Melewatkan momen ramadhan tuh rasanya sama seperti menyia-nyiakan
cinta seseorang yang tulus ndak sih? Aku merasa begitu. Aku merasa kurang
begitu maksimal memanfaatkan momen ramadhan untuk melakukan berbagai kebaikan. Padahal,
ramadhan adalah bulan dilipatgandakannya pahala atas kebaikan yang manusia
perbuat. Ramadhan adalah momen untuk refleksi tahunan yang sangat tepat. Kapan lagi
kita mendapati momen bangun malam untuk berkontemplasi selain di bulan
ramadhan? Sebenarnya di bulan lain pun kita bisa melakukan kontemplasi
tersebut. Namun dukungan lingkungan saat ramadhan jelas menjadi pembeda. Di bulan-bulan
biasanya, sepertinya butuh effort yang sangat besar untuk bangun malam demi menunaikan
ibadah, bertafakur, melakukan refleksi, serta detoksifikasi mental dan
emosional. Sementara selama ramadhan, rasa enggan kita akan mudah dikalahkan
oleh situasi lingkungan yang mendorong kita untuk bangun malam.
Ramadhan adalah waktu yang lama bagi orang yang
benar-benar menyadari betapa berharganya ramadhan. Namun bahgi orang yang
terbiasa take it for granted, ramadhan akan terasa cepat dan kurang membekas maknanya.
Kini, ramadhan sudah berlalu. Rasanya seperti hanya sekelebat dia singgah,
padahal sebulan lamanya. Dulu sebelum ramadhan terbayang jelas berbagai rencana
dalam pikiran tentang apa yang hendak dilakukan. Namun saat ramadhan, rasanya
banyak rencana kebaikan yang terlewatkan begitu saja dan urung untuk
diwujudkan.
Ini adalah catatan penyesalan, yang sepertinya selalu
terulang setiap tahunnya. Selalu ada rasa sesal atas berlalunya ramadhan. Namun
hal tesebut terulang di kemudian tahun. Manusia memang makhluk yang seringkali
tidak belajar dari kesalahan dan penyesalan. Angan kita terlalu panjang,
meyakini bahwa momen-momen berharga pasti akan datang. Padahal, siapa yang
jamin bahwa di tahun yang akan datang kita akan dipertemukan dengan ramadhan.
Dalam hidup, aku telah melewatkan banyak momen
berharga. Sepertinya aku masih harus belajar untuk tidak melewatkan momen
berharga. Waktu adalah hal yang sangat berharga, dan tiada tara nilainya. Bahkan
orang terkaya di dunia seperti Elon Musk dan Bill Gates saja tidak mampu
mengembalikan waktu yang telah berlalu. Kini aku hanya bisa meratapi sedihku
karena telah melewatkan ramadhan sambil berharap akan bertemu lagi dengan
ramadhan di tahun selanjutnya. Andai dipertemukan lagi dengan ramadhan pun tidak
ada jaminan bahwa aku akan jauh lebih baik dalam memaksimalkan momen ramadhan
itu. Manusia mudah lupa. Apa yang ia sesali tidak selalu merubahnya menjadi
lebih baik. Aku tak tahu sampai kapan aku hidup.
Meski begitu, aku masih berharap bertemu dengan
ramadhan di tahun berikutnya, dan berikutnya, dan seterusnya, sambil membawa
semangat memaksimalkan ramadhan sebagaimana yang sekarang aku punya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar