Pagi ini, aku cukup tersentak saat mendapatkan sebuah
pertanyaan dari seorang sahabat. Dia bertanya, “ apa hal terbesar dalam hidupmu
yang untuk meraihnya kamu harus mempertaruhkan segenap kemampuanmu?” Aku
mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan mengingat-ingat hal-hal yang telah
aku capai dan mendapati bahwa aku merasa belum pernah mengeluarkan segenap daya
kemampuanku untuk suatu hal besar yang ingin kuraih.
Ini benar-benar menjadi sebah refleksi diri. Selama ini
kadang aku mengeluh bahwa aku belum meraih hal-hal besar. Kadang aku bertanya,
kenapa aku masih menjadi pribadi yang biasa saja. Ternyata jawabannya ada dalam
pertanyaan yang diajukan sahabtku tersebut. Aku belum pernah mempertaruhkan
apapun dalam hidupku.
“Hidup yang tak pernah dipertaruhkan tidak
akan pernah dimenangkan”
Itu adalah kata-kata bijak yang pernah aku dengar,
namun aku lupa siapa yang mengatakannya. Benar sekali bahwa jika dalam hidup
ini aku tidak pernah mempertaruhkan apa pun, maka aku tidak berhak untuk
memenangkan apa pun. Kadang terbersit pikiran untuk menjadi orang besar, namun
diri ini tak sadar bahwa diriku selama ini belum mempertaruhkan segenap daya
kemampuanku. Apa yang bisa diharapkan dari diri ini, jika tidak ada hal besar
yang kupertaruhkan?
Tentang pertaruhan ini, aku jadi menemukan titik
terang akan beberapa hal dalam hidup. Belum diraihnya jodoh yang aku dambakan,
sangat mungkin karena aku belum mempertaruhkan apa-apa untuk mendapatkannya. Mario
Teguh berkata bahwa setiap individu harus berusaha memantaskan diri untuk bisa
meraih hal-hal besar dalam hidupnya. Hal tersebut berlaku untuk upaya meraih apa
pun. Sepertinya benar adanya, bahwa aku belum pernah berusaha memantaskan diri
secara maksimal untuk meraih jodoh impianku. Sejauh ini, wanita-wanita yang
hadir yang memiliki potensi untuk menjadi jodohku seringkali tidak menarik
minatku. Aku merasa bahwa value mereka
kurang. Sementara aku memiliki standard value
tertentu yang ada pada seorang wanita untuk aku pilih.
Tentang pertaruhan ini juga menyadarkanku akan kondisi
finansialku. Aku telah lama mendambakan mencapai kebebasan finansial. Ternyata selama
ini aku belum mempertaruhkan apa-apa dalam hidupku, untuk meraih kebebasan
finansial tersebut. Aku juga belum bisa memberikan kebahagiaan maksimal untuk
keluargaku, mencukupi hajat kebutuhan mereka. Smeua karena aku belum pernah
mempertaruhkan apa pun dalam hidupku. Aku merasa belum menjadi pribadi sholih
yang dekat dengan Alloh SWT, karena aku belum pernah mempertaruhkan apa pun
untuk menjadi hambaNya yang dekat dengannya.
Pencapaian besar identic dengan pertaruhan besar. Jika
kau mendapati dirimu belum menjadi apa-apa, di situ pasti ada pertaruhan besar
yang belum kamu tunaikan.
Lantas, langkah
kongkrit apa yang harus aku lakukan?
Aku teringat momen-momen persiapan diri saat mendaftar
beasiswa LPDP. Aku memetakan segala upaya yang harus aku lakukan, untuk meraih
beasiswa tersebut. Aku belajar ke orang-orang yang berpengalaman yang berhasil
dalam meraih beasiswa LPDP. Aku ikuti kursus online dan berlatih secara
intensif untuk bisa meraih skor TPA yang melewati passing grade. Aku membeli dan membaca buku-buku besar untuk
benar-benar memiliki wawasan kebangsaan yang mumpuni. Aku berlatih wawancara
secara rutin. Aku pelajari detil factor-faktor yang mempengaruhi suksesnya
wawancara. Aku bahkan memperhatikan detil outfit yang aku gunakan, untuk
menunjang prima nya penampilanku saat wawancara. Aku berusaha melakukan
pendekatan spiritual, karena aku yakin bahwa campur tangan Alloh SWT dalam
terwujudknya hajat itu nyata. Aku libatkan Ibu ku dan orang-orang terkaish
lainnya untuk mendoakanku agar hajatku terwujud nyata. Aku benar-benar
melakukan pertaruhan besar untuk mewujudkan impianku meraih beasiswa studi
lanjut di kampus impian di luar negeri. Alloh SWT memampukanku, akhirnya.
1. Pertaruhan untuk
menjadi seorang eksportir importir sukses mulia dermawan jaya.
Aku harus melakukan hal yang sama,
sebagaimana aku berusaha mewujudkan cita-cita kuliah dengan biasiswa. Kini, aku
bercita-cita untuk menjadi seorang eksportir importir yang sukses mulia
dermawan penuh kejayaan. Apa pertaruhan yang harus aku upayakan?
§ Pertama, aku harus belajar melalui berbagai media.
§ Aku harus tergabung dalam komunitas-komunitas ekspor
impor.
§ Aku harus berada di circle orang-orang yang sukses
mejadi eksportir importir.
§ Aku harus menginvestasikan dana untuk belajar ekspor
impor melalui berbagai platform kursus ekspor impor.
§ Aku harus memiliki target sukses ekspor minimal satu container
pertama.
§ Aku harus belajar tentang suatu produk, mencari
supplier, mengembangkan website yang menarik dan informative.
§ Aku harus melatih diri secara terus menerus untuk
cakap dalam berkorespondensi dengan calon buyer dari luar negeri.
§ Aku harus terus menerus melakukan pendekatan ke ribuan
calon buyer hingga aku mendapatkannya. Tak peduli berapa ribu calon buyer yang
aku hubungi. Yang jelas aku harus berhasil!
§ Aku harus belajar segala mekanisme ekspor impor hingga
hal-hal yang sangat detil sekalipun.
§ Aku harus terus berkembang. Saat memperoleh buyer, aku
harus berusaha bagaimana caranya agar buyer-buyerku loyal. Untuk impor, aku
harus berusaha agar supplier2ku dan customer2ku loyal.
§ Aku harus tetapkan saham untuk Alloh SWT sekian
persen. Sukur-sukur terus naik saham Alloh SWT.
2. Pertaruhan
untuk menjadi penulis buku-buku best-seller, berpengaruh dan penuh manfaat
Aku menulis berbagai artikel dalam
blogku secara rutin. Kemudian aku bukukan artikel-artikel tersebut. Buku pertamaku
bertemakan pendidikan dan pengajaran. Buku-buku tersebut ditujukan untuk
memberi solusi bagi para guru dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Topic
buku kedua adalah tentang psikologi dan motivasi. Sasaran utama adalah anak
muda. Dari buku-buku tersebut, aku andil dalam terciptanya generasi muda yang
penuh karya serta manfaat. Aku juga menjadi seorang novelis. Gokil kan? Apakah bisa,
sementara aku belum suka membaca novel? Jawabku, aku pasti bisa. Semua bisa
terwujud. Aku berpegang teguh pada prinsip growth
mindset. Segala sesuatu bisa aku wujudkan asalkan aku mau menjalani proses
10.000 jam. Dengan terus belajar, berlatih dan berdoa, aku pasti bisa.
3.
Pertaruhan untuk menjalankan publishing house yang
besar
Aku menjalankan
sebuah publishing house yang besar. Banyak buku-buku karya ku sendiri dan karya
dari para penulis lain yang laris dibaca oleh jutaan orang. Aku mengadakan
pelatihan kepenulisan secara rutin di perpustakaan mewah yang aku dirikan. Melalui
sekolah kepenulisan yang aku jalankan dengan sukses, aku menelorkan banyak
penulis handal penuh prestasi. Karya-karya mereka dinikmati oleh berbagai
kalangan dari berbagai Negara.
Publishing
houseku semakin membesar, hingga dia bisa berjalan secara auto pilot.
4. Pertaruhan untuk
menjadi orang dermawan dan berpengaruh besar
Di setiap
lini usahaku, aku tetapkan saham untuk Alloh SWT. Saham tersebut semakin ditingkatkan
prosentasenya seiring berjalannya waktu dan berkembangnya usaha. Aku menjadi
solusi bagi berbagai problematika sosial mayarakat. Aku menjadi figure yang
penuh dengan manfaat bagi orang lain, terutama keluarga.
Aku benar benar bisa mewujudkan impian-impian besar
melalui semua yang aku pertaruhkan. Alloh maha mewujudkan segala niatan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar