Minggu, 29 Mei 2016

Memandang ibadah dari perspektif budi pekerti


Mengapa kita musti beribadah? 
Apakah karena kita muslim? ataukah karena itu adalah kewajiban? Ibadah bukan semata tentang ekspresi ketauhidan. Ia bukan semata tentang konsekuensi sebagai seorang muslim. Ibadah bukan pula semata tentang menggugurkan kewajiban sebagai makhluk ciptaan Tuhan. 

Ibadah adalah tentang mengungkapkan rasa syukur.
Salah satu hal yang membedakan antara kita (manusia) dengan hewan adalah adanya kecenderungan untuk berterimakasih kepada orang lain atas kebaikan yang mereka perbuat bagi kita. Barangkali konsep semacam itu tak ada dalam dunia hewan. Itulah kenapa ada kata ‘’terimakasih’’, ‘’hutang budi’’, dan sebagainya. Ketika mendapati kebaikan dari sesama, setidaknya kita pasti berucap “terimakasih”, atau berupaya memberikan kebaikan lain yang berguna bagi orang yang telah berbuat baik kepada kita sebagai balas budi. Lantas kepada Tuhan, yang kita berhutang banyak budi padaNya, tentu lebih layak lagi untuk mengungkapkan rasa syukur kepadaNya. 


Melalui Agama, Islam, kita diajarkan tentang cara bersyukur kepadaNya.  Bersyukur kepada Tuhan bukan semata diungkapkan lewat kata “terimakasih”, namun ada tata cara yang diajarkan oleh sosok yang dipercaya Alloh untuk mengajari kita tentang bersyukur kepadaNya, yaitu Nabi Muhammad SAW. 

Kembali lagi ke pertanyaan awal, “ Mengapa kita selayaknya beribadah kepada Alloh, Tuhan kita?”
Mari sejenak kita renungkan beberapa hal berikut ini. Kita masih diberi kesempatan untuk bernafas dengan leluasa. Sementara di tempat lain, banyak orang yang untuk bernafas saja butuh alat bantu. Itu masih mending, karena mereka masih memiliki kesempatan untuk mampu kembali normal seperti sediakala. Ada yang bahkan sudah tak bisa bernfas lagi, yang dengannya berarti sudah terputus segala kenikmatan dunia serta kesempatan untuk berbuat banyak demi akhirat yang indah. 

Mungkin hal di atas terkesan klise, karena sudah terlalu sering kita mendengar tentang himbauan untuk bersyukur atas nikmat hidup. Segala kejadian di dunia ini, jika itu bisa menimpa orang lain, maka mungkin pula hal tersebut kita alami. Bukankah begitu? Ada orang yang naik pesawat kemudian pesawat tersebut mengalami kecelakaan hingga nyawanya tak tertolong. Bisa saja Alloh menimpakan kecelakaan tersebut pada kita kan? lantas ketika Alloh tak menghendakinya untuk terjadi kepada kita, apakah tak layak kita bersyukur? Banyak orang yang diberi keterbatasan fisik. Sebagian karena faktor penyakit. Sebagian lainnya karena kecelakaan. Bisa saja hal tersebut terjadi kepada kita kan? Lantas, ketika Alloh tak menghendakinya terjadi kepada kita, dan justru menghendaki kita untuk memiliki fisik yang sempurna, tak layakkah kita bersyukur atas nya?




Alloh menjadikan segala kemalangan yang kita lihat di sekitar kita untuk kita jadikan pelajaran. Tentu kita tak mau menunggu kemalangan-kemalangan tersebut menimpa kita terlebih dahulu baru kita mau menyadari. Selayaknya hal ini menjadikan kita berpikir dan dan memahami apa yang sebaiknya kita lakukan. 

Jika kita memiliki kelimpahan rizqi serta kedudukan sosial yang tinggi, maka kita semestinya beribadah sebagai ungkapan syukur kita kepadanya. Karena dengannya kita bisa melakukan banyak hal, baik yang berupa pemenuhan kesenangan diri semata maupun berupa kebaikan yang kita ciptakan untuk sesama.

Jika kita tak memiliki itu semua, kita masih layak untuk bersyukur karena masih diberi kesehatan, yang dengannya ita bisa meakukan banyak hal untuk mewujudkan keinginan.
Jika tak memilikinya, karena sakit misalnya, kita masih layak untuk bersyukur karena masih dikaruniaiNya nyawa yang melekat di badan. Dengannya kita masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri, merasakan kasih sayang serta perhatian dari orang-rang tercinta.

Mari kita beribadah kepada Alloh sebagai balasan atas budi baik Alloh kepada kita dengan dikaruniakanNya hidup dan segala kebaikan yang kita rasakan, bukan karena upaya menggugurkan kewajiban semata. 

Dan itulah seminim-minimnya alasan untuk kita beribadah kepadaNya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar