Senin, 02 Mei 2022

Ramadhan Berlalu, Hati Pilu

 

Melewatkan momen ramadhan tuh rasanya sama seperti menyia-nyiakan cinta seseorang yang tulus ndak sih? Aku merasa begitu. Aku merasa kurang begitu maksimal memanfaatkan momen ramadhan untuk melakukan berbagai kebaikan. Padahal, ramadhan adalah bulan dilipatgandakannya pahala atas kebaikan yang manusia perbuat. Ramadhan adalah momen untuk refleksi tahunan yang sangat tepat. Kapan lagi kita mendapati momen bangun malam untuk berkontemplasi selain di bulan ramadhan? Sebenarnya di bulan lain pun kita bisa melakukan kontemplasi tersebut. Namun dukungan lingkungan saat ramadhan jelas menjadi pembeda. Di bulan-bulan biasanya, sepertinya butuh effort yang sangat besar untuk bangun malam demi menunaikan ibadah, bertafakur, melakukan refleksi, serta detoksifikasi mental dan emosional. Sementara selama ramadhan, rasa enggan kita akan mudah dikalahkan oleh situasi lingkungan yang mendorong kita untuk bangun malam.

Ramadhan adalah waktu yang lama bagi orang yang benar-benar menyadari betapa berharganya ramadhan. Namun bahgi orang yang terbiasa take it for granted, ramadhan akan terasa cepat dan kurang membekas maknanya. Kini, ramadhan sudah berlalu. Rasanya seperti hanya sekelebat dia singgah, padahal sebulan lamanya. Dulu sebelum ramadhan terbayang jelas berbagai rencana dalam pikiran tentang apa yang hendak dilakukan. Namun saat ramadhan, rasanya banyak rencana kebaikan yang terlewatkan begitu saja dan urung untuk diwujudkan.

Ini adalah catatan penyesalan, yang sepertinya selalu terulang setiap tahunnya. Selalu ada rasa sesal atas berlalunya ramadhan. Namun hal tesebut terulang di kemudian tahun. Manusia memang makhluk yang seringkali tidak belajar dari kesalahan dan penyesalan. Angan kita terlalu panjang, meyakini bahwa momen-momen berharga pasti akan datang. Padahal, siapa yang jamin bahwa di tahun yang akan datang kita akan dipertemukan dengan ramadhan.

Dalam hidup, aku telah melewatkan banyak momen berharga. Sepertinya aku masih harus belajar untuk tidak melewatkan momen berharga. Waktu adalah hal yang sangat berharga, dan tiada tara nilainya. Bahkan orang terkaya di dunia seperti Elon Musk dan Bill Gates saja tidak mampu mengembalikan waktu yang telah berlalu. Kini aku hanya bisa meratapi sedihku karena telah melewatkan ramadhan sambil berharap akan bertemu lagi dengan ramadhan di tahun selanjutnya. Andai dipertemukan lagi dengan ramadhan pun tidak ada jaminan bahwa aku akan jauh lebih baik dalam memaksimalkan momen ramadhan itu. Manusia mudah lupa. Apa yang ia sesali tidak selalu merubahnya menjadi lebih baik. Aku tak tahu sampai kapan aku hidup.

Meski begitu, aku masih berharap bertemu dengan ramadhan di tahun berikutnya, dan berikutnya, dan seterusnya, sambil membawa semangat memaksimalkan ramadhan sebagaimana yang sekarang aku punya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar