Dulu aku sempat berpikir bahwa guru ASN yang mengenyam
pendidikan tinggi di luar negeri sangat lah sedikit. Setelah aku berinteraksi
dengan berbagai komunitas guru, aku baru tahu bahwa ternyata banyak guru ASN
yang merupakan lulusan dari perguruan tinggi luar negeri. Memang sih, jumlahnya
relative sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah guru secara
keseluruhan. Satu hal yang aku amati pada mereka yang lulus dari perguruan tinggi
luar negeri adalah kontribusi dan eksistensi mereka pasca studi. Aku mendapati
fakta bahwa banyak diantara mereka yang kembali menjadi biasa saja. Artinya, kontribusi
mereka terhadap dunia pendidikan biasa saja. Eksistensi mereka di pekerjaan
mengajar yang mereka geluti biasa saja. Mereka seperti kembali seperti semula
saat sebelum kuliah di luar negeri. Kenapa bisa begitu?
Orang-orang pada umumnya memiliki ekspektansi tinggi
terhadap mereka yang kuliah di luar negeri. Terlebih jika universitas tempat
mereka kuliah merupakan salah satu perguruan tinggi papan atas dunia. Atau minimal
masuk peringkat 200 top dunia. Lantas bagaimana jika mereka yang kembali dari
kuliah di luar negeri tidak menunjukkan eksistensi yang berbeda, kontribusi
yang lebih. Sayang sekali, rasanya. Nyatanya, meraih kesempatan mengenyam pendidikan
tinggi di luar negeri tidak serta-merta membuat seseorang memiliki legacy yang ekstraordinary, yang besar
manfaatnya untuk dirasakan oleh banyak orang. Istilah kasarnya, lulus dari
perguruan tinggi luar negeri tidak lantas secara otomatis membuat seseorang keren.
Memang sih, memiliki pengalaman kuliah di luar negeri
itu terkesan keren. Namun kekerenan tersebut hanya berlangsung hingga orang
tersebut lulus. Setelahnya, eksistensi orang tersebut diuji dan diukur dari seberapa
banyak dan signifikan legacy dan karya-karya yang dia ciptakan. Nah…ini
poinnya. Legacy atau karya yang berkesinambungan lah yang membuat seorang lulusan
luar negeri keren atau tidak.
Banyak lulusan luar negeri yang lupa bahwa cara elegan
untuk membuat mereka bermakna adalah dengan terus menerus berkarya. Salah satu cara
untuk melanggengkan eksistensi mereka adalah dengan membuat karya tulis. Membuat
karya tulisan yang bisa dirasakan manfaatnya secara luas oleh banyak orang
adalah hal yang semestinya dilakukan sebagai pembuktian akan kualitas keilmuan.
Selain itu, upaya untuk terus berbagi juga merupakan hal yang semestinya
dilakukan oleh para lulusan luar negeri. Contohnya berbagi ide best practice, berbagi pemahaman tentang
suatu teori pedagogi, dan atau berbagi informasi yang bermanfaat bagi para
kolega.
Tulisan ini sebenarnya adalah sebuah praktik refleksi
diri. Melalui refleksi diri ini aku menyadari akan pentingnya menulis, sebagai
upaya untuk meninggalkan legacy. Cukup besar beban moral yang diemban oleh
orang yang berstatus lulusan perguruan tinggi luar negeri. Ada karya yang harus
aku ciptakan. Bukan berkarya untuk terlihat hebat, namun berkarya untuk membuktikan
pada diri sendiri bahwa aku bisa bermanfaat bagi banyak orang. Bahwa ilmu yang
aku raih dari studi dari perguruan tinggi luar negeri benar-benar bisa
berdampak secara positif bagi banyak kalangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar