Jumat, 10 Desember 2021

Now or never at all!


Waktu terbaik untuk melakukan sesuatu adalah sekarang, jika memang ada waktu. Orang yang membayangkan indahnya atau nyamannya mewujudakn suatu ide di masa nanti/masa yang akan datang, sudah hamper pasti dia tidak akan mewujudkannya sama sekali sampai kapan pun.

Aku telah mempelajari karakteristik dari momentum. Jika kita memiliki suatu rencana dan ingin mewujudkannya, waktu terbaik untuk memulainya adalah sekarang. Misalnya, kita memiliki rencana untuk menulis dan mempublikasikan sebuah buku. Waktu yang terbaik untuk mewujudkan rencana tersebut adalah sekarang. Mulailah walau hanya sekedar membuat kerangka tulisan, atau daftar isi. Berdasarkan pengalaman pribadi, selesai membuat daftar isi, ada rasa lega. Ada sense of accomplishment, which is a good feeling. Namun membuat daftar isi saja tidak cukup. Sense of accomplishment yang muncul sesaat setelah selesai membuat draft bisa menjadi semacam pseudo-relief. Rasa relief sesungguhnya adalah ketika semua proses selesai hingga terwujudlah sebuah buku yang tercetak dan terpublikasikan. Maka, selesai mebuat daftar isi, mulailah untuk menulis satu demi satu poin bahasan, hingga selesai. Semuanya tidak harus selesai in one single sitting, coz it is hardly possible. Namun, jika kita tetapkan deadline untuk penyelesaian setiap poin bahasan dan berkomitmen untuk menyelesaikannya hingga tuntas, maka akhirnya selesai juga.

Motivasi seringkali muncul secara random. Ia muncul seketika dan membuat orang tergopoh-gopoh untuk segera melakukan sesuatu. Motivasi memang penting, karena ia mendorong orang melakukan sesuatu. Namun yang membuat suatu rencana terwujud sempurna adalah endurance untuk menjalani proses yang panjang. Saat-saat munculnya motivasi adalah momentum yang tidak boleh dilewatkan untuk segera terjun menjalani proses mewujudkan rencana. Jika hanya karena merasa masih ada waktu yang panjang lantas kita menunda, percayalah bahwa kita akan terus menunda hingga rencana kita tidak kunjung terwujud. Mengapa satu moment penundaan bisa memicu penundaan lainnya? Karena penundaan adalah candu. Saat orang menunda untuk berproses mewujudkan suatu rencana, dia akan cenderung ketagihan untuk melakukan penundaan lagi. Hal tersebut akan diperparah oleh fakta bahwa meraih kembali momentum dimana motivasi muncul tidak lah mudah.

Latihlah diri untuk segera menyelesaikan upaya perwujudan suatu rencana. Tetapkan batasan waktu untuk penyelesaian suatu urusan, atau perwujudan suatu hajat. Membiasakan diri menyelesaikan sesuatu mungkin akan terasa sulit pada awal prosesnya. Butuh pemaksaan diri. Pemaksaan diri yang dibalut dengan kesadaran bahwa selesainya suatu urusan adalah hal yang rewarding, serta kesadaran bahwa tidak selesainya suatu urusan merupakan kerugian.

Sense of accomplishement itu penting. Orang yang sering merasakan sense of accomplishement, maka “otot” kebiasaan menyelesaikan suatu urusan atau mewujudkan ide akan terbentuk secara prima. Sense of accomplishment bisa dilatih dengan mewujudkan target-target kecil yang ditentukan deadline penyelesaiannya. Jika latihan meraih target-target kecil berhasil dilakukan, naikkan level targetnya. Niscaya kita akan terbiasa menyelesaikan target-target besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar