Kamis, 08 September 2022

Agar Guru Bisa Meraih Respek Dari Siswa


 

Ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas belajar siswa yang diselenggarakan oleh guru. Salah satu faktor yang cukup berpengaruh secara signifikan adalah ketika guru merupakan seseorang yang respectable dalam pandangan siswa.  

Guru memang memiliki otoritas penuh atas para siswa di lingkungan pembelajaran di sekolah. Mereka memiliki kuasa untuk mendesain dan mengarahkan proses pembelajaran. Namun, tidak semua guru memiliki kualitas respectable. Ada guru yang dipandang respectable, ada pula yang dipandang remeh oleh siswa. Kualitas respectable seorang guru berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran. Seorang guru yang dipandang respectable akan mampu membuat para siswa melaksanakan instruksi atau saran apa pun yang terkait dengan pembelajaran. Seorang guru yangr respectable akan didengar kata-katanya, nasihat-nasihatnya, quotation-quotationnya oleh para siswa. Sementara, guru yang kurang/tidak respectable akan diacuhkan begitu saja oleh para siswa.

Lantas, bagaimana caranya agar seorang guru dipandang respectable oleh para siswa?

Menjadi pribadi yang respectable merupakan hasil dari akumulasi berbagai aspek kualitas. Berbagai aspek kualitas yang menjadikan guru respectable adalah penguasaan bidang yang diajarkan, kemampuan pedagogis yang mumpuni, keteladanan, kemampuan berkomunikasi, penampilan yang menumbuhkan rasa percaya diri, serta karakter positif.

Aspek yang pertama adalah kualitas penguasaan materi. Siswa cenderung respek dengan para guru yang sangat mendalami bidang yang mereka ajarkan. Meskipun sumber belajar begitu banyak, seiring dengan semakin mudahnya akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi, siswa sering mengandalkan guru untuk menanyakan suatu materi yang mereka masih belum pahami. Ketika seorang guru mampu menunjukkan kedalaman penguasaan materi, siswa cenderung akan respek terhadap guru tersebut. Sementara, kegagalan dalam menunjukkan kedalam penguasaan materi akan cenderung membuat siswa kurang yakin terhadap kemampuan guru tersebut.

Kemampuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang dinamis, menyenangkan, engaging, kreatif, inovatif, dan bermakna juga bisa meningkatkan respek siswa terhadap guru. Kemampuan tersebut berkaitan dengan kompetensi pedagogis guru. Guru yang pembelajar akan terus berupaya meningkatkan kemampuan pedagogisnya melalui proses belajar sepanjang hayat. Mereka akan mendapatkan respek dari siswa karena kemampuan mereka dalam mengorganisir kelas. Sementara, guru yang tidak mumpuni kompetensi pedagogisnya hanya menjalankan pembelajaran ala kadarnya dan membuat siswa tidak tertarik untuk menjalankan proses pembelajaran.

Aspek ketiga adalah keteladanan. Seorang guru akan dipandang respectable ketika ia mampu menunjukkan keteladanan dalam sikap dan tutur kata. Perlu keselarasan antara apa yang diucapkan dengan apa yang diperbuat, agar guru mendapatkan respek dari siswa. Ketika guru menyarankan siswa untuk akrab dengan dunia literasi, maka guru tersebut sendiri harus sudah akrab dengan literasi. Ketika guru menyarankan siswa untuk melestarikan lingkungan sekitar, maka ia sendiri harus sudah menunjukkan contoh dalam melestarikan lingkungan. Aksi nyata memungut sampah dan menempatkannya di tempat sampah akan menguatkan nasihat guru terhadap siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Seorang guru yang menyarankan siswa untuk belajar, maka ia sendiri harus menunjukkan sifat sebagai seorang pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner). Ketika seorang guru bahasa asing menyarankan siswa untuk belajar bahasa asing, maka ia harus menunjukkan kemahirannya dalam berbahasa asing, serta menunjukkan manfaat apa yang ia peroleh dari belajar bahasa asing tersebut. Singkatnya, keteladanan akan menimbulkan respek siswa terhadap guru.

Aspek selanjutnya adalah kemampuan dalam berkomunikasi. Sepertinya semua orang sepakat bahwa kemampuan komunikasi adalah hal yang bisa mendongkrak citra seseorang. Memiliki kemampuan retorika yang bagus akan membuat siswa dengan sukarela mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Suatu konsep mungkin sulit untuk dipahami oleh sebagian ssiwa. Namun ketika guru mampu menjelaskan konsep tersebut dengan bahasa yang mudah dimengerti, dengan kemampuan retorika yang mempesona, maka siswa akan respek terhadap guru tersebut. Kemampuan berkomunikasi harus terus diasah. Kemampuan komunikasi yang bagus biasanya merupakan hasil dari luasnya wawasan, dalamnya pemikiran, serta terlatihnya retorika.

Penampilan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh guru. Seorang guru mungkin memilih untuk berpenampilan sederhana. Namun ketika kesederhanaan penampilan tersebut membuat guru tersebut merasa kurang percaya diri, maka berarti penerapan prinsip sederhana dalam berpenampilan kurang tepat. Pepatah jawa mengatakan “ ajining raga saka busana”. Maknanya adalah penampilan kita akan mempengaruhi penilaian orang lain terhadap diri kita. Minimal, penampilan bisa menentukan kesan pertama orang terhadap kita. Penampilan yang baik juga akan membuat seorang guru percaya diri. Penampilan tidak harus mewah, asalkan bisa menunjang rasa percaya diri, maka hal tersebut sudah cukup. Siswa cenderung respek terhadap guru yang well-groomed, karena hal tersebut dinilai sebagai kemampuan individu seorang guru untuk menghargai diri sendiri.

Aspek terakhir adalah konsistensi terhadap karakter positif. Seperti apa pun bagusnya penampilan, dalamnya penguasaan materi, mumpuninya kemampuan pedagogis dan  kerennya kemampuan berkomunikasi, jika seorang guru tidak konsisiten dalam menunjukkan karakter positif maka ia tidak akan mendapatkan respek dari siswa. Siswa adalah individu yang sudah bisa menilai baik dan buruk, serta benar dan salah. Maka memastikan diri konsisten untuk berkarakter positif sangatlah penting bagi guru agar bisa mendapatkan respek dari para siswa. Kualitas respectable yg dimiliki guru bukan hanya menunjang citra diri mereka, namun juga berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran yang mereka selenggarakan untuk siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar