Rabu, 27 Januari 2016

5 Reasons Why Reading Habits Are Important

reading-habits


Reading is one of the most fundamental skills a child needs to learn to succeed in life. Developing good reading habits is vital to your child’s future not just academically, but in everyday life as well. What can good reading habits do for your child’s development? Here are five reasons you should develop reading habits young, and why they are so important.

Reading develops vocabulary:
The more your child reads, the more new words will find their way into his vocabulary. Reading allows for exposure to words and phrases that you might not use as part of normal speech. “When you read aloud to your child, you are not only helping to prepare her to learn to read, you are also exposing her to rich language she otherwise might not hear,” states Susan Canizares, Ph.D, a specialist in language and literacy development.

Reading increases attention span:
Encouraging good reading habits from an early age develops your child’s attention span and allows them to focus better and for longer periods of time. Reading combats the epidemic of poor attention span in today’s children.

Good reading habits prepare children for school:
Children who spend a lot of time reading prior to attending school will have an easier time adapting to the reading-focused learning environment in their future classrooms.

Developing reading habits early leads to a lifelong love of books:
Children who start reading regularly from an early age are more likely to enjoy reading later in life. This will serve them well throughout their education and beyond.

Reading encourages a thirst for knowledge:
Children with good reading habits learn more about the world around them, and develop an interest in other cultures. Reading leads to asking questions, and seeking answers, which means children learn more every day.
You can teach your child good reading habits and motivate them to read by:
  • Reading to them from a young age, as early as possible
  • Modeling good reading habits by taking the time to read yourself
  • Encouraging conversations about content of what your child has been reading.
Encouraging good reading habits and modeling them as well sets up a parent as a role model for the love of reading. Susan B. Neuman, Ph.D, director of the Center for the Improvement of Early Reading Achievement at the University of Michigan, says teaching motivation is key. “Children develop motivation to read by being read to often, learning firsthand the pleasures that reading can bring.”

adopted from http://www.etllearning.com/th/resources/5-reasons-why-reading-habits-are-important/

Selasa, 19 Januari 2016

Program Pertukaran Guru Jawa Tengah (Indonesia)-Queensland (Australia)

2015 adalah tahun yang terasa amat istimewa bagi saya.
betapa tidak, saya lolos dalam seleksi dua program pengembangan diri ke luar negeri.
Program pertama adalah program Central Java-Queensland Teacher Exchange2015 yang berlangsung selama satu bulan. Program yang kedua adalah Program Teacher Training yang disponsori oleh Pemerintah Jepang.

Pada tulisan ini, saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman mengikuti program pertukaran guru ke Australia tersebut. Butuh waktu dua tahun untuk menanti dan mempersiapkan segala hal yang diperlukan hingga saya, dengan kuasa Alloh, berkesempatan mengikuti program pertukaran guru ke Queensland tesebut.

Di balik setiap pencapaian besar, biasanya selalu ada fase pahit yang harus dilalui. Namun seringkali fase tersebut kurang ampak di permukaan atau jarang diketahui publik. Pada tahun 2013 saya endapatkan informasi dari kepala sekolah dimana saya mengajar, bahwa ada seleksi program pertukaran guru ke Australia bagi guru-guru sekolah enengah atas (SMA ) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Program tersebut mensyaratkan peserta seleksi untuk memiliki berbagai  dokumen, seperti surat keterangan keaktifan mengajar yang ditandatangani oleh kepala sekolah, transkrip hasil test TOEFL dengan standar minimal ITP, surat keterangan (SK) kepegawaian, Biodata, formulir terisi, piagam penghargaan atau sertifikat keikutsertaan dalam berbagai program pengembangan diri dan berbagai dokumen lainnya.

Pada hari pengumpulan berkas saya bergegas menuju kantor dinas pendidikan daerah untuk menyerahkan berkas guna disampaikan kepada panitia seleksi di kantor dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi. Betapa terkejutnya saya ketika mendapati informasi bahwa berkas saya tidak bisa diserahkan ke Provinsi, karena quota satu peserta per kabupaten/kota yang ditetapkan oleh panitia seleksi telah diambil oleh guru lain. Ternyata ada miskoordinasi dari pihak dinas pendidikan kabupaten.Akhirnya, berkas saya tidak bisa dikiimkan ke provinsi dan tentunya saya tidak bisa mengikuti proses seleksi program tersebut.

Cukup terpukul rasanya, mengingat upaya yang telah saya lakukan untuk mempersiapkan seleksi sudah begitu luar biasa `painstaking`, istihal bahasa inggrisnya. Namun saya yakin bahwa itu adalah tanda bahwa saya sudah berada pada track yang tepat. artinya, hanya maslah waktu bahwa saya akan mendapatkan kesempatan untuk lolos mengikuti program tersebut. firasat saya berkata sedemikian positifnya terhadap keadaan dan Tuhan.

Satu tahun berselang, saya mencoba menguhubungi pihak provinsi secara langsung terkait seleksi program pertugkaran guru tersebut. Namun, saat itu, nasib baik masih maih belum menghampiri saya, karena seleksi program tersebut di tahun 2014 mensyaratkan bahswa peserta adalah guru yang mengampu mata pelajaran eksak/sains.

Hati masih mantap berharap pada kesempatan yang mungki muncul di tahun berikutnya. 2015 adalah jawabannya. saya menghubungi sendiri pihak provinsi untuk menanyakan ada tidaknya proses seleksi program pertukaran guru tesebut. Begitu terkejutnya saya ketika mendpatkan jawabn dari pihak provinsi bahwa tepat hari berikutnya adalah batas akhir pengumpulan berkas persyartatan peserta seleksi untuk harus sudah sampai di provinsi.

Segera setelah selesai menghubungi pihak provinsi, saya langsung mengambil semua berkas persyaratan di laci meja kantor yang memang sudah saya persiapkan sejak lama, dan bergegas menuju kantor dinas pendidikan.

Begitu sampai di kantor dindikbud, saya mengkonfirmasi kepada salah satu pegawai apakah surat edaran terkait seleksi program pertukarn guru ke Australia sudah sampai di kantor dindikbud. Ternyata jawabannya adalah ``belum``. saya sempat curiga jangan-jangan ada kealpaan dari pihak dinas. Barangkali surat sudah lama dikirimkan oleh panitia namun pihak dinas belum mengecek keberadaan surat tersebut。Ternyata benar bahwa surat sudah dikirimkan oleh pihak panitia namun tiba di kantor bagian program. Kurang adanya koordinasi antar pegawai menjadikan surat tersebut tidak diketahui pihak dinas pendidikan.

Sesaat setelah mendapatkan surat tersebut, saya langsung meminta ke pihak dinas untuk menunjuk saya sebagai delegasi dari kabupaten dan meminta mereka untuk langsung membuatkan surat tugas mengikuti proses seleksi. Setelah selesai surat tersebut dibuat, saya langsung bergegas menuju kantor dinas pendidikan provinsi untuk menyerahkan berkas persyaratan.

Saya menanggung sendiri semua biaya akomodasi menuju kantor dinas pendidikan provinsi yang jaraknya cukup jauh, 160km dari tempat tinggal saya. Namun semua hal tersebut terasa ringan karena perasaan lega telah mampu mendaftakan diri mengikuti proses seleksi.




Persiapan menjelang wawancara

Bagai menyambut perang besar, saya memanfaatkan waktu satu minggu sebelum hari wawancara untuk mematangkan persiapan wawancara. Ada beberapa hal yang saya persiapkan yaitu kemampuan menjawab pertanyaan dalam wawancara beserta trik dan tips nya, how to be well-groomed dalam wawancara, dan menata mental saya supaya optimis untuk lolos dalam seleksi wawancara. 

Mengenai tips dan trik menjawab pertanyaan dalam wawancara, saya sudahmempraktikkannya jauh-jauh hari sebelumnya, karena saya memang sudah lama meyaini bahwa mempelajari trik wawancara akan selamanya berguna bagi saya di kemudian hari. Banyak sumber yang bisa dijadikan rujukandan sebagian besar bisa didapatkan melalui media internet. Practice makes perfect. Tentunya semua teori tentang wawancara harus dipraktikkan sesering mungkin agar semakin sempurna.

Hal-hal detil seperti pemilihan jenis, model dan warna pakaian juga saya perhatikan. Pada kenyataannya, ada pakaian khusus yang dirasa elegan untuk dipakai delam menghadapi wawancara tetentu.

Saya meyakini kebenaran adanya hukum ketertarikan (low of attraction), bahwa apapun yang kita pikirkan/fokuskan dalam pikiran baik itu hal baik maupun buruk, pada satnya akan tiba dan menjelma nyata dalam kehidupan kita. Saya melakukan visualisasi bahwa saya benar-benar berangkat ke Audstralia untuk mengikuti program pertukaran guru tersebut. Sebenarnya prinsip tentang huku ketertarikan ini ada dalam kitab suci, khususnya Al-Quran.  Selain itu, psikologi modern juga cukup banyak yang secara komprehensif  mengulas tentang prinsip ini, seperti buku yang berjudu; The Secret yang  ditulis oleh Rhonda Byrne.






Due date Tes Wawancara

Seleksi program tersebut dilaksanakan satu minggu setelah deadline pengumpulan berkas, dan dilaksanakan di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi. Seleksi program tersebut berupa tes tertulis dan tes wawancara, dimana masing-masing memiliki prosentase nilai tersendiri. Tes wawancara memiliki prosentasi nilai sebesar 80%, sementara sisanya 20% adalah prosentase tes tertulis.

Saya belum pernah merasakan optimisme yang luar biasa sebelumnya, sebagaimana yang saya rasakan pada saat itu. Optimisme saya untuk lolos begitu besar karena adanya beberapa faktor. Yang petama adalah persiapan yang dirasa sangat cukup unutk menghadapi seleksi. Doa yang sudah berkali-kali saya panjatkan kepada Alloh untuk diloloskan dalam seleksi program tersebut. Ketiga, saya mengajukan permintaan secara khusus kepada Ibu saya untuk didoakan agar saya lolos seleksi program pertukaran guru tersebut, di waktu yang saya tentukan, dengan cara yang saya jelaskan kepada Beliau.

Pada seleksi wawncara, ada 4 pos wawancara dengan materi yang berbeda-beda. Pos-pos tersebut yaitu pos kebudayaan, psikologi dan kepemimpinan, pedagogik, dan kompetensi berbahasa inggris. Meski ada pos kompetensi berbahasa inggris, namun proses wawancara di semua pos dilakukan dalam bahasa inggris.

Dua minggu berselang setelah wawancara, pihak panitia seleksi mengirim email berisi keputusan hasil seleksi, dan saya dinyatakan lolos untuk mengikuti program pertukaran Guru ke Queensland, Australia.

Jika Alloh menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah. Tak ada hal yang sulit bagiNya untuk menghinakan atau memuliakan, memberhasilkan atau menggagalkan hambaNya. Yang jelas, tugas manusia bukanlah memberhasilkan diri, melainkan berusaha/berikhtiar dan berdoa semaksimal mungkin. Sedangkan keberhasilan adalah domain Tuhan, Alloh.














Sabtu, 09 Januari 2016

Belajar Membesarkan Miliader dari Ayah Bill Gates



Mungkin banyak orang bertanya-tanya, sebenarnya seperti apa Bill Gates kecil sebelum dirinya mendirikan Microsoft, filantropi atau yayasan amal dan menjadi miliarder seperti saat ini.

Ternyata, kesuksesan Gates tidak lepas dari peran kedua orang tuanya. Berikut kutipan wawancara dengan Ayah Bill Gates, William H Gates melansir Forbes,Minggu (10/1/2016).

Seperti apa Bill ketika masih kecil?

Hampir setiap jenis buku menarik baginya, dari ensiklopedi hingga fiksi ilmiah. Saya sangat senang anak saya gemar membaca, tapi dia terlalu banyak membaca sampai akhirnya saya dan istri saya membuat aturan tidak ada buku di meja makan.

Apakah Bill pernah bercerita tentang hal yang ingin dilakukan saat dewasa?

Sebagai bagian dari tugas sekolah, saat kelas 5 SD Bill harus mengisi formulir tentang apa yang ingin dilakukan ketika dewasa. Bentuknya termasuk daftar pekerjaan seperti dokter, pemadam kebakaran, dan lain-lain dengan mencentang kotak di sebelahnya. Setiap siswa diharapkan memilih salah satu dari daftar yang ada. Meskipun Bill memberi tanda ceklis di samping astronot, dia juga mengisi kolom tambahan dan menulis 'ilmuwan'. Tumbuh dewasa, dia sangat ingin tahu bagaimana dunia bekerja dan dia memiliki ide-ide yang bijaksana mengenai bisnis, hidup, hubungan internasional dan masa depan. Pada saat itu, sulit bagi saya untuk mempercayai ada anak yang sering beradu pendapat di meja makan menjadi bos saya. Tapi di sinilah kita berada.

Kapan dia mulai tertarik pada komputer?

Sangat dini. Kesempatan datang di sekolahnya ketika Ibunya mengumpulkan uang untuk membayar perangkat komputer yang terhubung dengan telepon. Tujuannya perangkat itu akan digunakan guru, tapi mereka membuat beberapa kesalahan dan timbul rasa takut. Bill adalah salah satu dari sekelompok murid matematika yang diundang untuk menggunakan sistem dan mempelajari bagaimana sistem bekerja. Sekira usia 13 tahun dia mulai terpikat.

Apa Bill Bekerja sebelum kuliah ?

Ketika SMA, Bill menggunakan waktu istirahatnya untuk melakukan pemograman pada pembangkit listrik di North Bonneville. Bill dan saya berbicara dengan kepala sekolah SMA-nya dan kami setuju pekerjaan adalah cara praktis untuk menerapkan keterampilan dan kepentingan. Saya ingat Bill mengatakan dia dan Paul Allen akan bekerja keras pada sistem manajemen jaringan listrik.(rai)





Source: http://www.huntnews.id/p/detail/f29e1900d5853b2b90fff2cd219b01df?uc_param_str=dnfrpfbivesscpgimibtbmntnisieijblauputoggdnw&channel=headlines&pos=14523838778790&ch=card&ch1=list