Kamis, 22 September 2022

Guru, dedikasi, dan sudah selesai dengan diri sendiri

 

Selama aku menjalani karir sebagai guru, aku menemui beberapa rekan guru yang menunjukkan dedikasi yang tinggi terhadap dunia pekerjaan yang mereka geluti. Aku benar-benar salut dengan mereka. Sebagian dari mereka menunjukkan tingginya dedikasi dengan wujud sikap terus belajar memperbaiki kualitas pembelajaran. Meskipun hal tersebut lumrah dan sewajarnya dilakukan oleh guru, namun nyatanya tidak mudah untuk mengupayakan pengembangan diri di saat dalam waktu bersamaam guru memiliki tuntutan kerja yang cukup besar. Sebagian menunjukkan dedikasinya dengan cara doing all good things for the sake of their students. Ada beberapa guru yang mengupauyakan supaya banyak dari siswa mereka meraih kesempatan studi di perguruan tinggi dengan beasiswa. Mereka melakukan pendampingan secara terstruktur, terencana dan berkesinambungan, hingga para siswa banyak yang meraih kesempatan studi lanjut ke perguruan tinggi. Ini adalah pekerjaan ekstra, di luar pekerjaan pokok sebagai pengajar atau pendidik.

Ada pula guru yang sering berlama-lama tinggal di sekolah. Bukan karena tidak ada urusan lain yang berarti, melainkan mereka ingin memastikan bahwa para siswa terlayani dengan baik. Mereka sengaja menunda waktu pulang supaya bisa focus mempersiapkan pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi para siswa. Ada pula guru yang menjadi pembina banyak kegiatan ekstrakurikuler. Bukan karena berharap mendapatkan vakasi tambahan sebagai pembina ekstra, namun karena mereka menyadari bahwa bakat dan minat siswa harus diasah melalui pendampingan guru. Dalam kasus tersebut, biasanya guru tersebut memiliki kompetensi lebih, sementara guru lain, entah karena kurang kompeten atau karena keengganan, tidak menjadi pembina kegiatan ekstrakurikuler.

Aku merasa salut dengan guru-guru semacam itu. Lebih salut lagi, guru-guru tersebut adalah yang mengajar di Indonesia, terutama di sekolah negeri. Jika dedikasi tersebut ditunjukkan oleh para guru yang mengajar di sekolah-sekolah di Negara maju, maka rasanya aku tidak merasa salut, alias biasa saja, karena menjadi guru di Negara-negara maju biasanya ada keseimbangan antara tuntutan kerja dengan reward yang diterima guru. Dengan kata lain, tingginya gaji yang diterima oleh guru di sana bisa menjadi stimulus maksimalnya kinerja guru. di Negara-negara maju, guru tidak perlu memikirkan hal lain selain focus memberikan pelayanan pembelajaran yang maksimal. Mereka tidak perlu memikirkan tentang mencari tambahan pendapatan, karena gaji yang mereka cukup untuk menguatkan daya beli mereka dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.

Di negeri kita, jangankan guru yang masih mengabdi, guru yang sudah pegawai negeri dengan tunjangan sertifikasi pun bertekuk lutut pada inflasi. Gaji yang mereka terima jumlahnya semakin naik dari tahun ke tahun, memang. Namun value dari gaji mereka melemah seiring dengan naiknya inflasi. Di Australia, gaji sebulan guru bisa dipakai untuk membeli tiga hingga enam Macbook. Sementara gaji guru di Indonesia untuk membeli satu buah macbook saja harus mengumpulkan gaji beberapa bulan.

Orang yang berdedikasi tinggi di bidang yang digelutinya biasanya adalah orang yang sudah selesai dengan diri sendiri. Selesai dengan diri sendiri artinya sudah merasa tercukupi akan segala kebutuhan hidup. Baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan sekunder dan tersier. Selain itu, mereka memiliki integritas yang tinggi, serta menunjukkan tanggungjawab moral yang besar. Menunjukkan dedikasi tinggi di saat seorang guru belum selesai dengan dirinya sendiri adalah hal yang mungkin bisa terjadi, namun seandainya ada maka layak untuk kita angkat topi. Karena sulit! Bayangkan, focus memikirkan pelayanan maksimal dalam mendidik siswa, sementara kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan saja masih belum sepenuhnya tercukupi. Belum lagi kebutuhan akan kesehatan mental, psikologis dan emosional. Bisa, memang, namun berat. Itu lah kenapa aku salut dengan para guru yang penuh dedikasi seperti itu.

Ini artinya aku salut juga pada diri sendiri.

:-D

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar