Rabu, 29 September 2021

Mengapa lingkungan pergaulan yang bagus itu sangat penting?

 


 

Aku pernah membaca sebuah buku yang menyatakan bahwa ada dua hal yang dapat merubah hidup kita di lima tahun yang akan datang. Dua hal tersebut adalah buku apa yang kita baca dan dengan siapa kita bergaul. Sejak saat itu aku berusaha untuk membaca buku-buku inspiratif. Hanya saja, aku merasa bahwa aku belum bisa dengan sukses mengembangkan skup lingkungan pergaulanku. Artinya, pergaulanku ya masih dengan kalangan itu-itu saja.

Pernah beberapa kali aku mencoba untuk bergaul dengan orang-orang hebat, sukses dan inspiratif. Namun rasanya seperti sulit untuk menciptakan intimacy, psychological bound, dan kesetaraan saat bergaul dengan mereka. Mungkin ini juga hal yang dialami oleh banyak orang. Mencoba bergaul dengan orang-orang hebat itu penuh dengan rasa canggung, rasa tidak setara, dan cenderung muncul inferioritas. Pernah suatu ketika aku mendapatkan teman baru, seorang pengusaha sukses yangs udah terbiasa dengan topic pembicaraan tentang income milyaran rupiah. Dalam suatu obrolan dengan orang tersebut, dia menanyakan berapa asset yang ku miliki. Berapa income bulanan yang aku dapatkan. Pikiranku sempat berprasangka bahwa dia meledek. Namun seketika aku berpikir jernih bahwa pertanyaan semacam itu tentu sudah sangat lumrah dilontarkan oleh orang seperti dia, karena memang itu adalah hal biasa bagi dia. Aku yang merasa tidak relate dengan topic pembicaraan tersebut merasa inferior sekali. Seketika muncul jarak psikologis antara aku dan dia. Perasaan tidak setara, tak level, tak se-kasta jelas otomatis muncul. Aku mencoba meraba-raba, apa yang bisa aku tawarkan ke dia agar aku bisa berposisi setara dengan dia, hingga dia bisa menerimaku dalam lingkungan pergaulannya. Sudah menjadi hal lumrah bahwa hubungan pergaulan yang langgeng cenderung penuh dengan kesetaraan. Di situ ada give and take yang seimbang.

Beberapa orang mendapatkan privilege untuk berada di lingkungan orang-orang hebat. Ada yang karena mereka berasal dari keluarga atau kerabat yang hebat. Ada juga yang seperti mendapatkan keajaiban bisa berada di lingkungan orang-orang hebat meski mereka berasal dari keluarga biasa saja. Setiap pemain olahraga, pebisnis, dan orang-orang hebat lainnya biasanya dekat dengan orang-orang yang hebat. Lantas bagi orang-orang biasa yang tidak memiliki prestasi apa-apa ingin bergaul dekat dengan orang-orang hebat tersebut, apa yang bisa mereka tawarkan coba, agar bisa diterima untuk jadi teman pergaulan yang dekat? Setidaknya hal itu yang membuat mereka canggung untuk mendekat dengan orang-orang hebat.

Selanjutnya, sejauh mana buku berpengaruh terhadap perubahan hidup seseorang? Aku sendiri menjadi saksi bahwa buku banyak memberikan pengaruh dalam banyak hal dalam hidupku. Setidaknya, ilmu-ilmu yang kudapatkan dari buku merubahku dalam hal berkomunikasi. Public speaking, komunikasi verbal yang efektif dan elegan, serta keberanian untuk mengungkapkan pesan serta pemikiran secara verbal pernah jadi kelemahanku, hingga akhirnya aku mendapatkan dan mempraktikkan ilmu komunikasi dari berbagai literature. Buku juga memperbanyak wawasan. Mengayakan pikiran. Namun, apakah buku serta-merta bisa merubah hidup seseorang dalam hal-hal besar dan lebih prinsip? Mungkin iya bagi sebagian orang. Namun tidak semudah itu bagi sebagian orang lainnya.

Lantas bagaimana caranya orang bisa merubah kehidupannya menjadi jauh lebih baik, ketika buku tidak bisa memberikan pengaruh, sementara untuk masuk kedalam lingkungan pergaulan dengan rang-orang hebat mereka merasa canggung? “Beranikan saja masuk dalam lingkungan pergaulan mereka!” Mungkin ada yang berkata demikian. Namun tidak mudah untuk dilakukan, ketika kita merasa tidak memiliki posisi tawar yang membuat kita setara dalam lingkungan pergaulan yang kita masuki.

Sebagian orang melakukan caa-cara anti-mainstream untuk bisa masuk ke dalam pergaulan orang-orang hebat. Donald Trump, misalnya, memaksakan diri untuk jadi pelayan hanya agar bisa masuk ke dalam ruang konvensi yang berisi rang-orang hebat. Seorang pemuda penuh prestasi bernama Julio Ekspor berusaha dekat dengan bos Sriwijaya Air dengan cara setiap akhir pecan mengirimkan makanan langsung ke kantor pemilik Sriwijaya Air tesebut. Bukan hanya mengirimkan makanan, dia juga menuliskan surat berisi kata-kata yang dia harap bisa menjadi jembatan kedekatannya dengan bos tersebut. Contoh lain yang menarik adalah kisah Sandiaga Uno yang berusaha dekat dengan pemilik Astra. Namun dia memiliki privilege berupa kedekatannya dengan anak dari pemilik Astra tersebut, saat mereka kuliah di Amerika.

Mengapa berada di lingkaran orang-orang hebat itu dirasa perlu oleh mereka? Lingkungan itu mempengaruhi mindset. Berada di lingkungan orang-orang hebat membuat orang terinspirasi untuk menjadi se-hebat mereka. Otak akan secara otomatis terpancing untuk berpikir kritis, “mereka bisa se-hebat itu, masa aku tidak bisa. Aku harus bisa”. Kurang lebih, seperti itu dialog batin yang muncul dalam diri saat berada pada lingkungan orang-orang hebat.

Lantas, bagaimana titik start nya, untuk bisa berada pada lingkungan orang-hebat?

Kita bisa memiliki lingkungan pergaulan dengan orang hebat melalui follow akun orang-orang hebat. Subscribe channel youtube, follow akun instagram, atau social medianya orang-orang hebat untuk bisa mengetahui nasihat atau cara berpikir mereka. Banyak orang hebat yang berbagi pemikiran melalui media social. Kita juga bisa mengikuti berbagai workshop pengembangan diri yang diselenggarakan oleh orang-orang hebat. Kakak ku sendiri bisa menjadi contoh untuk hal ini. Hidupnya berubah drastic setelah mengikuti workshop yang diselenggarakan oleh Mardigu Wowiek. Tentu kita harus mengeluarkan uang yang relative banyak agar bisa mengikuti acara semacam itu. Namun, sejatinya itu adalah investasi.

Kita juga musti memperbanyak dan mempertajam skill. Skill bahasa asing, skill public speaking, skill menjual, dan skill-skill lainnya. Banyaknya skill yang kita miliki akan memperbesar nilai diri kita, sehingga kita bisa mencapai level yang membuat kita layak dan setara untuk masuk ke dalam lingkungan pergaulan dengan orang-orang hebat.

Upaya masuk ke dalam lingkungan pergaulan yang bagus dengan cara secara frontal masuk ke dalam circle mereka sangatlah sulit, meskipun masih mungkin dilakukan. Alasannya ya seperti dibahas di awal tadi, nuansa ketidaksetaraan akan menjadi hambatan. Cara paling masuk akal adalah dengan sedikit-demi sedikit meningkatkan kapasitas dan nilai diri melalui proses belajar dan pengembangan diri seperti yang dijelaskan tadi. Semua proses tentu makan waktu dan penuh tantangan. Hanya saja, dengan bekal keajaiban otak yang Tuhan anugerahkan kepada kita, tidak ada yang tidak mungkin untuk kita wujudkan.