Jumat, 12 Januari 2024

Meniti Karir: Pekerjaan, Kejayaan Hidup: Kematian

 

Aku melihat jenjang karir atas pekerjaan itu seperti kejayaan hidup di dunia atas kematian. Karir, mau sebesar apa pun effort yang kita upayakan untuk meraihnya, pada ujungnya pasti akan berakhir, yaitu pada saat kita masuk masa pensiun. Saat itu, gemilangnya karir yang pernah diraih akan sudah kehilangan makna dan fungsinya. Saat pensiun, kita akan kembali menjadi bukan siapa-siapa.

Kejayaan hidup di dunia, mau sebesar apa pun effort kita untuk meraihnya, akan menjadi sia-sia saat kita sudah memasuki alam kematian. Harta benda yang kita tumpuk, jabatan kekuasaan yang kita raih, serta popularitas yang kita miliki, seketika akan hilang maknanya ketika kita mati.

Lantas, apa yang semestinya kita kejar?

Dalam konteks karir, orang mengejar karir pada umumnya karena ada niatan meningkatnya level kesejahteraan. Dengan karir yang naik, diharapkan kesejahteraan naik. Memang sih ada niatan lain seperti aktualisasi diri, kepuasan, dan obsesi tertentu. Namun keinginan untuk meningkatkan level kesejahteraan sepertinya menjadi factor yang dominan yang mempengaruhi seseorang mengejar meningkatnya karir.

Kesejahteraan berhubungan dengan sumber daya (uang dan harta benda). Nah, jika yang dikejar sejatinya adalah harta benda, kenapa musti mengejar karir? Kenapa tidak focus saja sedari awal pada mencari uang dan mengembangbiakkannya? Kenapa yang dikejar malah karir? Mengejar karir memang pada akhirnya berujung pada penghasilan (uang). Namun ada cara yang lebih relevan dan efektif untuk meraih kesejahteraan, yaitu dengan berbisnis atau berdagang.

Yang kedua, tentang mengejar kejayaan di dunia. Boleh lah kita mengejar kejayaan di dunia. Namun kita musti sadar bahwa aka nada titik kulminasinya. Akan ada titik berakhirnya kita menikmati kejayaan dunia. Lantas bagaimana supaya kejayaan dunia tersebut berlanjut setelah kita mengalami kematian? Caranya adalah dengan kita menginvestasikan sumber daya yang kita miliki selama hidup di dunia untuk kehidupan setelah kematian. Tentu ini hanya relevan bagi orang-orang yang meyakini adanya kehidupan setelah kematian.

Jika kita hanya focus pada hidup di dunia saja, maka kita rugi besar. Kita musti perhatikan kehidupan setelahnya.

Ini adalah hasil perenunganku pagi ini. Dengan ini, aku jadi tau orientasi hidup yang musti aku jalani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar