Waktu terbaik untuk melakukan sesuatu adalah sekarang,
jika memang ada waktu. Orang yang membayangkan indahnya atau nyamannya mewujudakn
suatu ide di masa nanti/masa yang akan datang, sudah hamper pasti dia tidak akan
mewujudkannya sama sekali sampai kapan pun.
Aku telah mempelajari karakteristik dari momentum. Jika
kita memiliki suatu rencana dan ingin mewujudkannya, waktu terbaik untuk
memulainya adalah sekarang. Misalnya, kita memiliki rencana untuk menulis dan mempublikasikan
sebuah buku. Waktu yang terbaik untuk mewujudkan rencana tersebut adalah
sekarang. Mulailah walau hanya sekedar membuat kerangka tulisan, atau daftar
isi. Berdasarkan pengalaman pribadi, selesai membuat daftar isi, ada rasa lega.
Ada sense of accomplishment, which is a good feeling. Namun membuat daftar isi
saja tidak cukup. Sense of accomplishment yang muncul sesaat setelah selesai
membuat draft bisa menjadi semacam pseudo-relief. Rasa relief sesungguhnya
adalah ketika semua proses selesai hingga terwujudlah sebuah buku yang tercetak
dan terpublikasikan. Maka, selesai mebuat daftar isi, mulailah untuk menulis satu demi satu poin bahasan, hingga selesai. Semuanya tidak harus selesai in one single sitting, coz it is hardly possible. Namun, jika kita tetapkan deadline untuk penyelesaian setiap poin bahasan dan berkomitmen untuk menyelesaikannya hingga tuntas, maka akhirnya selesai juga.
Motivasi seringkali muncul secara random. Ia muncul
seketika dan membuat orang tergopoh-gopoh untuk segera melakukan sesuatu. Motivasi
memang penting, karena ia mendorong orang melakukan sesuatu. Namun yang membuat
suatu rencana terwujud sempurna adalah endurance untuk menjalani proses yang
panjang. Saat-saat munculnya motivasi adalah momentum yang tidak boleh
dilewatkan untuk segera terjun menjalani proses mewujudkan rencana. Jika hanya karena
merasa masih ada waktu yang panjang lantas kita menunda, percayalah bahwa kita
akan terus menunda hingga rencana kita tidak kunjung terwujud. Mengapa satu
moment penundaan bisa memicu penundaan lainnya? Karena penundaan adalah candu. Saat
orang menunda untuk berproses mewujudkan suatu rencana, dia akan cenderung ketagihan
untuk melakukan penundaan lagi. Hal tersebut akan diperparah oleh fakta bahwa meraih
kembali momentum dimana motivasi muncul tidak lah mudah.
Latihlah diri untuk segera menyelesaikan upaya
perwujudan suatu rencana. Tetapkan batasan waktu untuk penyelesaian suatu
urusan, atau perwujudan suatu hajat. Membiasakan diri menyelesaikan sesuatu
mungkin akan terasa sulit pada awal prosesnya. Butuh pemaksaan diri. Pemaksaan diri
yang dibalut dengan kesadaran bahwa selesainya suatu urusan adalah hal yang
rewarding, serta kesadaran bahwa tidak selesainya suatu urusan merupakan
kerugian.
Sense of accomplishement itu penting. Orang yang sering
merasakan sense of accomplishement, maka “otot” kebiasaan menyelesaikan suatu
urusan atau mewujudkan ide akan terbentuk secara prima. Sense of accomplishment
bisa dilatih dengan mewujudkan target-target kecil yang ditentukan deadline
penyelesaiannya. Jika latihan meraih target-target kecil berhasil dilakukan,
naikkan level targetnya. Niscaya kita akan terbiasa menyelesaikan target-target
besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar