Penelitian
dan pengajaran adalah dua istilah yang sudah tidak asing dalam sistem pendidikan
di Indonesia. Dua hal tersebut sudah sangat lekat dengan dunia pendikan di
perguruan tinggi. Namun, bagaimana dengan dunia pendidikan di level bawahnya,
yaitu pendidikan di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan dan Sekolah
Menengah Atas?
Kesadaran
akan pentingnya penelitian dalam dunia pengajaran sejatinya sudah tercermin
dalam kebijakan yang dibuat oleh stakeholder pendidikan di Indonesia. Dalam urusan
kepegawaian, pendidik dituntut untuk melakukan kegiatan ilmiah berupa
penelitian, untuk bisa melakukan kenaikan pangkat, mulai dari kenaikan pangkat
3.B menuju pangkat selanjutnya. Diharuskannya pendidik melakukan penelitian
sebagai syarat kenaikan pangkat tidak menyiratkan bahwa tindakan penelitian
hanyalah sebatas kegiatan untuk memenuhi kewajiban administrative. Hal tersebut
mengandung makna logis bahwa dengan diharuskannya pendidik melakukan tindakan
penelitian, maka pendidik akan mau tidak mau akrab dengan kegiatan penelitian. Tentu
ada tujuan yang lebih penting atas tindakan penelitian guru, lebih dari sekedar
untuk keperluan administrasi kenaikan pangkat.
Sejatinya,
proses pembelajaran adalah hal yang penuh dengan tantangan. Di dalamnya
terdapat dinamika dengan berbagai permasalahannya. Ada masalah yang berkaitan
dengan efektifitas pengajaran. Ada masalah yang berkaitan dengan level kemampuan
peserta didik dalam memahami suatu pelajaran. Ada masalah yang berkaitan dengan
perilaku peserta didik yang berpengaruh terhadap proses maupun hasil dari
pembelajaran. Semua masalah tersebut dihadapi oleh pendidik dalam mengupayakan tercapainya
tujuan pendidikan. Sebagian permasalahan bisa diselesaikan melalui solusi yang
diperoleh melalui referensi literature berupa teori atau hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh pihak lain. Namun, banyak pula permasalahan yang belum ada
solusinya. Solusi atas permasalahan pendidikan yang berhasil diterapkan di suatu
sekolah belum tentu efektif untuk diterapkan di sekolah lainnya. Hal tersebut
dikarenakan adanya berbagai variable perbedaan antara satu sekolah dengan
sekolah lainnya.
Pendidik
adalah pihak yang memiliki posisi yang sangat strategis dalam mengatasi
permasalahan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Pendidik adalah orang
yang berinteraksi langsung dengan objek dan subjek permasalahan. Berbagai permasalahan
yang dihadapi dalam proses pembelajaran di sekolah harus dicari solusinya
melalui tindakan yang ilmiah yaitu berupa penelitan, karena literature yang ada
belum tentu mampu menjawab berbagai permasalahan pembelajaran yang semakin
berkembang bentuk dan levelnya. Pendidik tidak bisa mengandalkan asumsi semata
dalam menangani permasalahan pembelajaran. Asumsi, yang dalam bahasa ilmiah dekat
dengan istilah Hipotesis, perlu dibuktikan kebenarannya. Untuk membuktikan
kebenaran atas asumsi/hipotesis tersebutl, maka perlu dilakukan penelitian. Dengan
terampilnya pendidik melakukan penelitian, maka segala permasalahan yang
terkait dengan pembelajaran akan bisa teratasi secara berkesinambungan. Dengan diatasinya
permasalahan tersebut, makan tujuan pendidikan diharapkan bisa tercapai.
Terlepas
dari pentingnya tindakan penelitian, respon pendidik terhadap penelitian begitu
beragam. Sebagian menyadari pentingnya penelitian dalam pembelajaran, namun
sebagian merasa terbebani oleh adanya keharusan meneliti. Sebagian pendidik
merasa bahwa beban mengajar mereka sudah sedemikian banyaknya. Urusan-urusan
pendidik tidak hanya seputar proses pembelajaran di kelas, namun juga berbagai
beban administrasi kepegawaian yang cukup menguras tenaga. Dengan kondisi
tersebut, ada sikap skeptis yang muncul dari para pendidik terhadap efektifitas
penelitian yang dilakukan oleh pendidik.
Pertanyaan
yang muncul dari para pendidik adalah apakah kebijakan diharuskannya melakukan
penelitian oleh pendidik adalah hal yang sangat wajar mengingat begitu
banuaknya beban mengajar para pendidik? Jawabannya
adalah sangat wajar. Ada dua jenis orientasi penelitian yang perlu diketahui oleh
para pendidik. Oroentasi pertama adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari
solusi permasalahan dalam pembelajaran. Level yang kedua adalah melakukan
penelitian dengan orientasi untuk keperluan diseminasi dan penilaian atas
penelitian tersebut. Penelitian yang
dilakukan dengan orientasi untuk diseminasi, publikasi ilmiah atau penilaian
memang membutuhkan pekerjaan ekstra. Ada keharusan untuk membuat laporan dengan
kaidah tata tulis tertentu yang harus dilakukan secara rapi. Ada pencantuman
berbagai literature, sebagai bentuk etika ilmiah dalam melakukan penelitian. Pencantuman
berbagai literature pun memiliki kaidah tersendiri. Namun, penelitian yang dilakukan
dengan orientasi untuk keperluan internal pendidik, yaitu menemukan solusi atas
berbagai variable permasalahan yang dihadapi pendidik, selayaknya tidak
sebegitu memberatkan sebagaimana penelitian dengan orientasi diseminasi,
publikasi ilmiah atau penilaian.
Sejatinya,
penelitian yang umumnya dilakukan oleh pendidik untuk keperluan pembelajaran relative
sederhana. Penelitian yang pas dilakukan oleh pendidikan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Karena penelitian tersebut dilakukan dengan target populasi
adalah kelas, maka proses pelaksanaannya relative terjangkau oleh pendidik. Untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas, pendidik cukup mengikuti langkah-langkah
ilmiah penelitian tindakan kelas yang cukup mudah dilaksanakan. Ada berbagai
versi langkah-langkah penelitian tindakan kelas. Namun, setidaknya ada empat
langkah umum, yaitu Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pendidik perlu
mengakses berbagai literature yang mengandung teori dan hasil penelitian yang
relevan untuk dijadikan pijakan dalam melakukan penelitian. Selanjutnya, pendidik
melakukan tindakan dengan dasar teori yang ada. Observasi dilakukan sembari
melakukan tindakan. Kegiatan diakhiri dengan refleksi. Untuk mendapatkan hasil
yang memenuhi aspek validitas, maka dibutuhkan perangkat seperti kuesioner,
wawancara, atau diskusi grup dengan melibatkan responden secara proporsional. Pada
akhirnya, pendidik bisa mendapatkan hasil penelitian yang dapat digunakan untuk
keperluan pembelajaran secara berkelanjutan.
Penelitian
yang dilakukan oleh pendidik sejatinya bisa dilakukan dengan mudah. Penelitian oleh pendidik bisa dilaksanakan di
tengah proses pembelajaran regular, karena sejatinya pembelajaran tersebut adalah
bagian tak terpisahkan dari penelitian yang dilakukan oleh pendidik. Seandainya
semua pendidik memiliki mindset dan orientasi yang sama, yaitu melakuka
penelitian untuk tujuan peningkatan kualitas pembelajaran, maka nisacaya tujuan
besar dari pendidikan akan tercapai. Sehingga generasi kita menjadi generasi
yang cerdas, terampil dan beradab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar