Kamis, 11 November 2021

Kehidupan seperti apa sih yang kamu inginkan?

 

Ini adalah pertanyaan yang kadang muncul dalam benakku, namun aku tak pernah sepenuhnya meluangkan pikiran dan waktu untuk menjawabnya secara komprehensif. Namun kali ini aku akan mencoba menguraikan potret hidup ideal yang aku dambakan. Untuk menjawab pertanyaan ini, orang mungkin bingung bagaimana memulainya. Namun, semuanya bisa jadi mudah kalo orang memulainya dengan mendata hal-hal yang dianggap memiliki value bagi hidupnya.

Aku menempatkan value lebih pada keluarga, kebebasan, meaningful life, dan personal growth. Maka, gambaran ideal kehidupan yang aku inginkan ada pada ke-empat domain tersebut. Yang pertama adalah keluarga. Aku bahagia memiliki istri, anak, orangtua dan keluarga yang sehat dan ceria. Aku bisa memenuhi kebutuhan penunjang wellbeing mereka. Bukan hanya keluarga inti yang aku berkontribusi untuk menghidupinya, melainkan juga extended family. Aku bisa berperan maksimal dalam menciptakan nuansa saling mencintai dan menyayangi antar aggota keluarga. I am happy with my family.

Kedua adalah kebebasan. Aku memiliki kebebasan finansial dan kebebasan waktu. Kapanpun aku ingin nonton pertandingan European Champions League, aku tinggal berangkat. Kapan pun aku ingin pergi merasakan sensasi cuaca dingin bersalju di Nordic hemisphere, aku tinggal berangkat. Kapan pun aku ingin pergi umroh dan haji, aku tinggal berangkat. Kapan pun aku ingin pergi makan sushi di Sushi-Tei di kota manapun di Jepang, aku tinggal berangkat. Kapan pun aku ingin pergi mengunjungi teman sambil melakukan kegiatan social di Africa, aku tinggal berangkat. Kapapun aku ingin pergi berlayar dengan kapal pesiar menikmati keindahan ciptaan Alloh, aku tinggal berangkat. Setiap kali aku melakukan perjalanan ke belahan dunia manapun, aku selalu sempatkan untuk bersedekah di Negara yang aku kunjungi. Aku berkunjung ke Masjid-masjid dan pusat peradaban islam di Negara tersebut.

Aku memiliki kebebasan finansial, hingga apa pun yang aku inginkan yang bisa aku wujudkan dengan uang, bisa aku dapatkan. Aku memiliki kanal-kanal sumber penghasilan dari kegiatan ekspor impor yang sangat sukses. Aku memiliki tim yang handal yang membuat gerak bisnisku auto-pilot. Aku pergi ke luar negeri untuk menjalin relasi dan kerjasama. Pulang dari luar negeri aku membawa seperangkat rencana yang siap eksekusi. Aku mendapatkan penghasilan dari personal branding ku. Melalui berbagai endorse dan iklan yang aku jalani. Aku memiliki investasi menguntungkan di berbagai lini usaha. Aku memiliki midas touch. Setiap yang aku sentuh, setiap bisnis yang aku garap, berubah mejadi emas. Aku nothing to lose terhadap any flop, dan aku sangat bersyukur terhadap setiap keberhasilan dan pencapaianku. Aku menjadi pribadi yang selalu bersyukur pada Alloh. Hidup terasa begitu mudah.

Yang ketiga, meaningful life. Aku adalah seorang bernama Dahlan yang sangat dermawan. Aku terkenal atas kedermawananku. Ada keluarga yang membutuhkan uang untuk berobat, aku tinggal kasih. Ada yang membutuhkan modal untuk pengembangan usaha, aku tinggal kasih. Ada yang membutuhkan biaya untuk pendidikan dan program tahfidz anaknya, aku tinggal kasih. Ada keluarga yang membutuhkan biaya untuk perbaikan rumah, aku tinggal kasih. Ada program-program pemakmuran masjid, aku tinggal sokong. Mengundang pengajian dengan habaib sebagai pembicaranya, aku tinggal kasih. Namun aku tidak mau meminjami uang kepada orang. Kalo ada orang meminjam uang, aku tinggal kasihkan, tidak berharap kembali. Namun aku juga lihat karakter orangnya. Kalo dia adalah orang yang cenderung hanya memanfaatkanku, maka aku tidak akan memberinya. Aku kasih santunan kepada orang-orang tua yang sudah tidak produktif tiap bulannya, minimal 500 ribuan.

Aku memiliki ratusan anak asuh, yang aku sekolahkan di berbagai lembaga pendidikan, baik dalam maupun luar negeri. Aku selalu adakan kegiatan kumpul bersama dengan para anak asuh, satu semester sekali, untuk memberikan bimbingan penumbuhan Growth Mindset dan meaningful life. Yang dekat bisa hadir. Sementara yang jauh juga harus hadir, melalui media telekonferensi. Aku samakan visi semua anak asuhku. Semua agar menjadi pribadi yang bernilai dan berguna bagi banyak orang. Aku mendirikan yayasan Growth Mindset Indonesia. Yayasan tersebut menyajikan pendidikan bagi generasi muda untuk memiliki mindset yang bagus dan mengembangkan DNA berkarya.

Bulan puasa adalah bulan penuh sedekah. Aku memberi makan bagi ribuan orang untuk berbuka puasa. Aku menyantuni fakir miskin. Aku mendukung program-program masjid, panti asuhan, dan program sosial. Aku memiliki perpustakaan besar dengan fasilitas digital. Luas lahan perpustakaanku adalah 5000 meter persegi. Ada gedung tiga lantai, berisi koleksi berbagai buku, ruang akses teknologi informasi dan tempat baca yang nyaman, serta tempat tinggal penjaga perpustakaan yang aku gaji tiap bulannya. Di bawahnya, ada kantin dan kafe. Ada lahan parker yang cukup luas. Ada taman baca yang hijau. Di perpustakaan tersebut sering diselenggarakan berbagai program seperti workshop kepenulisan, lomba-lomba yang berhubungan dengan penulisan, bedah buku, diskusi remaja, bimbingan penelitian, seminar bisnis, seminar pendidik, workshop/pelatihan keterampilan, lomba MTQ nasional, regional, dan local. Perpustakaan tersebut juga menjadi tempat pengenalan budaya terhadap komunitas internasional. Ada banyak program pengenalan dan pertukaran budaya yang dihadiri oleh banyak orang dari berbagai Negara. Mereka disediakan fasilitas secara gratis untuk mengikuti rangkaian program pertukaran budaya tersebut. Library café dan kantin aku gunakan sepenuhnya untuk pengembangan perpustakaan.

Aku banyak terlibat dalam program pengabdian sosial. Dimana ada program pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan dengan skala besar, di situ ada aku. Program pemberdayaan peternak, petani kopi, petani sayuran, dan berbagai komoditas lainnya. Program pelestarian lingkungan, seperti pelestarian sungai, penghijauan, pembersihan kali di kota dan lainnya berjalan secara berkesinambungan. Aku memiliki tim peneliti yang bisa memetakan masalah sosial, ekonomi, dan sebagainya di kabupaten pekalongan, untuk kemudian aku tangani melalui berbagai akses solusi yang aku miliki.

Aku luangkan waktu 2 jam tiap hari untuk mempelajari hal baru yang besar makna dan dampaknya bagi kehidupan. Dengan begitu, otakku terus bekembang dan aku terus update terhadap hal-hal baru yang sesuai dengan perkembangan zaman. Aku memiliki akses terhadap orang-orang besar yang kepada siapa aku bisa belajar. Aku memiliki privilege berupa kemudahan akses terhadap tokoh-tokoh penting dunia. Aku berinteraksi dengan mereka secara intensif.

Anak-anak asuhku sudah pada besar dan mandiri. Mereka siap menjadi agen perubahan yang sejalan dengan visi misi Yayasan Growth Mindset Indonesia. Aku meninggal dalam keadaan khusnul khotimah dan meninggalkan begitu banyak karya yang terus bermanfaat bagi banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar