Kamis, 25 November 2021

Pola Pertolongan Alloh (2)


Berita yang ditunggu-tunggu itu pun tiba. Pemerintah Australia secara resmi mengumumkan bahwa mahasiswa internasional bisa masuk ke Australia dengan syarat sudah divaksin penuh. Rasa bahagiaku seketika membuncah. Namun aku tidak langsung percaya, karena merasa selama ini di-PHP oleh pemerintah Australia. Aku coba kroscek berbagai lini berita. Hasilnya sama, bahwa border Australia memang sudah dibuka. Langsung aku cek kelengkapan semua berkas, dan ternyata ada semua. Paspor, visa, SP Setneg, Exit Permit, Vaksin, dan lainnya ada semua. Lega rasanya.

Aku jadi teringat dan tersadarkan akan satu hal, yaitu pola-pola terkabulnya doa. Dua bulan terakhir ini adalah masa-masa aku maksimal dalam memanjatkan do’a. Soal do’a, aku tidak hanya mengandalkan diri, namun juga melibatkan orang-orang tercinta. Sejak memulai studi seku selalu pesimis bahwa aku bisa lekas berangkat ke Australia. Semua itu karena aku merasa bahwa situasi tidak memungkinkan sepertinya. Namu Alloh memberiku ilham melalui berbagai hal. Melalui status whatsapp seorang teman, melalui artikel yang muncul secara tidak sengaja, dan melalui berbagai cara lainnya, aku tersadarkan akan p0ola-pola terkabulnya do’a. aku selama ini keliru, karena selalu mengikuti dan menuruti logika manusia. Padahal Alloh SWT punya kuasa untuk merubah kondisi dan situasi apa pun yang ada di dunia.

Kali ini aku semakin meyakini tentang pola-pola terkabulnya do’a. Pertama, saat logika manusia tidak bisa meyakini bahwa sesuatu itu bisa terwujud nyata, justru di momen itu lah kita harus panjatkan do’a. Do’a adalah penghambaan diri kepada Alloh SWT ketika semuanya terasa tidak mungkin. Ketika sepertinya hanya keajaiban lah yang bakal bisa merubah semuanya. Dan Alloh SWT adalah yang maha ajaib. Maka, dalam situasi genting dan pelik seperti apa pun, memohon lah kepada Alloh SWT agar ia menurunkan keajaiban tersebut.

Kedua, libatkan banyak orang untuk berdo’a mewujudkan hajat kita. Mintalah pertolongan keapda orang tua, sanak saudara, sahabat, dan orang lainnya. Mintalah pertolongan kepada fakir miskin yang kita beri santunan untuk mendoakan terkabulnya hajat kita. Saat suatu hajat terwujud, barangkali itu bukan karena do’a kita, melainkan karena do’a orang lain yang lebih sholih/sholihah. Sambil melibatkan banyak orang untuk mendoakan hajat kita, terus-meneruslah berdoa secara rutin. Berdoalah di setiap selesai sholat, baik shola tsunnah maupun wajib. Berdoalah di waktu-waktu mustajab tanpa henti. Jadikan doa seperti dzikir, yang kita ulang-ulang secara terus menerus hingga ia terwujud.

Ketiga tebuslah segala hajat dengan sedekah. Tak masalah jika kita meniatkan memberi sedekah untuk terwujudnya suatu hajat. Toh rosululloh SAW memang mengajarkannya. “Beli lah hajatmu dengan sedekah”, demikian yang disampaikannya. Salurkan sedekah dengan jumlah yang selaras dengan bobot nilai hajat yang ingin diwujudkan. Jangan terlalu perhitungan dalam bersedekah. Semakin banyak semakin baik. Semakin berat untuk mengeluarkannya semakin baik. Semakin rutin dan konsisten, semakin baik. Alloh SWT mencintai hambaNya yang rutin dalam bersedekah.

Kesalahan terbesar yang telah aku alami adalah mengabaikan keajaiban doa yang dipanjatkan secara terus menerus tanpa putus hingga hajat terwujud. Selama ini logika ku telah menghambatku. Andai aku menyadari pola-pola pertolongan Alloh ini, mungkin sudah banyak hajat-hajatku yang terlah terwujud. Secara ringkas, pola pertolongan Alloh SWT meliputi berdoa secara terus-menerus, melibatkan banyak orang untuk mendoakan terwujudnya hajat kita, dan menebus terwujudnya hajat dengan sedekah. Selebihnya, kita berusaha sesuai dengan porsi kita sebagai manusia.

Kini, aku semakin mantap menatap terwujudnya hajat-hajat lainnya. Insya Alloh polanya sama, karena Alloh SWT menciptakan pola-pola terkabulnya pertolongan tersebut sebagai hukum semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar