Senin, 10 Oktober 2016

KUNCI KEMAJUAN EKONOMI SUATU BANGSA



Sudah tidak relevan lagi bahwa kemajuan ekonomi suatu bangsa dikaitkan dengan ketersediaan kekayaan alam. Jika kekayaan alam merupakan penentu kemajuan ekonomi, maka seharusnya Indonesia lebih mapan secara ekonomi dibandingkan negara miskin sumber daya alam seperti singapura, hongkong, belanda, dan lainnya. 

Gambar: Gerai Zunda Shake (Minuman Susu kedelai) di Stasiun Sendai, Jepang

Karakter produktif dan mandiri masyarakat dalam suatu bangsa adalah kata kuncinya. Bayangkan, satu orang menjalankan sebuah ide berupa menciptakan sebuah produk minuman berbahan dasar susu sapi dan kedelai, misalnya. Produk tersebut laku di pasaran. Untuk mendukung keberlangsungan usaha tersebut, dibutuhkan stok susu sapi. Maka bergeraklah roda ekonomi peternak sapi perah. Selain itu, dibutuhkan juga stok kedelai. Maka bergeraklah roda ekonomi pertanian kedelai. Untuk melakukan pemasaran, dibutuhkan media marketing, maka bergeraklah roda ekonomi industri media. Masing-masing dari simpul ekonomi tersebut memicu munculnya simpul ekonomi yang lain, dan menciptakan peluang-peluang baru. Prinsipnya seperti pohon yang bercabang-cabang. Masing-masing cabang tumbuh dan memunculkan cabang baru. Cabang baru tersebut makin tumbuh dan memunculkan ranting. Dan seterusnya. 

Itu baru satu ide yang terwujud. Nyatanya ada beberapa orang di dunia ini yang mampu mewujudkan berbagai ide. Ada banyak orang yang mampu menjalankan lebih dari satu usaha, meski prosentasenya jauh lebih sedikit dibanding dengan mereka yang tidak melakukannya. Artinya, sebenarnya manusia memiliki kapasitas yang besar untuk berproduksi dan berinovasi. Itulah alasannya mengapa dalam sebuah teori ekonomi disebutkan bahwa untuk menciptakan kemajuan ekonomi suatu bangsa, dibutuhkan sekurang-kurangnya 2% dari total populasi yang menjalankan aktivitas sebagai pengusaha/enterpreneur. Prosentase tersebut sebenarnya masih cukup debatable, karena ada yang berpendapat bahwa dibutuhkan prosentase lebih dari itu. Sementara ada juga yang berpendapat bahwa prosentase kurang dari itu pun cukup untuk mewujudkan ekonomi suatu bangsa. 

Unemployment merupakan isu yang selalu menjadi persoalan setiap bangsa. Langkah yang dilakukan melalui kebijakan formal pemerintah umumnya adalah dengan cara membuka pusat-pusat pengasahan keterampilan masyarakat. Sehingga, dibukalah sekolah-sekolah kejuruan. Masalahnya adalah pengsahan keterampilan tersebut hanya menjadikan masyarakat siap kerja, bukan siap untuk terjun mempraktikkan keterampilan untuk menciptakan peluang-peluang baru, hingga menjadi pribadi yang mandiri. Akibatnya, yang terjadi hanyalah semakin meningkatnya jumlah pengangguran. 

Gambar: Kedai Yakiniku bernuansa Bali di Sendai, Jepang.

Andai saja pemerintah mau menggalakkan kemandirian dan produktivitas, mestinya akan lain kondisinya. Kenapa musti pemerintah? Karena memang pemerintah lah yang mempunya peran strategis untuk merubah keadaan entitas suatu negara secara keseluruhan melalui program-program riilnya.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar