Senin, 15 November 2021

Apa pertaruhan terbesar dalam hidup yang pernah kau alami?


Pagi ini, aku cukup tersentak saat mendapatkan sebuah pertanyaan dari seorang sahabat. Dia bertanya, “ apa hal terbesar dalam hidupmu yang untuk meraihnya kamu harus mempertaruhkan segenap kemampuanmu?” Aku mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan mengingat-ingat hal-hal yang telah aku capai dan mendapati bahwa aku merasa belum pernah mengeluarkan segenap daya kemampuanku untuk suatu hal besar yang ingin kuraih.

Ini benar-benar menjadi sebah refleksi diri. Selama ini kadang aku mengeluh bahwa aku belum meraih hal-hal besar. Kadang aku bertanya, kenapa aku masih menjadi pribadi yang biasa saja. Ternyata jawabannya ada dalam pertanyaan yang diajukan sahabtku tersebut. Aku belum pernah mempertaruhkan apapun dalam hidupku.

 

Hidup yang tak pernah dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan

 

Itu adalah kata-kata bijak yang pernah aku dengar, namun aku lupa siapa yang mengatakannya. Benar sekali bahwa jika dalam hidup ini aku tidak pernah mempertaruhkan apa pun, maka aku tidak berhak untuk memenangkan apa pun. Kadang terbersit pikiran untuk menjadi orang besar, namun diri ini tak sadar bahwa diriku selama ini belum mempertaruhkan segenap daya kemampuanku. Apa yang bisa diharapkan dari diri ini, jika tidak ada hal besar yang kupertaruhkan?

Tentang pertaruhan ini, aku jadi menemukan titik terang akan beberapa hal dalam hidup. Belum diraihnya jodoh yang aku dambakan, sangat mungkin karena aku belum mempertaruhkan apa-apa untuk mendapatkannya. Mario Teguh berkata bahwa setiap individu harus berusaha memantaskan diri untuk bisa meraih hal-hal besar dalam hidupnya. Hal tersebut berlaku untuk upaya meraih apa pun. Sepertinya benar adanya, bahwa aku belum pernah berusaha memantaskan diri secara maksimal untuk meraih jodoh impianku. Sejauh ini, wanita-wanita yang hadir yang memiliki potensi untuk menjadi jodohku seringkali tidak menarik minatku. Aku merasa bahwa value mereka kurang. Sementara aku memiliki standard value tertentu yang ada pada seorang wanita untuk aku pilih.

Tentang pertaruhan ini juga menyadarkanku akan kondisi finansialku. Aku telah lama mendambakan mencapai kebebasan finansial. Ternyata selama ini aku belum mempertaruhkan apa-apa dalam hidupku, untuk meraih kebebasan finansial tersebut. Aku juga belum bisa memberikan kebahagiaan maksimal untuk keluargaku, mencukupi hajat kebutuhan mereka. Smeua karena aku belum pernah mempertaruhkan apa pun dalam hidupku. Aku merasa belum menjadi pribadi sholih yang dekat dengan Alloh SWT, karena aku belum pernah mempertaruhkan apa pun untuk menjadi hambaNya yang dekat dengannya.

Pencapaian besar identic dengan pertaruhan besar. Jika kau mendapati dirimu belum menjadi apa-apa, di situ pasti ada pertaruhan besar yang belum kamu tunaikan.

 

Lantas, langkah kongkrit apa yang harus aku lakukan?

Aku teringat momen-momen persiapan diri saat mendaftar beasiswa LPDP. Aku memetakan segala upaya yang harus aku lakukan, untuk meraih beasiswa tersebut. Aku belajar ke orang-orang yang berpengalaman yang berhasil dalam meraih beasiswa LPDP. Aku ikuti kursus online dan berlatih secara intensif untuk bisa meraih skor TPA yang melewati passing grade. Aku membeli dan membaca buku-buku besar untuk benar-benar memiliki wawasan kebangsaan yang mumpuni. Aku berlatih wawancara secara rutin. Aku pelajari detil factor-faktor yang mempengaruhi suksesnya wawancara. Aku bahkan memperhatikan detil outfit yang aku gunakan, untuk menunjang prima nya penampilanku saat wawancara. Aku berusaha melakukan pendekatan spiritual, karena aku yakin bahwa campur tangan Alloh SWT dalam terwujudknya hajat itu nyata. Aku libatkan Ibu ku dan orang-orang terkaish lainnya untuk mendoakanku agar hajatku terwujud nyata. Aku benar-benar melakukan pertaruhan besar untuk mewujudkan impianku meraih beasiswa studi lanjut di kampus impian di luar negeri. Alloh SWT memampukanku, akhirnya.

1.  Pertaruhan untuk menjadi seorang eksportir importir sukses mulia dermawan jaya.

Aku harus melakukan hal yang sama, sebagaimana aku berusaha mewujudkan cita-cita kuliah dengan biasiswa. Kini, aku bercita-cita untuk menjadi seorang eksportir importir yang sukses mulia dermawan penuh kejayaan. Apa pertaruhan yang harus aku upayakan?

§  Pertama, aku harus belajar melalui berbagai media.

§  Aku harus tergabung dalam komunitas-komunitas ekspor impor.

§  Aku harus berada di circle orang-orang yang sukses mejadi eksportir importir.

§  Aku harus menginvestasikan dana untuk belajar ekspor impor melalui berbagai platform kursus ekspor impor.

§  Aku harus memiliki target sukses ekspor minimal satu container pertama.

§  Aku harus belajar tentang suatu produk, mencari supplier, mengembangkan website yang menarik dan  informative.

§  Aku harus melatih diri secara terus menerus untuk cakap dalam berkorespondensi dengan calon buyer dari luar negeri.

§  Aku harus terus menerus melakukan pendekatan ke ribuan calon buyer hingga aku mendapatkannya. Tak peduli berapa ribu calon buyer yang aku hubungi. Yang jelas aku harus berhasil!

§  Aku harus belajar segala mekanisme ekspor impor hingga hal-hal yang sangat detil sekalipun.

§  Aku harus terus berkembang. Saat memperoleh buyer, aku harus berusaha bagaimana caranya agar buyer-buyerku loyal. Untuk impor, aku harus berusaha agar supplier2ku dan customer2ku loyal.

§  Aku harus tetapkan saham untuk Alloh SWT sekian persen. Sukur-sukur terus naik saham Alloh SWT.

 

2.  Pertaruhan untuk menjadi penulis buku-buku best-seller, berpengaruh dan penuh manfaat

Aku menulis berbagai artikel dalam blogku secara rutin. Kemudian aku bukukan artikel-artikel tersebut. Buku pertamaku bertemakan pendidikan dan pengajaran. Buku-buku tersebut ditujukan untuk memberi solusi bagi para guru dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Topic buku kedua adalah tentang psikologi dan motivasi. Sasaran utama adalah anak muda. Dari buku-buku tersebut, aku andil dalam terciptanya generasi muda yang penuh karya serta manfaat. Aku juga menjadi seorang novelis. Gokil kan? Apakah bisa, sementara aku belum suka membaca novel? Jawabku, aku pasti bisa. Semua bisa terwujud. Aku berpegang teguh pada prinsip growth mindset. Segala sesuatu bisa aku wujudkan asalkan aku mau menjalani proses 10.000 jam. Dengan terus belajar, berlatih dan berdoa, aku pasti bisa.

 

3.  Pertaruhan untuk menjalankan publishing house yang besar

Aku menjalankan sebuah publishing house yang besar. Banyak buku-buku karya ku sendiri dan karya dari para penulis lain yang laris dibaca oleh jutaan orang. Aku mengadakan pelatihan kepenulisan secara rutin di perpustakaan mewah yang aku dirikan. Melalui sekolah kepenulisan yang aku jalankan dengan sukses, aku menelorkan banyak penulis handal penuh prestasi. Karya-karya mereka dinikmati oleh berbagai kalangan dari berbagai Negara.

Publishing houseku semakin membesar, hingga dia bisa berjalan secara auto pilot.

 

4.  Pertaruhan untuk menjadi orang dermawan dan berpengaruh besar

Di setiap lini usahaku, aku tetapkan saham untuk Alloh SWT. Saham tersebut semakin ditingkatkan prosentasenya seiring berjalannya waktu dan berkembangnya usaha. Aku menjadi solusi bagi berbagai problematika sosial mayarakat. Aku menjadi figure yang penuh dengan manfaat bagi orang lain, terutama keluarga.

 

Aku benar benar bisa mewujudkan impian-impian besar melalui semua yang aku pertaruhkan. Alloh maha mewujudkan segala niatan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar