Selasa, 05 Januari 2021

Pendidik Sebagai Peneliti: Apa urgensinya?

 



Penelitian dan pengajaran adalah dua istilah yang sudah tidak asing dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dua hal tersebut sudah sangat lekat dengan dunia pendikan di perguruan tinggi. Namun, bagaimana dengan dunia pendidikan di level bawahnya, yaitu pendidikan di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan dan Sekolah Menengah Atas?

Kesadaran akan pentingnya penelitian dalam dunia pengajaran sejatinya sudah tercermin dalam kebijakan yang dibuat oleh stakeholder pendidikan di Indonesia. Dalam urusan kepegawaian, pendidik dituntut untuk melakukan kegiatan ilmiah berupa penelitian, untuk bisa melakukan kenaikan pangkat, mulai dari kenaikan pangkat 3.B menuju pangkat selanjutnya. Diharuskannya pendidik melakukan penelitian sebagai syarat kenaikan pangkat tidak menyiratkan bahwa tindakan penelitian hanyalah sebatas kegiatan untuk memenuhi kewajiban administrative. Hal tersebut mengandung makna logis bahwa dengan diharuskannya pendidik melakukan tindakan penelitian, maka pendidik akan mau tidak mau akrab dengan kegiatan penelitian. Tentu ada tujuan yang lebih penting atas tindakan penelitian guru, lebih dari sekedar untuk keperluan administrasi kenaikan pangkat.

Sejatinya, proses pembelajaran adalah hal yang penuh dengan tantangan. Di dalamnya terdapat dinamika dengan berbagai permasalahannya. Ada masalah yang berkaitan dengan efektifitas pengajaran. Ada masalah yang berkaitan dengan level kemampuan peserta didik dalam memahami suatu pelajaran. Ada masalah yang berkaitan dengan perilaku peserta didik yang berpengaruh terhadap proses maupun hasil dari pembelajaran. Semua masalah tersebut dihadapi oleh pendidik dalam mengupayakan tercapainya tujuan pendidikan. Sebagian permasalahan bisa diselesaikan melalui solusi yang diperoleh melalui referensi literature berupa teori atau hasil penelitian yang telah dilakukan oleh pihak lain. Namun, banyak pula permasalahan yang belum ada solusinya. Solusi atas permasalahan pendidikan yang berhasil diterapkan di suatu sekolah belum tentu efektif untuk diterapkan di sekolah lainnya. Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai variable perbedaan antara satu sekolah dengan sekolah lainnya.

Pendidik adalah pihak yang memiliki posisi yang sangat strategis dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Pendidik adalah orang yang berinteraksi langsung dengan objek dan subjek permasalahan. Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran di sekolah harus dicari solusinya melalui tindakan yang ilmiah yaitu berupa penelitan, karena literature yang ada belum tentu mampu menjawab berbagai permasalahan pembelajaran yang semakin berkembang bentuk dan levelnya. Pendidik tidak bisa mengandalkan asumsi semata dalam menangani permasalahan pembelajaran. Asumsi, yang dalam bahasa ilmiah dekat dengan istilah Hipotesis, perlu dibuktikan kebenarannya. Untuk membuktikan kebenaran atas asumsi/hipotesis tersebutl, maka perlu dilakukan penelitian. Dengan terampilnya pendidik melakukan penelitian, maka segala permasalahan yang terkait dengan pembelajaran akan bisa teratasi secara berkesinambungan. Dengan diatasinya permasalahan tersebut, makan tujuan pendidikan diharapkan bisa tercapai.

Terlepas dari pentingnya tindakan penelitian, respon pendidik terhadap penelitian begitu beragam. Sebagian menyadari pentingnya penelitian dalam pembelajaran, namun sebagian merasa terbebani oleh adanya keharusan meneliti. Sebagian pendidik merasa bahwa beban mengajar mereka sudah sedemikian banyaknya. Urusan-urusan pendidik tidak hanya seputar proses pembelajaran di kelas, namun juga berbagai beban administrasi kepegawaian yang cukup menguras tenaga. Dengan kondisi tersebut, ada sikap skeptis yang muncul dari para pendidik terhadap efektifitas penelitian yang dilakukan oleh pendidik.

Pertanyaan yang muncul dari para pendidik adalah apakah kebijakan diharuskannya melakukan penelitian oleh pendidik adalah hal yang sangat wajar mengingat begitu banuaknya  beban mengajar para pendidik? Jawabannya adalah sangat wajar. Ada dua jenis orientasi penelitian yang perlu diketahui oleh para pendidik. Oroentasi pertama adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari solusi permasalahan dalam pembelajaran. Level yang kedua adalah melakukan penelitian dengan orientasi untuk keperluan diseminasi dan penilaian atas penelitian tersebut.  Penelitian yang dilakukan dengan orientasi untuk diseminasi, publikasi ilmiah atau penilaian memang membutuhkan pekerjaan ekstra. Ada keharusan untuk membuat laporan dengan kaidah tata tulis tertentu yang harus dilakukan secara rapi. Ada pencantuman berbagai literature, sebagai bentuk etika ilmiah dalam melakukan penelitian. Pencantuman berbagai literature pun memiliki kaidah tersendiri. Namun, penelitian yang dilakukan dengan orientasi untuk keperluan internal pendidik, yaitu menemukan solusi atas berbagai variable permasalahan yang dihadapi pendidik, selayaknya tidak sebegitu memberatkan sebagaimana penelitian dengan orientasi diseminasi, publikasi ilmiah atau penilaian.

Sejatinya, penelitian yang umumnya dilakukan oleh pendidik untuk keperluan pembelajaran relative sederhana. Penelitian yang pas dilakukan oleh pendidikan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Karena penelitian tersebut dilakukan dengan target populasi adalah kelas, maka proses pelaksanaannya relative terjangkau oleh pendidik. Untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas, pendidik cukup mengikuti langkah-langkah ilmiah penelitian tindakan kelas yang cukup mudah dilaksanakan. Ada berbagai versi langkah-langkah penelitian tindakan kelas. Namun, setidaknya ada empat langkah umum, yaitu Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pendidik perlu mengakses berbagai literature yang mengandung teori dan hasil penelitian yang relevan untuk dijadikan pijakan dalam melakukan penelitian. Selanjutnya, pendidik melakukan tindakan dengan dasar teori yang ada. Observasi dilakukan sembari melakukan tindakan. Kegiatan diakhiri dengan refleksi. Untuk mendapatkan hasil yang memenuhi aspek validitas, maka dibutuhkan perangkat seperti kuesioner, wawancara, atau diskusi grup dengan melibatkan responden secara proporsional. Pada akhirnya, pendidik bisa mendapatkan hasil penelitian yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran secara berkelanjutan.

Penelitian yang dilakukan oleh pendidik sejatinya bisa dilakukan dengan mudah.  Penelitian oleh pendidik bisa dilaksanakan di tengah proses pembelajaran regular, karena sejatinya pembelajaran tersebut adalah bagian tak terpisahkan dari penelitian yang dilakukan oleh pendidik. Seandainya semua pendidik memiliki mindset dan orientasi yang sama, yaitu melakuka penelitian untuk tujuan peningkatan kualitas pembelajaran, maka nisacaya tujuan besar dari pendidikan akan tercapai. Sehingga generasi kita menjadi generasi yang cerdas, terampil dan beradab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar