Pertama, berkaitan dengan
how to do networking
Kunci sukses finansial berkelimpahan
adalah memiliki Personal Board of Advisors. Dalam buku Think and Grow Rich, ada
istilah Masterminds, yang artinya adalah orang-orang yang kita percaya sebagai
The Gurus bagi bisnis dan pengembangan kualitas hidup kita. The thing is, para
guru biasanya meurpakan orang sukses luar biasa yang level kesuksesannya jauh di
atas orang yang sedang menjalani proses untuk sukses, kita sebut “Pemanjat”. Sementara,
manusia cenderung lebih nyaman untuk berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki
level yang sama dalam hal kesuksesan dan frekuensi. Orang dengan keberlimpahan
besar cederung hanya mau berada di circle yang isinya orang-orang yang setara. Lantas,
bagaimana caranya si Pemanjat bisa masuk ke circle Masterminds? Bagaimana caranya
para masterminds bersedia untuk membantu para Pemanjat supaya naik level?
Ini pertanyaan yang seringkali
muncul. Jawaban yang diutarakan oleh Satia Pradana begitu menarik dan
insightful. Caranya adalah, dengan membantu para Masterminds dalam hal yang
mereka butuh bantuan tanpa mengharapkan balasan. Berikan bantuan tersebut
setidaknya 8-11 kali, sukur-sukur lebih dari itu. Ketika para Pemanjat
memberikan bantuan kepada para Masterminds, maka mereka akan mendapatkan
perhatian dari Masterminds. Di titik tertentu pasti ada terbersit pikiran pada Masterminds
kenapa si Pemanjat memberi bantuan secara terus menerus tanpa meminta imbal
jasa.
Manusia memiliki naluri untuk
memberikan balasan atas kebaikan-kebaikan yang mereka dapatkan dari orang lain.
Dalam situasi seperti itu, para Mastermins pada akhirnya akan membuka akses
kepada si Pemanjat, bahkan akan menawarkan bantuan kepada si Pemanjat terkait
apa yang sedang menjadi hajat atau problem mereka. Pertanyaan lainnya adalah “apakah
para Masterminds mampu memberikan bantuan tersebut kepada si Pemanjat?”
jawabannya adalah, jika konteks bantuan tersebut berkaitan dengan finansial
keberlimpahan, maka hal tersebut sangatlah mudah bagi para Masterminds. Contohnya,
uang 5 milyar untuk modal usaha mungkin terkesan besar bagi si pemanjat. Namun bagi
para masterminds, jumlah tersebut bisa dianggap nampak sangat kecil.
Bantuan memang tidak selalu berkaitan
dengan uang. Bisa berupa ide menjalankan usaha dengan gemilang, atau kemudahan
dalam memproses urusan-urusan birokratis. Yang jelas, para masterminds akan
tergugah untuk memberikan imbal bantuan kepada si Pemanjat, setelah si Pemanjat
memberikan bantuan secara berulang-ulang.
Kedua, konsep GOAL yang komprehensif
Ketika kita berbicara GOAL kesuksesan,
hal yang seringkali dikaitkan adalah Goal finansial. Tidak salah memang ketika
menetapkan tujuan finiansial sebagai sebuah Goal. Ketika berbicara tentang
resolusi awal tahun, hal yang sering muncul adalah ketercapaian target finansial
tertentu. Ternyata, Goal yang semestinya ditargetkan manusia semestinya
setidaknya ada 8 macam. Goal tersebut mencakup:
-
Finansial
-
Family
and friends
-
Love
and romance
-
Personal
growth/development
-
Health
-
Social
contribution
-
Self-reward
and recreation/happiness
-
Spiritual
Kedelapan goal tersebut semestinya
dicapai dan doupayakan dengan porsi yang seimbang. Banyak orang yang mencapai
goal finansial, namun lemah dalam aspek-aspek lainnya. Akibatnya, mereka tidak
benar-benar merasakan kebahagiaan secara hakiki. Kedelapan goal tersebut harus
diuopayakan secara seimbang. Dengan demikian, kesempurnaan hidup tercipta dan
terasa. Ini mind-blowing banget sih.
Ketiga, tentang kapasitas
dan self-identity
Jika kamu diberi uang 1 Triliun,
untuk apa aja uang terebut akan kau gunakan?
Tidak emua orang mampu menjawabnya
dengan mudah. Ada yang pasti bingung. Ada yang mampu menjelakannya dengan gamblang.
Kemampuan menjawab pertanyaan sederhana tersebut menunjukkan kapasitas. Orang dengan
kapasitas besar akan mampu mendayagunakan uang tersebut untuk kemaslahatan
orang banyak. Sementara, orang yang kapasitasnya kecil akan kebingungan untuk
apa uang tersebut digunakan.
Lantas, bagaimana cara meningkatkan
kapasitas? Caranya adalah meningkatkan skill/kompetensi setinggi-tingginya
dalam bidang-bidang tertentu, melakukan berbagai upaya kontribusi social yang
besar volumenya, networking dengan para masterminds, personal branding yang
maksimal, personal and professional development yang maksimal, serta pengalaman
banyak yang menumbuhkan.
Konon, anak milyarder yang bangkrut
akan mampu bangkit menjadi milyarder lagi dalam waktu yang relative lebih
singkat ketimbang mereka yang tidka memiliki background hidup di lingkungan
milyarder. Kenapa bisa demikian? Bukan semata soal DNA sukses, melainkan karena
IDENTITY yang ada pada diri mereka. Mereka memiliki self-esteem yang sangat
bagus, bahwa mereka adalah milyarder, bahwa mereka dilahirkan sebagai milyarder
dan ditakdirkan sebagai milyarder, seperti apapun itu situasi yang sedang
dihadapi.
Keempat, meningkatkan POWER
dan menurunkan atau mengikis FORCE
Kelima, the miracle of
water and positive talks
Dr Masaru Emoto adalah seorang
ilmuwan penemu konep Keajaiban Air (the miracle of water). Dalam penelitiannya,
dia melakukan uji coba terhadap dua gelas air. Satu gelas air pertama diberi
kata-kata negative seperti emosi negative, umpatan, den segala hal negative lainnya.
Sementara, air di gelas yang kedua dibeir kata-kata positif. Keduanya dilakukan
di tempat yang terpisah dna dalam range waktu tertentu. Hasilnya, air yang
diberi kata-kata negatif berubah bentuk menjadi buruk. Saat dilihat dengan alat
mikroskop ultra-sensitive, air tersebut nampak beurpa kristal yang bentuknya
sangat buruk tak berpola. Sementara, air yang diberi kata-kata positif nampak berbentuk
kristal yang indah dan berpola.
Lantas, apa makna yang tersirat dari hasil
penelitian tersebut? kita musti ingat bahwa tubuh kita sebagian besar terkonstruksi
dari air. Penting untuk kita mengulang-ulang afirmasi positif, self-talk
positif, dan kata-kata positif. Segala hal yang kita ucpakan, yang kita rasakan,
dna yang kita pikirkan harus positif. Bayangkan air yang ada di dalam tubuh
kita berubah wujudnya menjadi kristal positif. Maka dampaknya pasti akan jelas
positifnya bagi hidup kita.
Keenam, Si Nahkoda dan Si
Monyet Pengganggu
Manuia seringkali membuat resolusi,
atau mengupayakan hal-hal yang prioritas dalam hidup. Namun, semua prioritas
tersebut nampak pudar ketika si monyet pengganggu dating. Ap aitu monyet
pengganggu? Monyet pengganggu adalah segala hal yang mendistraksi focus kita dalam
mengupayakan tercapainya hal-hal besar.
Misalnya, kita sedang berfokus untuk
belajar tentang bagaimana mengedit video. Kita belajar dari youtube. Di beranda
kita nampak ada banyak vide-vide menarik yang nampak penting untuk kita tonton.
Lalu, kita benar-benar terdistraksi untuk menonton video-video tersebut yang
sbeenarnya bukan focus kita. Itulah yan disebut sebagai Monyet Pengganggu.
Contoh lain adalah seseorang yang
menjalani proses untuk berwirausaha. Seharusnya, yang diafokuskan adalah
meningkatkan kapasitas dna kompetensi untuk menjadi wirausahawan. Namun, godaan
dating melalui tawaran kerja dengan gaji yang menggiurkan. Atau ada pekerjaan
yang nampak baik jika dilakukan, seperti menjadi seorang pengajar/pendidik. Sebenarnya
tidka ada yang salah dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut. namun, ketika focus kita
adalah menjadi soerng pebisnis sukses, maka pekerjaan-pekerjaan lain tersebut
adlaah si monyet pengganggu.
Kenapa monyet pengganggu seringkali mampu
mendistraksi focus kita? Jawabannya adalah karena Monyet Pengganggu seringkali berupa
hal-hal yang nampak penting. Karena dianggap penting, lalu kita berpikir hal
tersebut layak untuk kita beir porsi perhatian.
Monyet pengganggu juga bisa berupa hal-hal
yang memberikan kepuasan sesaat. Beurpa entertainment. Entertainment memang
penting, namun ketika dilakukan di saat kita seharusnya berfokus pada halpenting
yang kita ingin gapai, maka hal terebut merupakan distraksi. Dalam hal ini,
entertainment masuk kategori si Monyet Pengganggu.
Cara mengenyahkan si Monyet
Pengganggu adalah dengan menetapkan DEADLINE!
Ketujuh, the importance of determination in selling
Tau kenapa ada seorang sales yang terus menghubungi kita? Jawabannya adalah karena mereka mengetahui statistic ini. Bahwa, 80% penjualan umumnya terjadi di kontak yang ke lima hingga dua belas. Statistic ini ilmiah. Tidak direka-reka. Benar-benar berdasarkan riset. Jadi, jika kamu punya database calon customer, maka kontak mereka berkali-kali hingga terjadi sales. Tentu dibutuhkan jeda dalam menghubungi calon customer, dan ini yang belum ada penelitian ilmihanya. Atau sudah ada, namun aku belum tau.
Kedelapan, building rapport
Tau bagaimana membangun kenyamanan dalam
berhubungan atau berkomunikasi dengan seseorang? Caranya adalah dengan
menyamakan bodylanguage mereka ketika sedang berbicara empat mata.

