Kamis, 02 Desember 2021

Keresahan adalah awal dari perubahan?

 


Dulu aku sempat berpikir bahwa resah atas situasi yang ada adalah hal bagus yang mengawali perubahan hidup. Aku bahkan sempat merasa senang atas keresahan yang ku alami waktu itu, karena meyakini bahwa perubahan yang besar ke arah lebih baik akan terjadi pada hidupku. Aku mendapati kesimpulan itu setelah mengamati perubahan kehidupan berbagai tokoh terkenal. Memang benar bahwa perubahan hidup yang mereka lakukan pada umumnya bermula dari keresahan atas situasi yang tidak mereka inginkan. Namun setelah sekian lama, aku tersadar bahwa resah saja tidaklah cukup. Ada tahapan yang harus dilalui untuk menuju pada perubahan besar dalam hidup.

Belakangan aku merasa bahwa keresahan atas situasi dalam hidupku tidak membawaku kemana-mana. Aku merasa bahwa aku tidak mencapai titik perubahan signifikan. Apa yang dulu kuresahkan masih saja terjadi dalam hidupku. Aku mencoba melakukan refleksi diri. Dari refleksi diri tersebut, aku menyimpulkan bahwa ada blocking stone yang semestinya telah aku robohkan saat mengalami keresahan tersebut, yaitu melakukan tindakan yang berani, penuh determinasi dan persistensi.

Dulu, aku sempat resah dengan diriku yang belum mencapai level freedom dalam segala hal, seperti waktu, finansial, ruang gerak, dan ekspresi. Posisiku sebagai seorang yang bekerja di bawah control system yang di luar kendaliku membuatku merasa kurang memiliki freedom. Terlebih, hobiku akan traveling membuat rasa resah ku semakin menggelora. Setelah aku evaluasi diri, ternyata yang jadi masalah bukanlah resah tersebut, melainkan tidak adanya kesungguhan untuk melakukan breakthrough.

Untuk mencapai freedom yang kuinginkan, semestinya aku telah lama menggeluti bidang kewirausahaan. Selain itu, aku semestinya sudah membentuk support system yang bagus. Apa yang aku capai selama ini tidak lah salah. Namun hal tersebut tidak selaras dengan keinginan untuk membuat perubahan hidup yang telah lama ingin ku wujudkan. Aku resah karena belum mencapai freedom dalam hidup, namun selama ini yang kulakukan adalah mengejar beasiswa studi ke luar negeri. Terwujud sih, dan itu keren, di satu sisi. Namun itu tidak selaras dengan hal yang jauh lebih besar yang sebenarnya ingin aku capai.

Focus ternyata telah menjadi ujian nyata dalam hidupku. Segala hal terlihat begitu penting, hingga aku melakukan banyak hal yang akhirnya men-distract focus utama dalam hidup, yaitu mencapai freedom. Kini, usiaku semakin bertambah, yang berarti bahwa kesempatan ku untuk melakukan hal-hal besar dalam hidupku semakin berkurang. Aku harus memanfaatkan sisa umurku semaksimal mungkin. Tidak ada kata terlambat untuk menjawab keresahan yang sejak dulu kualami. Masih ada kesempatan untuk melakukan lompatan tinggi dan panjang untuk hingga mencapai titik freedom. Namun kini definisi “freedom” ku sudah berubah. Freedom yang ku mau bukan sebatas pada pencapaian kebebasan materi, waktu dan ekspresi, melainkan freedom untuk berbagi kebermanfaatan terhadap lingkungan dan kehidupan banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar