Orang yang baru pertama kali tinggal di Australia
mungkin memandang system lalu lintas di Australia menjengkelkan. Terutama jika
mereka berasal dari Negara-negara yang perilaku berkendara masyarakatnya kurang
atau tidak teratur. Betapa tidak, di Australia, begitu banyak aturan yang
mengikat orang-orang yang berkendara. Jika melanggar sedikit saja, maka tidak
ada negosiasi, karena hukumannya sangat strict. Melanggar batas kecepatan
maksimal, misalnya. Seseorang bisa dikenakan denda ratusan dollar, yang jika
dikurskan dalam rupiah maka bernilai jutaan rupiah. Berbeda dengan system
tilang pelanggaran lalu lintas yang ada di Indonesia, dimana orang bisa
ditilang langsung di TKP oleh petugas terkait. Di Australia, orang mungkin
tidak sadar bahwa dia melanggar lalu lintas. Mereka baru menyadari itu ketika
seminggu setelah melanggar mereka mendapatkan “surat cinta” yang berisi bukti
pelanggaran dan jumlah uang denda yang harus dibayar.
Kata teman-teman yang pernah ditilang, nyesek rasanya ditagih
ratusan dollar karena melanggar lalu lintas yang dalam pikiran mereka itu
adalah pelanggaran remeh. System tilang di Australia tidak kenal ampun. Jika
melanggar, tidak ada ruang untuk negosiasi. Alat pendeteksi pelanggaran juga
tersetting sedemikian canggihnya, sehingga orang tidak bisa mengelak saat dia
melanggar. Ada banyak titik di berbagai ruas jalan yang dipasangi kamera
canggih dan sensor otomatis yang mendeteksi pelanggaran. Bukti rekaman yang
ditangkap kamera tersebutlah yang biasanya menjadi bukti atas tindakan
pelanggaran.
Di satu sisi, begitu rigidnya aturan lalu lintas di
Australia cukup membuat frustasi bagi orang yang baru pertama kali mengenalnya.
Namun di sisi lain, jika kita mau merenungi lebih dalam, system lalu lintas di
Australia tersebut adalah system sempuran yang menjamin ketertiban dan kemanan
lalu lintas. Di Negara-negara yang praktik berkendaranya kurang teratur, orang
mungkin merasa bebas dan tidak terkekang. Namun sisi negative dari bebasnya
berlalu lintas tanpa aturan baku adalah angka kecelakaan yang tinggi. Dengan
system yang baku dan kaku, Australia tercatat sebagai Negara dengan angka
kecelakaan lalu lintas yang sangat rendah.
Selain itu, system lalu lintas yang begitu strict di
Australia ternyata membentuk karakter masyarakantya. Di Australia, para pejalan
kaki termasuk golongan yang sangat dimanusiakan. Pengendara mobil pada umumnya
selalu mengalah jika berhadapan dengan pejalan kaki. Mereka
cenderung mengutamakan pengendara lain saat berada di jalan raya. Beda dengan
perilaku berkendara di Negara yang system lalu lintasnya masih belum bagus,
dimana pendendara cenderung suka menyerobot jalan supaya bisa melaju duluan.
Aku sendiri
awalnya merasa tidak nyaman dengan system lalu lintas di Australia. Namun, lama
kelamaan, aku jadi terbiasa dan merasa nyaman dengan system yang ada. Aturan
memang harus diberlakukan secara strict agar tercipta ketertiban bersama, yang
tentu baik buat semua orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar