Senin, 12 Februari 2024

"Deserve feeling" dan Pengaruhnya terhadap Kondisi Hidup Seseorang

 

Dalam ilmu psikologi sering disebut self-esteem. Namun aku lebih suka menggunakan istilah “deserve feeling”. “deserve feeling” adalah perasaan bawah sadar yang dimiliki seseorang yang meyakini bahwa dia layak mendapatkan sesuatu, memiliki sesuatu, atau layak berada pada kondisi tertentu dalam konteks yang positif. Keyakinan tersebut ternyata menjadi modal kuat untuk seseorang berhasil mencapai suatu kondisi yang dia inginkan. “deserve feeling” bisa berkaitan dengan kondisi ekonomi, status social, kepemimpinan, dan lainnya.

Ada beberapa ilustrasi yang cukup mudah dipahami untuk menggambarkan konsep “deserve feeling”. Pertama, kondisi ekonomi penuh keberlimpahan dalam suatu keluarga biasanya diwariskan secara turun temurun. Bukan semata turun temurun karena factor warisan, melainkan karena factor “deserve feeling” yang dimiliki orang yang berasal dari keluarga tersebut. Kedua, para pemimpin organisasi atau perkumpulan besar seperti pemimpin negara, partai, perusahaan besar, oraganisasi masa besar, dan perjuangan kemerdekaan biasanya menurunkan keturunan yang menjadi pemimpin besar pula. Para keturunan pemimpin tersebut biasanya memiliki “deserve feeling” karena mereka tumbuh di lingkungan keluarga pemimpin. Sebenarnya masih banyak ilustrasi lainnya, namun dua hal tersebut semestinya cukup untuk menggambarkan konsep “deserve feeling”.  

Faktanya, “deserve feeling” tidak dimiliki semua orang. Lawan kata dari “deserve feeling” adalah feeling inferior. Kurang lebih seperti itu. Feeling inferior, kebalikan dari “deserve feeling”, adalah keyakinan bawah sadar pada diri seseorang bahwa dia tidak layak mendapatkan sesuatu. Feeling inferior juga bisa berarti keyakinan bawah sadar seseorang bahwa dia layak mendapatkan kondisi yang dia tidak inginkan dan menerimanya sebagai sebuah takdir yang dia layak jalani.

Baik “deserve feeling” maupun feeling inferior seringkali menjadi factor yang menentukan nasib seseorang. Seorang individu yang lahir dan tumbuh di keluarga penuh kecukupan, alias kaya, ketika keluaranya mengalami kebangkrutan, biasanya ia cenderung mampu untuk lebih cepat bangkit menjadi sukses. Selain karena factor kerja keras, penentu kesuksesan tersebut adalah karena adanya “deserve feeling”. Dia terbiasa hidup dalam kecukupan, bahkan berkelimpahan. Hal tersebut menumbuhkan keyakinan bawah sadar bahwa DNA yang ia miliki adalah DNA orang kaya. Dia merasa kondisi yang paling layak buat dia adalah kondisi berkelimpahan. Tidak ada gambaran dalam keyakinan bawah sadarnya bahwa ia dilahirkan untuk hidup dalam kondisi penuh kekurangan.

Sementara, orang-orang yang terlahir dan dibesarkan di keluarga miskin umumnya butuh effort ekstra untuk menjadi orang yang sukses berkelimpahan. Kebanyakan dari mereka bahkan hanya mampu meneruskan kondisi kekurangan tersebut. Kenapa demikian? Di antara sekia banyak factor, feeling inferior adalah factor yang sangat berpengaruh. Keyakinan bawah sadarnya mengatakan bahwa dia layak untuk menjadi orang yang kekurangan. Terlebih ketika dia meyakini bahwa kondisi miskin yang ia alami adalah sebuah nasib yang harus dia terima sebagai sebuah takdir dari Tuhan.

“deserve feeling” biasanya tumbuh pada diri seseorang yang memiliki privilege. Sementara feeling inferior umumnya tumbuh pada pribadi seseorang yang hidup tanpa privilege, bahkan penuh kekurangan.

Lantas, pertanyaan penting yang perlu didiskusikan adalah, bisakah orang-orang yang hidup dalam kondisi tanpa privilege mencapai kejayaan, kegemilangan, keberhasilan, sebagaimana yang dicapai oleh orang-orang yang memiliki “deserve feeling”?  

Jawabannya dalah, BISA.

Untuk bisa, maka seseorang butuh Pendidikan atau pencerahan. Pendidikan disini tidak diartikan secara sempit sebagai Pendidikan formal berupa sekolah atau kampus. Toh seringkali Pendidikan formal juga tidak menjamin seseorang memiliki “deserve feeling”. Pendidikan di sini bisa berupa Pendidikan pasif maupun aktif. Pendidikan pasif terjadi ketika seseorang mencapai kesadaran saat mendapakan inspirasi, nasihat, atau pencerahan dari orang lain tentang pentingnya menumbuhkan “deserve feeling”. Bahwa setiap orang berhak untuk mencapai apa yang ia inginkan. Bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk mencapai apa pun yang ia inginkan. Bahwa kenyataan yang kita raih merupakan perwujudan dari keyakinan yang kita tumbuhkan. Sementara, Pendidikan aktif terjadi ketika seseorang secara sadar mencari jawaban tentang bagaimana caranya memiliki atau menumbuhkan “deserve feeling” pada dirinya melalui pengamatan, perenungan, membaca berbagai literatur, diskusi dengan orang-orang yang memiliki pencapaian besar.

NB:

Istilah “deserve feeling” ini tidak umum digunakan. Itu hanya istilah yang aku gunakan untuk menggambarkan kondisi perasaan seseorang yang mempengaruhi sitausi yang terwujud dalam hidupnya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar