Ada
banyak faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas belajar siswa yang
diselenggarakan oleh guru. Salah satu faktor yang cukup berpengaruh secara
signifikan adalah ketika guru merupakan seseorang yang respectable dalam
pandangan siswa.
Guru
memang memiliki otoritas penuh atas para siswa di lingkungan pembelajaran di
sekolah. Mereka memiliki kuasa untuk mendesain dan mengarahkan proses pembelajaran.
Namun, tidak semua guru memiliki kualitas respectable. Ada guru yang dipandang
respectable, ada pula yang dipandang remeh oleh siswa. Kualitas respectable
seorang guru berpengaruh terhadap efektivitas pembelajaran. Seorang guru yang dipandang
respectable akan mampu membuat para siswa melaksanakan instruksi atau saran apa
pun yang terkait dengan pembelajaran. Seorang guru yangr respectable akan
didengar kata-katanya, nasihat-nasihatnya, quotation-quotationnya oleh para
siswa. Sementara, guru yang kurang/tidak respectable akan diacuhkan begitu saja
oleh para siswa.
Lantas,
bagaimana caranya agar seorang guru dipandang respectable oleh para siswa?
Menjadi
pribadi yang respectable merupakan hasil dari akumulasi berbagai aspek
kualitas. Berbagai aspek kualitas yang menjadikan guru respectable adalah
penguasaan bidang yang diajarkan, kemampuan pedagogis yang mumpuni, keteladanan,
kemampuan berkomunikasi, penampilan yang menumbuhkan rasa percaya diri, serta karakter
positif.
Aspek
yang pertama adalah kualitas penguasaan materi. Siswa cenderung respek dengan para
guru yang sangat mendalami bidang yang mereka ajarkan. Meskipun sumber belajar
begitu banyak, seiring dengan semakin mudahnya akses terhadap teknologi
informasi dan komunikasi, siswa sering mengandalkan guru untuk menanyakan suatu
materi yang mereka masih belum pahami. Ketika seorang guru mampu menunjukkan
kedalaman penguasaan materi, siswa cenderung akan respek terhadap guru
tersebut. Sementara, kegagalan dalam menunjukkan kedalam penguasaan materi akan
cenderung membuat siswa kurang yakin terhadap kemampuan guru tersebut.
Kemampuan
guru dalam menciptakan pembelajaran yang dinamis, menyenangkan, engaging,
kreatif, inovatif, dan bermakna juga bisa meningkatkan respek siswa terhadap
guru. Kemampuan tersebut berkaitan dengan kompetensi pedagogis guru. Guru yang
pembelajar akan terus berupaya meningkatkan kemampuan pedagogisnya melalui
proses belajar sepanjang hayat. Mereka akan mendapatkan respek dari siswa
karena kemampuan mereka dalam mengorganisir kelas. Sementara, guru yang tidak
mumpuni kompetensi pedagogisnya hanya menjalankan pembelajaran ala kadarnya dan
membuat siswa tidak tertarik untuk menjalankan proses pembelajaran.
Aspek
ketiga adalah keteladanan. Seorang guru akan dipandang respectable ketika ia
mampu menunjukkan keteladanan dalam sikap dan tutur kata. Perlu keselarasan
antara apa yang diucapkan dengan apa yang diperbuat, agar guru mendapatkan
respek dari siswa. Ketika guru menyarankan siswa untuk akrab dengan dunia literasi,
maka guru tersebut sendiri harus sudah akrab dengan literasi. Ketika guru
menyarankan siswa untuk melestarikan lingkungan sekitar, maka ia sendiri harus
sudah menunjukkan contoh dalam melestarikan lingkungan. Aksi nyata memungut
sampah dan menempatkannya di tempat sampah akan menguatkan nasihat guru terhadap
siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Seorang guru yang
menyarankan siswa untuk belajar, maka ia sendiri harus menunjukkan sifat
sebagai seorang pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner). Ketika seorang
guru bahasa asing menyarankan siswa untuk belajar bahasa asing, maka ia harus
menunjukkan kemahirannya dalam berbahasa asing, serta menunjukkan manfaat apa
yang ia peroleh dari belajar bahasa asing tersebut. Singkatnya, keteladanan
akan menimbulkan respek siswa terhadap guru.
Aspek
selanjutnya adalah kemampuan dalam berkomunikasi. Sepertinya semua orang
sepakat bahwa kemampuan komunikasi adalah hal yang bisa mendongkrak citra
seseorang. Memiliki kemampuan retorika yang bagus akan membuat siswa dengan
sukarela mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Suatu konsep mungkin
sulit untuk dipahami oleh sebagian ssiwa. Namun ketika guru mampu menjelaskan
konsep tersebut dengan bahasa yang mudah dimengerti, dengan kemampuan retorika yang
mempesona, maka siswa akan respek terhadap guru tersebut. Kemampuan berkomunikasi
harus terus diasah. Kemampuan komunikasi yang bagus biasanya merupakan hasil
dari luasnya wawasan, dalamnya pemikiran, serta terlatihnya retorika.
Penampilan
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh guru. Seorang guru
mungkin memilih untuk berpenampilan sederhana. Namun ketika kesederhanaan
penampilan tersebut membuat guru tersebut merasa kurang percaya diri, maka
berarti penerapan prinsip sederhana dalam berpenampilan kurang tepat. Pepatah jawa
mengatakan “ ajining raga saka busana”. Maknanya adalah penampilan kita akan
mempengaruhi penilaian orang lain terhadap diri kita. Minimal, penampilan bisa
menentukan kesan pertama orang terhadap kita. Penampilan yang baik juga akan
membuat seorang guru percaya diri. Penampilan tidak harus mewah, asalkan bisa
menunjang rasa percaya diri, maka hal tersebut sudah cukup. Siswa cenderung respek
terhadap guru yang well-groomed, karena hal tersebut dinilai sebagai kemampuan
individu seorang guru untuk menghargai diri sendiri.
Aspek
terakhir adalah konsistensi terhadap karakter positif. Seperti apa pun bagusnya
penampilan, dalamnya penguasaan materi, mumpuninya kemampuan pedagogis dan kerennya kemampuan berkomunikasi, jika seorang
guru tidak konsisiten dalam menunjukkan karakter positif maka ia tidak akan
mendapatkan respek dari siswa. Siswa adalah individu yang sudah bisa menilai
baik dan buruk, serta benar dan salah. Maka memastikan diri konsisten untuk
berkarakter positif sangatlah penting bagi guru agar bisa mendapatkan respek
dari para siswa. Kualitas respectable yg dimiliki guru bukan hanya menunjang
citra diri mereka, namun juga berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran yang
mereka selenggarakan untuk siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar