Senin, 23 Mei 2016

Shape your life. Make it colorful!


Taken from http://quotesgram.com/laugh-love-quotes-colorful-life/


Sedari 7 tahun lalu, aku sudah menuliskan daftar keinginan yang aku ingin wujudkan dalam hidup. Jumlahnya sangat banyak, ratusan. Gokilnya, daftar keinginan tersebut tidak statis. Setidaknya, telah ada hampir 10 kali revisi atas daftar keinginan tersebut. Aku menyebutnya wish list, untuk membuatnya mudah ketika diucapkan. Makin hari, makin bertambah item daftar keinginanku. 

Bertambahnya item keinginan dalam wish list ku sangat dipengaruhi oleh inspirasi yang aku peroleh dalam mengarungi perjalanan hidup. Aku tak egois. wish list tersebut tak semata seluruhnya egoentris, atau berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan yang berkaitan dengan diri sendiri. Banyak diantaranya berkaitan dengan terwujudnya berbagai kebaikan bagi orang lain. 

Aku senang dan merasa beruntung bahwa aku memiliki sesuatu yang membuat hidup hidupku, yaitu need of achievement. Ia menciptakan gairah untuk menjalani hidup. Need of acievement tersebut pula lah yang memuatku merasa tak puas dengan statisnya hidup. Aku selalu merasa gelisah dengan kondisi monoton. Itu yang membuatku selalu mencari dan mencoba hal-hal baru yang bermanfaat dalam hidup. Keinginan untuk menjalani hidup secara dinamis pula yang menjadikanku memiliki keinginan kuat untuk selalu mencapai sesuatu dalam hidup. 

Dalam kamus hidupku, tak ada istilah puncak. Ketika ada suatu puncak yang mampu aku gapai, maka ada puncak-puncak lainnya yang harus aku gapai. Seperti itulah kira-kira konsep menjalani hidup yang aku miliki. Seorang teman pernah berkata padaku, bahwa dia tak paham dengan jalan pikiranku. Ketika orang-orang sebaya ku cenderung berdiam diri dengan tenang menikmati kondisi nyaman yang mereka dapatkan, aku cenderung bergeliat dan terus bergeliat mencari dan melakukan hal-hal baru yang kadang membuatku terlihat seperti orang yang tak nyaman dengan kondisi nyaman yang ada. Pernah suatu ketika dia berpesan, bahwa aku harus banyak-banyak bersyukur. barangkali, dalam kacamata dia,  jalan pikiranku merupakan gambaran ketidaksyukuran terhadap nikmat Tuhan. 
bukan begitu kawan, aku hanya ingin hidupku terasa benar-benar hidup”, begitulah jawaban yang kusampaikan kepadanya, meski tak pernah mampu meredam rasa keheranannya atas sikapku dalam menjalani hidup. 

Ada lagi satu kawan yang mengutarakan unek-uneknya bahwa dia bingung dengan apa yang sebenarnya aku cari dalam hidup. Sudah menjadi guru dengan status PNS, tinggal nunggu waktu menuju sertifikasi, yang berarti bahwa dengannya gajiku akan berubah menjadi dua kali lipat perbulannya, kenapa justru memilih mengambil kesempatan kuliah di luar negeri ketika di tahun yang sama jadwal tes sertifikasiku tiba. Bagiku, sertifikasi adalah hubungannya dengan pendapatan. Pendapatan tak harus berupa sertifikasi atu gaji dari profesi tertentu. Ia bisa berasal dari berbagai sumber lainnya. Mendapatkan sertifikasi tapi melewatkan kesempatan untuk mendapati pengalaman hidup luar biasa yang belum tentu datang lagi adalah sebuah kebodohan, bagiku. Mengambil kesempatan mengikuti shortcourse ke australia dan Teacher Training ke Jepang yang secara keseluruhan berlangsung selama kurang lebih 2 tahun bukanlah semata tentang jalan-jalan atau studi di luar negeri, melainkan tentang pengalaman hidup yang merubah cara ku berpikir dengan lebih baik lagi, yang dengannya aku bisa menjalani hidup dengan lebih baik lagi.


Kedaulatan berpikir dan bersikap

Jika direnungkan, apa sebenarnya hal paling berharga dalam hidup? Ada begitu banyak hal berharga. Namun, untuk menentukan “yang paling”, bagi sebagian orang, butuh perenungan yang dalam. Jawaban orang mungkin beragam. Namun, bagi aku, hal paling berharga dalam hidup adalah kebebasan (freedom). Kebebasan dalam arti luas, dan kebebasan yang bertanggung jawab, tentunya. Tak ada kebebasan mutlak dalam hidup. Yang kumaksud dengan kebebasan disini adalah kebebasan yang memungkinkanku untuk melakukan segala sesuatu yang sesuai daengan prinsip dan pilihan hidupku. 

“we are what we think. if you think you CAN, then you CAN”

Pepatah tersebut cukup populer. Ia mengandung arti bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia banyak dipengaruhi oleh isi pikiran mereka. Benar sekali, karena pikiranlah yang biasanya mengarahkan orang untuk memutuskan melakukan suatu tindakan. Begitu besarnya pengaruh pikiran terhadap kehidupan seseorang diiyakan oleh banyak tokoh besar dunia, hingga lahirlah berbagai karya buku yang berkaitan dengan kekuatan pikiran seperti The power of thought (Henry Thomas Hamblin), The power of Thinking Big (David J Schwartz), Positive thinking Therapy (Ebrahim Elfiky), La Tahzan/Don`t be sad (Dr. Aidh Al-Qarni) dan banyak buku lainnya yang mengulas tentang dahsyatnya kekuatan pikiran. 

Pikiran merupakan produk dari interaksi kita dengan lingkungan, baik lingkungan pergaulan kita dengan sesama manusia maupun lingkunagan interaksi kita dengan hal lain seperti buku yang kita baca, tempat yang kita kunjungi, atau hal-hal yang kita amati. Lingkungan yang salah, bisa melahirkan pemikiran yang salah dan berujung pada tindakan yang salah, bahkan bisa menjadi penjara bagi kedaulatan hidup kita. Banyak orang yang membuat pilihan hidup yang cenderung mengikuti paradigma lingkungan sekitar mereka secara taken for granted. Banyak orang yang pilihan hidupnya disesuaikan dengan arah paradigma lingkungan sekitar. Memang ada kecenderungan bahwa manusia mudah diperngaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Sayangnya, kadang mereka tak selektif dengan pengaruh lingkungan. Banyak dari mereka mengukur kemampuan mereka dengan kemampuan orang lain di lingkungan pergaulan mereka. Misalnya, ketika ada orang lain yang mencoba menjalankan suatu bisnis kemudian gagal, serta merta dia berpikir bahwa bisnis di bidang tersebut emang sulit. Padahal boleh jadi, kita bisa melakukan suatu hal yang sama dengan yang dilakukan orang lain, namun membuahkan hasil yang lebih baik dari orang lain. 

Kadang aku heran dengan sebagian orang. Mereka begitu risau dengan penilaian negatif orang lain terhadap pilihan hidup mereka. Mereka merelakan diri untuk menghabiskan waktu dengan menggerutu merespon penilaian orang lain terhadap diri mereka. Padahal, apa sih yang bisa dilakukan orang lain terhadap kita? Logikanya, kalau segala kesedihan, kesulitan dan tantangan yang kita alami kita sendiri yang hadapi, mengapa musti mengacuhkan penilaian negatif orang lain. Apapun yang kita lakukan, sepanjang itu kita yakini kebenarannya, dan merupakan pilihan terbaik bagi kita, maka the show must go on. Sikap penuh kedaulatan diri seperti itulah yang membentuk kebesaran nama para tokoh yang berprestasi dan berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Mereka begitu kuat dalam berpendirian. Mereka tak mudah goyah dengan pengaruh pemikiran lingkungan sekitar. Mereka memiliki keyakinan dan determinasi yang kokoh hingga keinginan yang mereka miliki mewujud nyata. 

Seperti itulah semestinya setiap individu bersikap. Tuhan mmeberikan kebebasan kepada makhlukNya untuk mendesain hidup mereka. Tuhan memberikan kedaulatan penuh kepada makhlukNya untuk memilih jalan yang akan mereka tempuh. Hidup hanya sekali, dan karenanya ia harus dijalani dengan penuh makna.


Design the construct of your life, and hold on tight on your way of building it. Enjoy every minute of life. Make sure that your life is really YOU!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar