AMBAK,
yang merupakan kependekan dari “Apa Manfaatnya BagiKu”
barangkali masih menjadi istilah yang kurang familiar bagi sebagian
guru, kecuali bagi mereka yang pernah membaca buku quantum
learning.
padahal, itu merupakan hal yang sangat penting dalam dunia
pendidikan.
AMBAK
merupakan sebuah prinsip bahwa apabila seorang pembelajar tidak
memahami
dengan
pasti apa manfaat dari hal yang ia harus pelajari, maka sesungguhnya
tidak ada upaya belajar yang dilakukan secara sadar, penuh
kesungguhan dan atas dasar sukarela pada diri si pembelajar tersebut.
Dalam pengamatan
saya, guru
kebanyakan
lebih
sering terorientasi pada “how to make students understand the
subject well” ketimbang “how to drive students learn well”.
Saya
masih ingat ketika pertama kali saya tertarik untuk belajar agar
bisa lancar berbahasa
inggris. Waktu itu saya masih kelas 6 Sekolah Dasar. Ketertarikan
saya terhadap bahasa inggris bermula ketika saya melihat sebuah
sinetron dimana seorang aktor didalamnya menggunakan bahasa inggris
secara fasih. Padahal itu adalah sinetron indonesia. Saya pikir, "akan
sangat keren sekali jika saya bisa melakuan hal serupa, yaitu
berbahasa inggris dengan lancar". Inilah awal mula saya termotivasi untuk mempelajari bahasa inggris.
Sejak
saat itu, saya mulai tekun mepelajari bahasa inggris, meski dengan
cara yang sangat tradisional,
seperti menghapalkan kosakata yang terdapat dalam kamus, membaca buku
LKS bahasa inggris milik kakak yang sudah belajar di SMP, dan
melakukan berbagai upaya trial
and error
untuk menguasai bahasa inggris. Prinsip saya, i
have to be able to speak english whatever it takes.
Waktu itu belum ada pelajaran bahasa inggris bagi siswa sekolah
dasar. Saya juga belum mengenal istilah kursus privat bahasa inggris,
karena memang tidak ada kursus bahasa inggris di daerah pedesaan
dimana saya tinggal. Namun, meski terbentur oleh berbagai
keterbatasan faktor pendukung, saya masih giat belajar bahasa
inggris.
Ketika
saya memasuki level pendidikan sekolah menengah pertama, bahasa
inggris adalah pelajaran yang sangat saya suka. Namun tidak demikian
dengan teman-teman saya yang masih menganggap bahwa bahasa inggris
itu sangat susah untuk dipelajari. Disini ada perbedaan jelas dalam
hal motivasi antara saya dan teman-teman saya. Perbedaan level
motivasi belajar bahasa inggris jelas lah berbuntut pada perbedaan
hasil belajar.
Pertanyaannya,
dengan melihat perbedaan hasil belajar bahasa inggris yang kami
miliki, apakah itu berarti bahwa sang guru bahasa inggris telah salah
dalam mengajarkan materi bahasa inggris? Jawabannya adalah tidak sama
sekali. Guru kami mengajarkan materi bahasa inggris dengan sangat
baik. Hanya saja, ada satu hal yang guru tersebut seharusnya telah
lakukan, yaitu menumbuhkan motivasi belajar bahasa inggris dalam diri
siswa.
Memotivasi
itu adalah sebuah seni. Sepenggal adegan dalam sinetron dimana
seorang aktor berkomunikasi dalam bahasa inggris memang telah menjadi
pelecut semangat saya untuk mendalami bahasa inggris. Namun, belum
tentu hal tersebut berlaku secara efektif untuk mencuatkan motivasi
belajar bahasa inggris pada diri orang lain. Boleh jadi, motivasi
belajar mereka bisa membuncah melalui cara lain. Ada berbagai cara
untuk menumbuhkan motovasi belajar bahasa inggris. Nah, ini yang
musti dilakukan oleh guru, yaitu menemukan cara tersebut.
Sangat penting bagi guru untuk menstimulasi siswa agar menemukan alasan pribadi mengapa mereka perlu belajar bahasa inggris. Yang
jelas, ketika siswa telah benar-benar memahami manfaat yang
bakal mereka dapatkan dari mempelajari bahasa inggris bagi pribadi mereka, maka mereka akan
secara aktif dan sukarela menencari jalan untuk bisa berbahasa
inggris, tanpa harus disuruh terlebih dahulu. Dalam kondisi penuh
motivasi seperti itu, maka akan sangat mudah bagi guru untuk
menggunakan metode apapun untuk membuat siswa memahami materi bahasa
inggris dan mempraktikannya.