Dulu
aku sempat berpikir bahwa resah atas situasi yang ada adalah hal bagus yang
mengawali perubahan hidup. Aku bahkan sempat merasa senang atas keresahan yang
ku alami waktu itu, karena meyakini bahwa perubahan yang besar ke arah lebih
baik akan terjadi pada hidupku. Aku mendapati kesimpulan itu setelah mengamati
perubahan kehidupan berbagai tokoh terkenal. Memang benar bahwa perubahan hidup
yang mereka lakukan pada umumnya bermula dari keresahan atas situasi yang tidak
mereka inginkan. Namun setelah sekian lama, aku tersadar bahwa resah saja
tidaklah cukup. Ada tahapan yang harus dilalui untuk menuju pada perubahan
besar dalam hidup.
Belakangan
aku merasa bahwa keresahan atas situasi dalam hidupku tidak membawaku
kemana-mana. Aku merasa bahwa aku tidak mencapai titik perubahan signifikan. Apa
yang dulu kuresahkan masih saja terjadi dalam hidupku. Aku mencoba melakukan
refleksi diri. Dari refleksi diri tersebut, aku menyimpulkan bahwa ada blocking
stone yang semestinya telah aku robohkan saat mengalami keresahan tersebut,
yaitu melakukan tindakan yang berani, penuh determinasi dan persistensi.
Dulu,
aku sempat resah dengan diriku yang belum mencapai level freedom dalam segala
hal, seperti waktu, finansial, ruang gerak, dan ekspresi. Posisiku sebagai
seorang yang bekerja di bawah control system yang di luar kendaliku membuatku
merasa kurang memiliki freedom. Terlebih, hobiku akan traveling membuat rasa resah ku semakin
menggelora. Setelah aku evaluasi diri, ternyata yang jadi masalah bukanlah
resah tersebut, melainkan tidak adanya kesungguhan untuk melakukan breakthrough.
Untuk mencapai freedom yang
kuinginkan, semestinya aku telah lama menggeluti bidang kewirausahaan. Selain
itu, aku semestinya sudah membentuk support system yang bagus. Apa yang aku
capai selama ini tidak lah salah. Namun hal tersebut tidak selaras dengan keinginan
untuk membuat perubahan hidup yang telah lama ingin ku wujudkan. Aku resah
karena belum mencapai freedom dalam hidup, namun selama ini yang kulakukan
adalah mengejar beasiswa studi ke luar negeri. Terwujud sih, dan itu keren, di
satu sisi. Namun itu tidak selaras dengan hal yang jauh lebih besar yang
sebenarnya ingin aku capai.
Focus
ternyata telah menjadi ujian nyata dalam hidupku. Segala hal terlihat begitu
penting, hingga aku melakukan banyak hal yang akhirnya men-distract focus utama dalam hidup, yaitu mencapai freedom. Kini,
usiaku semakin bertambah, yang berarti bahwa kesempatan ku untuk melakukan
hal-hal besar dalam hidupku semakin berkurang. Aku harus memanfaatkan sisa
umurku semaksimal mungkin. Tidak ada kata terlambat untuk menjawab keresahan
yang sejak dulu kualami. Masih ada kesempatan untuk melakukan lompatan tinggi
dan panjang untuk hingga mencapai titik freedom. Namun kini definisi “freedom”
ku sudah berubah. Freedom yang ku mau bukan sebatas pada pencapaian kebebasan
materi, waktu dan ekspresi, melainkan freedom untuk berbagi kebermanfaatan
terhadap lingkungan dan kehidupan banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar