Setengah hari mengikuti seminar
Bersama pak Andri Suwarno telah membuka pikiranku. Tak ada hal baru dalam
materi yang beliau sampaikan, sebenarnya. Hanya saja, hal-hal yang penting
untuk hidup seringkali kita anggap klise karena sudah sebegitu familiarnya kita
terhadap hal-hal penting tersebut.
Hal yang beliau sampaikan adalah soal
mindset finansial. Beliau menjadikan diri sendiri sebagai contoh betapa mindset
yang positif tentang uang adalah akar dari keberlimpahan finansial.
Dengan keberlimpahan finansial, kita
bisa lebih khusyuk dalam beribadah.
Dengan keberlimpahan finansial, kita
bisa lebih percaya diri dalma bergaul.
Dengan keberlimpahan finansial, kita
lebih berani untuk beramar ma’ruf nahi mungkar.
Dengan keberlimpahan finansial, kita bisa
lebih tenang dalam menghadapi tekanan.
Dengan keberlimpahan finansial, kita
bisa berbuat kebaikan jauh lebih banyak dan lebih besar.
Dengan keberlimpahan finansial, kita
bisa mendapatkan circle yang penuh dengan orang-orang baik dan positif.
Dengan keberlimpahan finansial,
keluarga kita bisa jauh lebih Bahagia.
Dengan keberlimpahan finansial, kita
bisa jauh lebih Bahagia menjalani hidup.
Dengan keberlimpahan finansial, kita
bisa lebih sehat.
Dengan keberlimpahan finansial, kita
bisa menjadi pribadi yang lebih ikhlas.
Dengan keberlimpahan finansial, kita
bisa menjadi individu yang lebih dicintai oleh sesame.
Dengan keberlimpahan finansial, kita
bisa menjadi lebih cerdas dalam berpikir.
Dengan keberlimpahan finansial,
kesehatan psikologis, emosi, mental dan fisik kita bisa jauh lebih terjamin.
Dengan keberlimpahan finansial, hidup
kita terasa jauh lebih nyaman.
Dengan keberlimpahan finansial, akan
jauh lebih banyak kebaikan yang bisa kita lakukan untuk orang lain.
Dengan keberlimpahan finansial, kita
akan terhindar dari urusan-urusan sepele yang menguras energi pikiran.
Denagn keberlimpahan finansial, kebahagiaan
akhirat mudah didapat.
Dengan keberlimpahan finansial,
syurga jauh lebih mudah diraih.
Itulah yang akan terasa dalam hidup
ketika kita memiliki keberlimpahan finansial. Kira-kira begitu yang disampaikan
pak Andri Suwarno.
Sebagian orang mungkin akan
menyangkal beberapa pertanyaan tersebut dengan berbagai argumentasi.
Bisa jadi apa yang disangkalkan orang
tersebut akan benar adanya, terwujud sebagaimana yang dipersepsikannya.
Karena dalam hidup ini, kita bisa
memilih mahdzab yang mana pun tentang menjalani hidup.
Bisa kita memilih mahdzab hidup
sederhana dalam keterbatasan.
Bisa kita memilih hidup sederhana
penuh kebermanfaatan dalam keberlimpahan.
Semuanya benar.
Kita tidak akan dihianati oleh apa
yang kita yakini kebenarannya.
Hanya saja, kita jgua harus siap
dengan konsekuensi dari apa yang ktia yakini benar.
Orang mungkin berpikir bahwa kondisi
terbatas finansial akan menjadi lading pahala karena kita diuji dengan
kesabaran.
Namun harus siap dengan konsekuensi
hidup penuh keterbatasan.
Orang mungkin berpikir bahwa memiliki
uang yang sedikit asal berkah itu jauh lebih baik ketimbang uang banyak namun
ndak berkah.
Itu benar.
Yang salah adalah kenapa kita membuat
Batasan-batasan yang sulit untuk dipilih?
Sama-sama pengandaian, kenapa kita
tidak mengandaikan sesuatu yang indah yang baik untuk kita pilih bagi hidup
kita?
Kenapa kita ndak tanamkan dalam
pikiran kita bahwa memiliki uang berlimpah dan penuh keberkahan jauh lebih baik
dari memiliki uang yang terbatas dan ndak berkah pula?
“Hidup ini adalah pilihan”, kata Pak
Andri. Benar sekali, dan itu adalah kalimat yang sering kali aku dengar. Buatlah
pilihan-pilihan yang indah dan baik bagi hidup kita. Selebihnya, hiraukan!
Itu first lesson yang aku dapatkan
dari pak Andri.
Second lesson yang kudapatkan dari
beliau adalah bahwa untuk memiliki keberlimpahan dalam hidup, kita perlu merasa
mudah untuk melepaskan. Kita perlu bersikap nothing to lose terhadap
hal-hal duniawi. Sering traktir teman, beli hadiah untuk keluarga, sodakoh yang
banyak dan berkesinambungan, kasih hadiah orang lain, kasih kejutan orang-orang
tersayang, dan berderma secara nothing to lose.
Manusia memiliki pembawaan untuk
enggan menyerahkan sesuatu yang mereka miliki, terlebih itu adalah hal yang
berharga. Ndak mudah memang. Namun mengembangkan sikap mudah mengikhlaskan
sesuatu adalah karakter orang-orang sukses besar.
Lesson ketiga yang ku dapatkan dari
pak Andri adalah tentang kekuatan mastermind. Setiap individu yang sukses bisa
dipastikan memiliki minimal seorang mentor. Mereka juga memiliki circle yang
terdiri dari orang-orang hebat. Bahkan beliau meyakinkan bahwa jumlah
penghasilan kita kali ini adalah hasil rata-rata dari total penghasilan lima
sampai sepuluh orang yang paling dekat dengan kita. Karakter adalah cerminan
dari rata-rata 5-10 orang paling dekat dengan kita.
Well-noted lessons. Thanks Pak Andri
for reminding me.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar