Kamis, 19 Mei 2022

Dampak Bullying dan Pentingnya Wellbeing di Sekolah

 

Di tempat aku bekerja paruh waktu ini aku bertemu dengan seorang pekerja yang sangat ramah. Namanya Calleb. Usianya 27 tahun. Aku menilainya ramah, karena dalam persepsiku sikap seperti itu tidka biasanya nampak pada anak muda Australia. Dia Nampak selalu berhati-hati dalam bersikap dan bertutur kata. Meski demikian, hal itu tidak berarti bahwa dia tidak suka bercanda dengan kawan atau rekan kerjanya. Selain itu, dia juga terlihat seperti pribadi yang kurang percaya diri. Hal tersebut nampak dari gestur dan cara berbicaranya.

Aku sempat berbincang dengannya tentang berbagai hal. Salah satu yang kutanyakan adalah apakah dia kuliah. Kemudian dia bercerita bahwa dia putus sekolah saat dia berada di kelas 8 secondary school, alias kelas 2 SMP kalo dalam system Pendidikan di Indonesia. Alasan dia Drop Out (DO) cukup mengejutkan. “School is suck! I got bullied many times but everyone at school did nothing”. Demikian sepenggal kalimat yang dia ucapkan. Dia Nampak merasa kesal dan kecewa dengan lingkungan skeolahnya. Dia mengalami bully an yang cukup sering dari teman-teman sekolahnya. Namun dia merasa tidak mendapatkan pembelaan dari siapa pun di sekolah tersebut. Hgal tersebut membuatnya memutuskan untuk keluar sekolah.

Beruntung dia tinggal di Australia dan menjadi warga negara Australia. Di Australia, kesempatan untuk make a living begitu banyak. Bahkan orang yang tidak berpendidikan saja bisa mendapatkan penghidupan yang layak, asal mau bekerja. Di Indonesia,  jangankan orang yang tidak berpendidikan, orang berpendidikan pun banyak yang menganggur karena terpental dari persaingan lapangan pekerjaan. Sementara, di Australia, orang yang DO dari sekolah seperti Caleb ini masih bisa hidup layak memiliki rumah layak dan kendaraan seharga $AUS 30.000 tanpa warisan dari orang tuanya.

Di sini saya tidak akan focus pada pembahasan mengenai kesempatan hidup layak di Australia. Hal yang menarik untuk dibahas adalah betapa isu wellbeing siswa adalah nyata. Isu wellbeing sangat berpengaruh terhadap siswa dalam konteks komunitas, budaya, maupun negara mana pun. Berbagai kasus yang berhubungan dengan wellbeing di lingkungan pendidkan di Indonesia juga sebenarnya banyak. Namun hal tersebut nampak belum dipandang sebagai sebuah isu yang krusial. Pertikaian, bullying, dan gesekan antar individu di lingkungan Pendidikan masih sering dipandang sebagai domain antar individu yang terlibat dalam maslaah tersebut semata. Padahal masalah seperti itu layak untuk diperhatikan dan dimasukkan ke dalam kerangka kebijakan di lingkungan pendidikan.

Berbagai negara maju sudah menjadikan wellbeing sebagai isu strategis dan mendapaktan porsi perhatian besar. Bahkan berbagai sekolah di Australia memiliki satu tim khusus yang menangani urusan wellbeing warga sekolah. Hal tersebut muncul karena kesadaran para pemangku kebijakan Pendidikan di Australia akan besarnya pengaruh wellbeing terhadap keberhasilan individu pada khususnya dan pencapaian tujuan Pendidikan pada umumnya.

Sekolah semestinya tidak hanya berfokus pada pencapaian prestasi akademik, penguatan karakter dan keterampilan peserta didik semata. Penyelenggaraan Pendidikan semestinya juga memperhatikan pentingnya kesehatan mental, emosional, fisik dan psikologis semua individu yang ada di lingkungan Pendidikan. Untuk apa prestasi akademik meningkat jika pencapaian tersebut diraih dengan mengorbankan kesehatan mental, emosional, atau pskologis? Untuk apa prestasi-prestasi individu banyak, jika antar individu tidak terbangun sikap saling menghargai dan menghormati?

Beruntung Caleb adalah warga Australia dan tinggal di Australia. Bayangkan Calleb Calleb lain yang ada di negara seperti Indonesia yang kesempatan untuk make a living tidak sebanyak dan sebagus Australia. Jika mereka tidak memperoleh lingkungan yang bagus, mereka mungkin hanya akan menjadi gelandangan setelah putus sekolah.

Semoga kebijakan-kebijakan di Indonesia di sector Pendidikan semakin memperhatikan pentignya wellbeing warga sekolah.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar