Kamis, 15 September 2016

Inspirasi pagi dari seorang Supir Taxi


Kemaren gw pindahan.
barang begitu banyak, hingga butuh 3 koper untuk bisa menampung sebagian besar barangnya…
cukup jauh jarak yang gw tempuh, sehingga gw pake taxi dengan terpaksa…
(Thanks Watanabe-san, telah panggilkan taxi untuk saya!).

Argo meter bekerja, makin lama makin membuat jantung bertambah frekuensi detakannya.
Bukan apa2, namun Taxi disini terkenal tak ramah dengan dompet mahasiswa.

Dalam perjalanan, kami saling tutur sapa.
tak sempt gw bertanya namanya, namun sempat gw dengar sendiri 66 tahun usianya.
Usia yang sebenernya tak nampak matching dengan perawakan yang nampak jauh lebih muda.
Ah, ternyata… profesi Sopir Taxi menjadi favorit otosan-otosan yang berusia senja.
beliau cukup talkative, dan suka bercerita.
gw tersipu malu ketika kudapati banyak kosakata yang gw belum familiar jua…
ditambah kecepatan berbicara beliau yang serasa tak kenal ampun ama gw yang masih belia dalam bercakap dalam bahasa yang sama.

….lantas, inspirasinya dimana???????...ah lama...

begini ceritanya,,,,,
ketika sampai tujuan, gw bergegas memindahkan barang satu per satu ke kamar gw di lantai dua..
iseng-iseng gw ngelirik argo meter apakah masih bekerja, ataukah berhenti sementara..
ternyata, Bapak sopir mem-pause argo meternya…

“kenapa beliau gak biarin aja argo meternya berjalan, toh meski Taxi nya berhenti, dy juga kena tanggungan waktu nunggu gw mindahin barang2. lumayan kaan bisa sedikit istirahat sementara argo masih berjalan”, gumam gw dalam hati mencoba berpikir dalam perspektif sebagai supir taxi…
Kenapa beliau melakukannya?
itu yang pertama…

Selesai proses pemindahan barang yang tak begitu memakan waktu lama, sang sopir kembali menjalankan tugasnya…
kami kembali ke tempat semula..
padahal jarak ke titik berhentinya gw masih sekitar 500-an meter, tapi argo meter dimatikannya…

Gw heran kenapa beliau melakukannya…
mungkin biar terjadi pembulatan pada tarifnya..
pada angka 3000yen, argo meter dimatikannya…
Kenapa beliau melakukannya?
itu yang kedua…

sampailah kami pada tempat semula…
gw julurkan uang pecahan 10.000 yen dan gw sampaikan dengan tulus bahwa cukup 6000yen saja kembaliannya…
sang sopir menolak, dan tetap menjulurkan uang 7000 yang merupakan jumlah kembalian semestinya…
gw berusaha meyakinkan bahwa gw tulus, tapi beliau makin bersikukuh tak mau menerimanya…

Entah itu karakter positif pribadi sang sopir, ataukah memang sudaT menjadi SOP perusahaan untuk tak menerima apapun selain yang sudah menjadi haknya…
yang jelas,,,gw terkesima…

Pendidikan karakter macam apa yang mampu membentuk sikap sedemikian rupa menawannya…
Kalaupun itu adalah SOP perusahaan tempat beliau bekerja, lantas SOP macam apa, hingga mampu menjadikan karyawan berpegang teguh pada integritasnya…

Gw benar-benar respek pada sang sopir Taxi yang profesional dan penuh integritas dalam bekerja…

Ahh…rasanya pelajaran PMP yang sempat gw dapet selama beberapa tahun dulu kalah membekas dengan pelajaran barusan yang gw dapatkan dalam kehidupan nyata…
Inilah nikmatnya belajar di ruang terbuka…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar