Kamis, 18 Januari 2024

Tentang Bersyukur

 

Seringkali kita mendengarkan nasihat untuk senantiasa bersyukur. Namun banyak orang yang tidak paham apa hakikat dari syukur dan bagaimana mempraktikkan sikap bersyukur.

Sebagian orang menilai bahwa syukur adalah tentang mengucapkan “alhamdulillah” atau “aku bersyukur”. Namun apakah sesederhana itu?

Sejatinya, level syukur itu ada dua.

Level pertama adalah tentang menyatunya pikiran dan perasaan bahwa diri kita adalah orang yang beruntung. Siapakah yang menyatukan pikiran dan perasaan bahwa kita adalah orang yang beruntung? Jawabannya adalah ya kita sendiri. Lantas apa manfaatnya? Manfaatnya adalah munculnya keyakinan bawah sadar bahwa kita adalah orang yang beruntung. Keyakinan bawah sadar bahwa kita adalah orang yang beruntung akan menarik berbagai keberuntungan lainnya yang nyata.

Syukur adalah kreativitas kita dan kesungguhan kita untuk mencari sisi positif yang ada pada situasi apa pun yang kita alami.

Kita mungkin berpikir bagaimana kita bersyukur sementara kesehatan kita sedang kurang baik. Namun bersyukurlah karena setidaknya kita masih memiliki nyawa, masih hidup, yang dengannya kita masih ada kesempatan untuk sehat. Dengan nyawa yang masih melekat di badan, kita masih punya kesempatan untuk berbuat kebaikan, mengumpulkan amal soleh sebagai bekal hidup di akhirat. Di luar sana, banyak orang yang meninggal dalam keadaan belum bertaubat.

Kita mungkin berpikir bagaimana kita bersyukur, sementara kita memiliki kesulitan ekonomi. Namun bersyukurlah, karena setidaknya kita memiliki kesehatan dan orang-orang terkasih yang hidup mendampingi kita. Di luar sana banyak orang yang bukan hanya memiliki kesulitan ekonomi, melainkan juga kesulitan untuk hidup secara layak karena berada dalam penindasan seperti yang dialami oleh warga Palestina.

Kita mungkin berpikir bagaimana kita bersyukur, sementara pada kenyataannya hidup kita penuh keterbatasan. Namun bersyukurlah, setidaknya kita masih memiliki kesempurnaan jasmani dan rohani yang dengannya kita masih memiliki kesempatan untuk merubah segala keterbatasan. Sudah terbukti, banyak orang yang mampu bangkit bergerak merubah nasib mereka, berbekal kesehatan fisik dan jiwa yang Alloh karuniakan.

Setiap terbersit pikiran untuk tidak bersyukur atau mengeluhkan suatu keadaan, bergegaslah untuk berpikir bahwa pasti ada sisi keberuntungan yang kita miliki yang membuat kita lebih layak untuk bersyukur.

Jadi, syukur adalah tentang mengarahkan pikiran dan perasan untuk meyakini bahwa kita beruntung. Supaya muncul rasa beruntung tersebut, bisa kita upayakan dengan membandingkan diri kita dengan orang-orang yang tidak seberuntung kita. Itu adalah level syukur yang pertama.

Level syukur yang kedua adalah mendayagunakan segala hal yang dimiliki untuk sebesar-besarnya kebaikan dan kemaslahatan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Syukur pada level ini bukan lagi soal olah rasa dan pikiran, melainkan tindakan nyata mendayagunakan segala potensi yang kita miliki.

Kita mengungkapkan sikap syukur atas kesehatan yang kita miliki dengan cara melakukan hal-hal positif seperti bekerja, beribadah dan belajar.

Kita mengungkapkan sikap syukur atas harta yang kita miliki dengan cara membelanjakannya di jalan yang Alloh ridhoi.

Kita mengungkapkan syukur atas kecerdasan yang kita miliki dengan cara menggunakan kecerdasan tersebut untuk berbuat kebaikan.

Kita mengungkapkan syukur kita atas segala potensi yang kita miliki dengan cara mengoptimalkan potensi tersebut untuk bisa berdampak kebaikan.

Itu semua adalah contoh manifestasi syukur the next level. Syukur bukan hanya soal olah rasa dan pikiran, melainkan olah perbuatan nyata yang berdampak kebaikan.

Dalam ajaran Islam, melalui sikap bersyukur Alloh akan melipatgandakan kenikmatan bagi manusia. Bahkan Napoleon Hill dalam bukunya yang berjudul Think and Grow Rich juga menyebutkan bahwa salah satu rahasia orang-orang sukses di dunia adalah bersyukur. Bersyukur akan menguatkan keyakinan akan kecukupan. Keyakinan tersebut akan menarik keberlimpahan.

Kurang lebih, seperti itulah makna dari bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar