Jumat, 30 Agustus 2024

Digital Detox vs Self-Improvement through Online Exposure

 

People say that being absorbed into online activities is a waste of time. People say that digital detox is the answer to get better life. People say that staying connected to online exposure is way too much, and it needs to be ceased. People exemplify the fact European people begin to leave sophisticated gadgets behind, signaling the trend of a habit of getting back to “normal” life. It might be true, for some reason, that we need to get digital detox. But, how if we stay productive, improved, growing, flourishing through being engrossed into digital activities?

In such a rapidly growing era of informational technology, we benefit from the ubiquity of learning resources. It used to be tough to get access to learn things. However, we are in the era of accessing everything as simply as using our finger tips, tapping them on a small screen. Using fingers tips, we can obtain real-time information, knowledge, and cutting-edge method of dealing with something.

Therefore, I myself disagree that we should lessen digital absorption in my daily life. Apart from the fact that it has been today’s lifestyle, it is still the most effective way I settle many things done. When I can have my food come through using a gadget while I am busy with activities, why should I bother going somewhere far away merely to grab something to eat? When I can access online courses to master new skills, why should I bother to find face-to-face tutor for those skills? When I can read book online and I feel comfortable with that, why should I go to bookstore every time I want to read books? When I can write my diary and essential notes about life on a word page, why should I rely on papers?

It is good to get back to nature, to some degree, like walking to restaurant to get exercise, instead of laying down on the bed, or to see our neighbor directly so that we have social bond, instead of always talking to the online. Nonetheless, there are some reasons staying engaged into online activities is the best thing to do. I feel productive being online accessor. I acquire new skills, learn new science, and adopt new methods of dealing with daily life challenges.

Taking digital detox may be good for some people for some reason, but staying away from digital things for most of the time in my daily life is not my cup of tea. I have reason to stay engaged into digital activities, at least for the time being. I would not have my communication skill improved, digital skills enhanced, and problem-solving ability leapfrogged if I did not stay connected to digital access.

 

Sabtu, 17 Agustus 2024

Refleksi Progres Company PT. Agro Global Persada

 



Dua bulan sudah berlalu sejak aku mengikuti rangkaian program pendampingan eksportir dari PPEJP. Kini ada dorongan untuk lekas-lekas pecah telor yang kontaineran. Ekspor vanili yang selama ini permintaannya hanya berkisar puluhan hingga ratusan kilo memang cukup menjanjikan. Sangat menantang rasanya untuk mendapatkan buyer vanili dengan kuantitas tonase atau bahkan kontaineran. Mungkin bisa, jika aku menarget perusahaan-perusahaan besar.

Kini aku terobsesi untuk bisa pecah telor ekspor kontaineran.  Ingin rasanya merasakan pelepasan container pertama, sebagaimana teman-teman lain yang sudah pecah telor duluan. Produk yang paling memungkinkan, sepertinya, adalah cardamoms, cloves, cinnamon, betelnut, pepper, dan nutmegs. Tiga minggu terakhir, ada beberapa leads dan inquiry masuk. Belum jodoh dan rejekinya aja kali ya, sehingga belum deal. Walaupun belum deal, ini adalah starting yang bagus. Setidaknya, akun Alibaba yang baru berumur hamper 2 bulan sudah bisa memancing lead masuk. Bulan ketiga harus tercapai target closing. Satu container pertama harus rilis. Berikutnya, targetku adalah mendapatkan long-term business dengan buyer loyal. Insya Alloh bisa.

Sekarang, aku ingin mencoba refleksi diri. Apa hal yang harus aku optimalkan lagi. Mengolah Alibaba sudah. Namun sepertinya butuh konsistensi. Perhari harus unggah 5 produk. Ndak usah pedulikan peran anggota tim yang lain. Cukup ini jadi focus pribadiku saja, nda masalah. Pokoknya, tiap hari 5 produk. Tiap minggu ambil dua RFQ. Dua RFQ per minggu saja, masih lebih dari cukup. Bahkan sepertinya 3 RFQ tiap minggu juga masih sangat memungkinkan. Bulan September ini, tim ku harus mencapai minimal level 2-star. Insya Alloh bisa!

Eksekusikan rencana satu per satu. Jika upload produk sudah konsisten, dan pemanfaatan RFQ sudah maksimal, maka sepertinya perlu juga untuk berpikir mengalokasikan anggaran untuk ngiklan. Ini bisa dibicarakan dengan tim. Budget awal boleh lah 3 juta dulu. Selanjutnya, melihat sikon dan progress yang ada.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah memaksimalkan peran website. Ini hal penting yang sepertinya masih belum mendapat perhatian serius dari tim. Tim ini, kalo boleh jujur, masih belum bekerja secara efektif dan maksimal. Namun masih dalam batas toleransi sih, karena kita masih di tahap awal pendirian perusahaan. Masih banyak single-fight nya. Masih banyak hal yang harus aku kerjakan sendiri. Melelahkan sih, namun setidaknya aku jadi paham banyak hal detil. Ini bagus buat aku memahami dan mendapatkan framework mendirikan perusahaan sendiri secara mandiri kedepannya. Namun, tentu kinerja seperti ini harus dirubah secara berkala. Tidak bisa aku terus-menerus menjadi single-fighter seperti ini. Harus ada optimalisasi tim.

Lantas, apa saja hal-hal yang kira-kira bakal berpengaruh terhadap performa perusahaan?

To wrap up, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan.

1.      Optimalisasi company website dan Alibaba minisite

2.      Posting produk secara konsisten

3.      Fast response terhadap inquiry (upayakan less than 12 hours)

4.      Create company profile yang elegan dan professional

5.      Ciptakan website yang professional

6.      Terus jalin komunikasi efektif dengan para supplier

7.      Focus dan yakin bahwa 1 kontainer pertama dari cengkeh dan cardamom pasti pecah telor, dengan izin Alloh SWT

Itu saja sih refleksi dari progress perusahaan ini untuk sementara.

Bismillah… Yakin banget bahwa Alloh meridhoi.

Jumat, 09 Agustus 2024

RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PROGRAM GURU PENGGERAK

 

RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 3.1 PROGRAM GURU PENGGERAK

CGP: Dahlan, M.Ed

 

Gambar: https://smkbinaharapan.sch.id/guru-penggerak/



1.   Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan ajaran Pratap Triloka—"Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani"—sangat relevan dalam konteks pengambilan keputusan sebagai pemimpin.

·  Ing Ngarso Sung Tulodho (Di depan memberi teladan) mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus menjadi contoh yang baik dalam segala hal, termasuk dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil harus mencerminkan nilai-nilai kebajikan, kejujuran, dan keadilan yang diharapkan dari seorang pemimpin.

·  Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah membangun semangat) menunjukkan bahwa pemimpin juga perlu mempertimbangkan partisipasi dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus melibatkan anggota tim, mendengarkan pendapat mereka, dan mendorong mereka untuk berkontribusi.

·  Tut Wuri Handayani (Di belakang memberikan dorongan) berarti bahwa setelah keputusan diambil, pemimpin harus mendukung implementasi keputusan tersebut dengan memberikan motivasi dan dukungan kepada tim. Filosofi ini menegaskan pentingnya pemimpin untuk mendorong kemandirian dan tanggung jawab di antara orang-orang yang dipimpinnya.

 

2.   Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita pegang dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, empati, keadilan, dan tanggung jawab menjadi landasan dalam setiap keputusan yang diambil.

Ketika dihadapkan pada situasi yang kompleks, nilai-nilai ini berfungsi sebagai kompas moral yang membimbing kita untuk membuat keputusan yang tidak hanya bermanfaat secara pragmatis, tetapi juga benar secara etis. Pemimpin yang berpegang teguh pada nilai-nilai kebajikan akan cenderung membuat keputusan yang adil dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat, bukan hanya untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.

 

3.   Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan sangat terkait dengan kegiatan coaching yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator dalam program Guru Penggerak. Melalui sesi coaching, kita dapat mengevaluasi kembali keputusan yang telah diambil dengan bantuan pandangan luar yang objektif.

Dalam coaching, fasilitator membantu kita untuk:

·  Mengklarifikasi tujuan dan nilai-nilai yang mendasari keputusan kita.

·  Menguji efektivitas keputusan tersebut dengan mengajukan pertanyaan kritis yang mendorong refleksi lebih dalam.

·  Mengeksplorasi alternatif-alternatif yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.

·  Menilai dampak keputusan terhadap diri kita sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.

Proses coaching ini memungkinkan kita untuk mendapatkan wawasan baru, mengevaluasi keputusan yang telah diambil, dan membuat penyesuaian jika diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama sesi coaching membantu kita melihat berbagai sudut pandang dan memahami konsekuensi dari keputusan kita secara lebih komprehensif.

Dengan demikian, coaching berperan sebagai alat yang sangat penting dalam memastikan bahwa pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan tidak hanya tepat secara teoritis, tetapi juga efektif dan aplikatif dalam praktek kepemimpinan sehari-hari.

 

4.   Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat krusial dalam pengambilan keputusan, terutama ketika dihadapkan dengan dilema etika. Guru yang memiliki kesadaran diri yang tinggi akan lebih mampu mengidentifikasi perasaan dan bias pribadinya yang dapat mempengaruhi cara pandang dan pengambilan keputusan. Dengan kesadaran ini, guru dapat menilai situasi secara lebih objektif dan mempertimbangkan berbagai perspektif yang ada.

Ketika seorang guru dapat mengendalikan emosinya, dia akan lebih tenang dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan dan dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan adil. Misalnya, dalam situasi di mana seorang siswa berperilaku tidak sesuai dengan norma yang berlaku, guru yang mampu mengelola emosinya tidak akan segera bereaksi secara impulsif atau menghukum secara tidak adil, melainkan akan mempertimbangkan berbagai faktor seperti latar belakang siswa tersebut, motivasi di balik tindakan siswa, serta dampak jangka panjang dari keputusan yang diambil.

 

5.   Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika mendorong seorang pendidik untuk mengkaji ulang dan merefleksikan nilai-nilai yang dianutnya. Setiap keputusan yang dibuat oleh pendidik seharusnya mencerminkan prinsip-prinsip moral yang mereka yakini, seperti keadilan, integritas, empati, dan tanggung jawab. Ketika pendidik dihadapkan pada situasi etis yang kompleks, nilai-nilai inilah yang menjadi landasan utama dalam mempertimbangkan berbagai pilihan yang ada.

Dalam pembahasan studi kasus, seorang pendidik harus mengaitkan keputusan-keputusan yang diambil dengan nilai-nilai yang mereka pegang. Hal ini membantu pendidik untuk tetap konsisten dan jujur terhadap dirinya sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang sulit. Misalnya, dalam kasus di mana seorang siswa yang berkebutuhan khusus menghadapi diskriminasi, seorang pendidik yang berpegang teguh pada nilai keadilan akan berusaha mencari solusi yang adil dan inklusif, bukan hanya sekedar mengikuti aturan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap siswa tersebut.

 

6.   Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat oleh seorang pendidik sangat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman di sekolah. Keputusan yang adil, transparan, dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan akan membangun kepercayaan antara guru, siswa, dan seluruh komunitas sekolah. Lingkungan yang aman dan nyaman memungkinkan siswa untuk belajar dan berkembang tanpa rasa takut atau khawatir, sementara lingkungan yang kondusif memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

Misalnya, ketika guru menghadapi kasus bullying di sekolah, keputusan untuk menangani masalah ini dengan cepat, adil, dan penuh empati akan menunjukkan kepada siswa bahwa keamanan dan kesejahteraan mereka adalah prioritas utama. Ini juga mengirimkan pesan bahwa perilaku yang tidak menghargai orang lain tidak akan ditoleransi, sehingga menciptakan budaya sekolah yang menghargai keragaman dan memperlakukan semua orang dengan hormat.

Keputusan-keputusan yang tepat juga memberikan contoh kepada siswa tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga turut membentuk karakter mereka untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan memiliki integritas. Dalam jangka panjang, lingkungan yang demikian tidak hanya menguntungkan proses belajar mengajar, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan generasi yang lebih baik di masa depan.

 

7.   Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Salah satu tantangan utama yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan di lingkungan sekolah adalah adanya berbagai kepentingan yang berbeda antara pihak-pihak yang terlibat, seperti guru, siswa, orang tua, dan administrasi sekolah. Selain itu, seringkali terdapat perbedaan pandangan atau standar moral di antara individu-individu ini yang dapat menimbulkan dilema etika.

Dalam konteks perubahan paradigma, seperti penerapan Kurikulum Merdeka yang lebih menekankan pada kemandirian dan kebebasan siswa dalam belajar, ada tantangan tambahan dalam mengubah pola pikir dari pendekatan tradisional yang lebih otoritatif ke pendekatan yang lebih partisipatif dan berbasis nilai-nilai kebajikan. Proses ini tidak selalu mudah karena membutuhkan waktu untuk membangun budaya sekolah yang baru dan untuk memastikan bahwa semua pihak merasa nyaman dan mendukung perubahan tersebut.

 

8.   Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan yang kita ambil sebagai guru dan pemimpin pembelajaran memiliki dampak langsung terhadap kemampuan kita untuk memerdekakan siswa dalam belajar. Ketika kita membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan, seperti keadilan, kepedulian, dan kejujuran, kita menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung bagi siswa. Ini memungkinkan mereka untuk merasa dihargai dan didorong untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka masing-masing.

Dalam menentukan pembelajaran yang tepat bagi potensi siswa yang berbeda-beda, pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan juga membantu kita untuk lebih peka terhadap kebutuhan individu setiap siswa. Dengan demikian, kita dapat merancang pembelajaran yang inklusif, diferensiasi, dan responsif terhadap keragaman kemampuan, minat, dan gaya belajar siswa. Hal ini sejalan dengan prinsip pengajaran yang memerdekakan, di mana setiap siswa diberi ruang untuk berkembang sesuai dengan keunikan mereka.

 

9.   Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran yang mengambil keputusan dengan mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan akan mempengaruhi kehidupan dan masa depan siswa secara positif. Keputusan yang adil, bijaksana, dan berorientasi pada kesejahteraan siswa akan menciptakan iklim belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan pribadi serta akademik siswa.

Sebagai contoh, jika seorang pemimpin pembelajaran memutuskan untuk mengimplementasikan kebijakan yang mendukung inklusivitas dan menghargai keberagaman, siswa akan belajar untuk saling menghargai perbedaan dan mengembangkan empati. Ini tidak hanya membantu mereka menjadi individu yang lebih baik, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab di masa depan.

Lebih jauh lagi, keputusan-keputusan ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka. Seorang pemimpin yang menunjukkan integritas dan komitmen terhadap nilai-nilai kebajikan akan menjadi panutan bagi siswa, yang pada gilirannya akan mempengaruhi sikap, perilaku, dan pilihan mereka di masa depan. Keputusan yang dibuat dengan bijaksana dan penuh pertimbangan ini akan meninggalkan jejak yang mendalam dalam kehidupan siswa, mempengaruhi jalan hidup mereka jauh di luar lingkungan sekolah.

 

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul ini adalah bahwa pengambilan keputusan yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses yang dilalui untuk mencapai keputusan tersebut. Hal ini mencakup pemahaman mendalam tentang dilema etika dan bujukan moral, serta bagaimana prinsip-prinsip moral dapat menjadi landasan yang kuat dalam membuat keputusan yang adil dan bijaksana. Keterkaitan dengan modul-modul sebelumnya, seperti konsep coaching dan supervisi akademik, serta pengembangan kompetensi sosial-emosional, memperlihatkan bahwa seorang pemimpin harus mampu mengintegrasikan aspek-aspek etika dalam setiap tindakan dan keputusan, serta mendukung pengembangan individu lainnya secara holistik.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya tentang konsep dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan semakin mendalam setelah mempelajari modul ini. Dilema etika, yang sering kali menempatkan kita pada situasi di mana pilihan yang ada tampaknya sama-sama benar atau salah, menuntut pemimpin untuk berpegang pada nilai-nilai kebajikan sebagai panduan. Adanya 4 paradigma pengambilan keputusan (individual vs. masyarakat, kebenaran vs. loyalitas, jangka pendek vs. jangka panjang, keadilan vs. kasih sayang) serta 3 prinsip (kegunaan, hak individu, dan keadilan) memberikan kerangka berpikir yang jelas dalam menghadapi situasi kompleks. Yang cukup mengejutkan bagi saya adalah betapa strukturalnya pendekatan pengambilan keputusan ini, terutama dalam 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yang ternyata memberikan alat yang sangat praktis dan sistematis untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar berakar pada prinsip-prinsip moral.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menghadapi situasi moral dilema sebagai pemimpin, terutama ketika harus memutuskan antara kepentingan pribadi dan kepentingan tim. Namun, saya menyadari bahwa pendekatan saya pada saat itu masih sangat intuitif dan kurang sistematis. Modul ini memberikan saya kerangka kerja yang lebih jelas dan komprehensif dalam menghadapi dilema semacam itu, terutama dengan penerapan langkah-langkah pengujian keputusan yang membuat saya lebih yakin dalam mengambil keputusan yang adil dan tepat.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Mempelajari konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan ini membawa perubahan signifikan dalam cara saya mengambil keputusan. Sebelumnya, keputusan saya lebih banyak didasarkan pada insting dan pertimbangan pribadi. Namun, setelah memahami modul ini, saya kini lebih cenderung menggunakan pendekatan yang lebih analitis dan terstruktur, dengan mempertimbangkan berbagai aspek moral dan etika yang terkait. Ini memberikan keyakinan lebih dalam proses pengambilan keputusan dan membantu saya untuk lebih konsisten dalam memegang nilai-nilai kebajikan.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Memahami topik modul ini sangat penting bagi saya baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Sebagai individu, pemahaman ini memperkuat integritas pribadi saya dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan. Sebagai pemimpin, konsep ini memberikan fondasi yang kokoh untuk membuat keputusan yang tidak hanya efektif tetapi juga berakar pada prinsip-prinsip etika yang kuat. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas, serta memberikan teladan yang baik bagi orang-orang yang saya pimpin.

 

Selasa, 06 Agustus 2024

Refleksi Progres Bisnis Eksporku

 



 

Apa yang aku lakukan sudah bagus. Aku sudah belajar banyak teori tentang ekspor. Aku sudah berada di berbagai komunitas ekspor. Aku sudah berada di circle orang-orang yang making money dari ekspor. Aku sudah belajar beberapa kecakapan penting untuk mendukung bisnis ekspor. Lantas apa lagi? Apakah masih ada yang kurang?

aku mulai menggeluti bisnis ekspor sedari Bulan Oktober 2023. Mujib, eksportir sudah menggelutinya sejak awal 2023. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara progresku dengan progressnya Mujib? Mari kita lihat.

Mujib, dengan segala keterbatasannya, sudah mendapatkan buyer loyal. Dia sudah punya dua buyer loyal dengan transaksi rutin. Yang dia perlu lakukan hanyalah stok barang sebanyak-banyaknya, untuk kemudian dikirimkan ke negara tujuan di waktu yang telah disepakati. Keren sih! Barang yang dia ekspor adalah Bunga Rayung (Grass Broom Material).

Apa sih aspek pendukung yang membuat Mujib melesat luar biasa di perjalanan perintisan bisnis ekspornya? Aku menemukan beberapa hal menarik tentang Mujib ini.

Pertama, dia bermain di sector yang relative blue ocean. Pemain grass broom relative belum begitu banyak. Sehingga, potensi Mujib untuk mendapatkan buyer cukup tinggi. Persaingan tidak begitu ketat. Apalagi, dia memiliki kelebihan berupa tinggal di daerah yang sangat dekat dengan sentra komoditas tersebut.

Kedua, Mujib memanfaatkan website. Semua buyer dia dapatkan melalui website yang dia miliki. Uniknya, Mujib sama sekali tidak bermain SEO. Namun, karena persaingan sangat terbatas, maka buyer dapat dengan mudah menemukannya di mesin pencarian Google.

Ketiga, ini factor rejeki Alloh SWT. Ini nampak jelas banget. Bagaimana tidak? Tidak ada hal special yang dimiliki Mujib. Kemampuan berbahasa asingnya terbatas, meski dia adalah lulusan kuliah Bahasa Inggris. Dia tidak memiliki kecakapan digital, karena dia memang tidak belajar Digital Marketing. Kemampuan berkomunikasinya juga tidak istimewa. Bahkan, bisa dikatakan cara berbicara nya saja kurang meyakinkan, dalam konteks negosiasi dan persuasi. Soal network internasional, dia juga kurang, bahkan tidak ada. Secara, dia tidak memiliki pemgalaman internasional, baik berupa pengalaman studi di luar negeri maupun berinteraksi dengan berbagai komunitas di luar negeri.

Sekarang, kita lihat seperti apa aku. Aku merintis bisnis ekspor sedari tahun lalu. Beberapa bulan lebih telat dibanding Mujib. Aku sudah berhasil pecah telor. Namun, aku belum mendapatkan buyer loyal sebagaimana Mujib mendapatkannya. Apakah karena effortku kurang? Atau ini memang tahapan yang harus aku lalui sebelum melenting jauh tinggi di angkasa? Apa saja yang sudah aku lakukan selama ini?

Pertama, aku sudah memiliki pemahaman yang cukup tentang dunia ekspor. Aku sudah belajar cukup banyak tentang dunia ekspor. Pelatihan offline dan online telah aku jalani. Belajar langsung dari mentor juga sudah aku lakukan. Belajar digital marketing sudah aku lakukan. hanya saja, memang masih banyak aspek dari digital marketing yang aku masih harus benar-benar kuasai, karena masih setengah-setengah. Contohnya adalah belajar tentang pembuatan website tanpa coding. Aku masih butuh jam terbang yang banyak untuk praktik membuat website. Aku perlu membuktikan pada diri sendiri bahwa aku benar-benar sudah excellent dalam membuat berbagai website. Levelku harus sudah selayaknya seorang freelancer pembuat website professional. Kesimpulannya, aku sudah cukup belajar banyak, namun aku harus tetap mengupdate ilmu dan terus belajar.

Kedua, aku sedang menggeluti marketing melalui marketplace. Ini adalah hal yang sangat bagus. Memang butuh waktu untuk memanen hasil. Yang jelas, proses yang ku jalani sudah bagus terkait marketplace ini. Setidaknya, aku belajar banyak tentang bagaimana mengelola B2B marketplace. Aku belajar banyak tentang bagaimana mengakali algoritma Alibaba. Aku mendapatkan pemahaman tentang dos and donts terkait penggunaan Alibaba. Setelah melewati satu bulan pertama, aku mulai mendapatkan chat masuk. Sudah mulai bermunculan potential buyers dari berbagai negara. Nikmati proses ini. Yakinlah bahwa ikhtiar yang sempurna akan berbuah manis pada akhirnya.

Ketiga, apa kurangnya aku? Aku sepertinya merasa kurang, hanya karena belum mendapatkan buyer yang loyal. Tidka harus seperti itu, sejatinya. Timeline setiap orang berbeda. Mujib bermain di sektor bue ocean. Dia termasuk cepat mendapatkan hasil. Tak perlu merasa gagal karena kalah progress dari Mujib. Aku sudah berada di jalur yang tepat. Aku bermain di sektor red ocean, namun ketika nanti sudah masuk level flourishing, maka earning ku akan jauh lebih besar dari Mujib. Secara, masjin keuntungan yang ku raih sangat berbeda dari marjin yang dia raih. Potential profit margin ku beberapa kali lipat lebih tinggi.  

 

Pesanku untuk diriku:

“bertahanlah pada proses yang kau jalani. Progressmu sudah bagus. Proses mu sudah tepat. Jangan kedor. Teruslah bergerak melaju, pelan atau cepat. Terus update ilmu, pengalaman, dan perbanyak circle orang-orang hebat. Embrace the process, even the toughest one! Timeline setiap orang berbeda. Sebagian orang mencapai titik kejayaan within few months from the start. Beberapa orang butuh beberapa tahun untuk sukses. Yang jelas, kamu memiliki timeline mu sendiri. Yakinlah, bahwa setiap ikhtiar maksimal akan berbuah hasil yang manis, indah dan memuaskan. Terus ikhtiar, dan pastinya Alloh akan memberimu apa yang engkau inginkan.

Terusslah asah kemampuan komunikasimu.

Teruslah asah kemampuan digital marketingmu.

Teruslah upload produk di marketplacemu.

Teruslah bergaul dan belajar dari orang-orang yang memiliki kesuksesan di bidang ekspor.

Teruslah mengupdate ilmu-ilmu baru, terutama yang berkaitan dengan teknologi seperti Artificial Intelligence.

Teruslah bertumbuh.

Peluk semua tantangan.

Dobrak semua rintangan.

Berdoalah pada Alloh SWT.

Yakinlah, kejayaanmu akan datang segera”.

 

 

 

 

Sabtu, 03 Agustus 2024

Fase yang Paling Menentukan dalam Proses Merintis dan Menjalani Bisnis Ekspor

 

 


Senang Saranya saat perusahaan secara legal sudah berdiri. Apalagi di struktur manajemen nampak namaku terpampang sebagai direktur utama. Aku memegang kendali penuh atas operasional perusahaan. senang lagi saat closing pertama (pecah telor) terjadi. Walau jumlah transaksinya tidak seberapa, namun hal tersebut bisa membuncahkan optimisme, bahwa aku sudah berada pada track yang bagus menjadi seorang eksportir.

Laiknya bisnis pada umumnya, ada situasi ups and downs. Ada situasi ramai pembeli, ada situasi sepi. Dinamika kehidupan di dunia bener-bener berpengaruh terhadap kondisi perusahaan. ketika ekonomi dunia membaik, daya beli masyarakat dunia naik, maka di situ potensi terjadinya transaksi menguat. Kali ini, aku berada pada masa dimana konsistensi, optimisme, dan keteguhanku diuji.

Aku sedang berada pada masa yang umumnya pebisnis ekspor alamai di awal perintisan atau pendirian perusahaan. Aku dan tim sudah subscribe B-2-B marketplace. Segala upaya sudah dan sedang dilakukan untuk memaksimalkan marketing, dengan harapan lekas terjadi closing. Hari-hari awal mengelola akun marketplace terasa membutuhkan banyak sikap sabra dan teguh. Fokus pada penumbuhan akun agar mencapai level optimal. Fokus mengelola akun agar produk yang kami posting bisa masuk di halaman pertama pencarian. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, lead sudah mulai masuk. Mulai nampak banyak orang kepoin produk kami dan menanyakan detail spek serta harga. Satu demi satu kami balas dengan senang hati. Qodarulloh, belum ada deal yang tercipta dari akun marketplace ini. Tetap jaga optimisme, dan tetap terus berproses.

Aku meyakini bahwa hasil tidak akan menghianati proses. Sebagai makhluk beragama, aku meyakini pula bahwa tugas manusia adalah berikhtiar dan berdoa. Soal hasil, bukan aku yang berkuasa, melainkan Alloh SWT melalui kasih sayang nya lah yang menentukannya.

Kini, aku sedang menikmati proses. Proses yang memang mau tidak mau harus aku nikmati dalam menjalaninya. Aku yakini bahwa pencapaian besar tercipta melalui determinasi tinggi. Tidak ada yang sia-sia dengan berproses. Tidak ada yang sia-sia dengan ikhiar penuh kesabaran. Semua peraih pencapaian besar pasti pernah melewati masa-masa perjuangan. Dan ini lha yang sedang aku alami.

Aku meyakini bahwa tidak ada proses yang sia-sia. Walau sekarang belum tercapai deal besar, setidaknya aku mendapatkan ilmu, keterampilan, dan pengalaman, yang semuanya itu sangat berguna bagiku.

Aku berada pada jalur yang tepat untuk menjadi seorang eksportir. Kini, dengan ragam komoditas yang kita fokuskan, aku yakin bahwa aku dan timku akan menjadi leader di sector yang kami geluti. Sekarang, orang lain mungkin menganggap remeh si perusahaan yang masih bayi ini. Namun, bayi bisa tumbuh berkembang menjadi besar dan kuat, ketika dirawat dengan ketekunan dan determinasi.

Insya Alloh, aku segera menuai hasil baiknya. Hari-hari ini aku disibukkan membalas chat dari para potential buyers dari berbagai negara. Ada yang menginginkan cengkeh. Ada yang membutuhkan vanili. Ada yang ingin memesan cinnamon. Ada yang menanyakan jahe. Ada yang menanyakan nutmeg. Ada yang menanyakan kapulaga. Insya ALLoh pada saatnya aku akan disibukkan dengan menerima transferan pelunasan dari para buyer secara rutin setiap harinya.

Berkah berkah berkaaah…

Insya ALloh…