Jumat, 16 Agustus 2013

Ngaruh gak sih bahasa inggris buat hidup gue??





 

AMBAK, yang merupakan kependekan dari “Apa Manfaatnya BagiKu” barangkali masih menjadi istilah yang kurang familiar bagi sebagian guru, kecuali bagi mereka yang pernah membaca buku quantum learning. padahal, itu merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. 
 
AMBAK merupakan sebuah prinsip bahwa apabila seorang pembelajar tidak memahami dengan pasti apa manfaat dari hal yang ia harus pelajari, maka sesungguhnya tidak ada upaya belajar yang dilakukan secara sadar, penuh kesungguhan dan atas dasar sukarela pada diri si pembelajar tersebut. Dalam pengamatan saya, guru kebanyakan lebih sering terorientasi pada “how to make students understand the subject well” ketimbang “how to drive students learn well”. 
 
Saya masih ingat ketika pertama kali saya tertarik untuk belajar agar bisa lancar berbahasa inggris. Waktu itu saya masih kelas 6 Sekolah Dasar. Ketertarikan saya terhadap bahasa inggris bermula ketika saya melihat sebuah sinetron dimana seorang aktor didalamnya menggunakan bahasa inggris secara fasih. Padahal itu adalah sinetron indonesia. Saya pikir, "akan sangat keren sekali jika saya bisa melakuan hal serupa, yaitu berbahasa inggris dengan lancar". Inilah awal mula saya termotivasi untuk mempelajari bahasa inggris.

Sejak saat itu, saya mulai tekun mepelajari bahasa inggris, meski dengan cara yang sangat tradisional, seperti menghapalkan kosakata yang terdapat dalam kamus, membaca buku LKS bahasa inggris milik kakak yang sudah belajar di SMP, dan melakukan berbagai upaya trial and error untuk menguasai bahasa inggris. Prinsip saya, i have to be able to speak english whatever it takes. Waktu itu belum ada pelajaran bahasa inggris bagi siswa sekolah dasar. Saya juga belum mengenal istilah kursus privat bahasa inggris, karena memang tidak ada kursus bahasa inggris di daerah pedesaan dimana saya tinggal. Namun, meski terbentur oleh berbagai keterbatasan faktor pendukung, saya masih giat belajar bahasa inggris.

Ketika saya memasuki level pendidikan sekolah menengah pertama, bahasa inggris adalah pelajaran yang sangat saya suka. Namun tidak demikian dengan teman-teman saya yang masih menganggap bahwa bahasa inggris itu sangat susah untuk dipelajari. Disini ada perbedaan jelas dalam hal motivasi antara saya dan teman-teman saya. Perbedaan level motivasi belajar bahasa inggris jelas lah berbuntut pada perbedaan hasil belajar. 
 
Pertanyaannya, dengan melihat perbedaan hasil belajar bahasa inggris yang kami miliki, apakah itu berarti bahwa sang guru bahasa inggris telah salah dalam mengajarkan materi bahasa inggris? Jawabannya adalah tidak sama sekali. Guru kami mengajarkan materi bahasa inggris dengan sangat baik. Hanya saja, ada satu hal yang guru tersebut seharusnya telah lakukan, yaitu menumbuhkan motivasi belajar bahasa inggris dalam diri siswa.

Memotivasi itu adalah sebuah seni. Sepenggal adegan dalam sinetron dimana seorang aktor berkomunikasi dalam bahasa inggris memang telah menjadi pelecut semangat saya untuk mendalami bahasa inggris. Namun, belum tentu hal tersebut berlaku secara efektif untuk mencuatkan motivasi belajar bahasa inggris pada diri orang lain. Boleh jadi, motivasi belajar mereka bisa membuncah melalui cara lain. Ada berbagai cara untuk menumbuhkan motovasi belajar bahasa inggris. Nah, ini yang musti dilakukan oleh guru, yaitu menemukan cara tersebut.

Sangat penting bagi guru untuk menstimulasi siswa agar menemukan alasan pribadi mengapa mereka perlu belajar bahasa inggris. Yang jelas, ketika siswa telah benar-benar memahami manfaat yang bakal mereka dapatkan dari mempelajari bahasa inggris bagi pribadi mereka, maka mereka akan secara aktif dan sukarela menencari jalan untuk bisa berbahasa inggris, tanpa harus disuruh terlebih dahulu. Dalam kondisi penuh motivasi seperti itu, maka akan sangat mudah bagi guru untuk menggunakan metode apapun untuk membuat siswa memahami materi bahasa inggris dan mempraktikannya.