susah diungkap, memang, karena skalanya kecil namun cukup masif.

Jika begini, bullshit sekali pendidikan karakter dilaksanakan di sekolah, ketika orang-orang yang mengajarkan pendidikan karakter menunjukkan perilaku korup seperti itu. Bagaimana bisa sekolah meyakinkan generasi Indonesia untuk memiliki perilaku anti korupsi ketika mereka sendiri adalah praktisi korupsi dan ketidakjujuran.

Sungguh miris aku membayangkannya.

Aku akan memastikan bahwa kasus ini harus ada konklusi yang adil. Para pelaku korup menjadi jera. Sementara semua orang menjadi waspada untuk berperilaku amanah dan penuh integritas. Manajemen keuangan menjadi transparan. Dan pelayanan pendidikan terhadap para peserta didik menjadi optimal.

Itu saja niatku.

Bismillah