Ada
banyak cara untuk bisa mencapai kekayaan melimpah, status social yang tinggi,
dan pencapaian hidup lainnya yang tinggi. Namun, kenapa banyak orang yang tidak
(belum) meraihnya?
Jawabannya
bisa beragam. Bisa jadi, karena mereka tidak menemukan cara untuk meraihnya. Namun
dari sekian banyak alasan kenapa orang belum meraih pencapaian besar dalam
hidupnya, satu alasan yang sangat mendasar ada pada mindset.
Betapa
banyak orang yang meyakini bahwa mereka sebenarnya tidak layak untuk meraih
pencapaian besar.
Betapa
banyak orang yang justru meyakini bahwa kondisi penuh kekurangan yang mereka
alami adalah nasib yang harus diterima dengan lapang dada dan penuh kepasrahan.
Betapa
banyak orang yang alam bawah sadarnya meyakini bahwa mereka tidak pantas untuk
meraih pencapaian besar.
Sementara…
Orang-orang
dengan pencapaian besar dalam hidupnya meyakini bahwa mereka layak untuk hidup
penuh keberlimpahan dan kesuksesan.
Keyakinan
tersebut terbentuk dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantara sekian banyak faktor
yang berpengaruh terhadap keyakinan tersebut adalah faktor Pendidikan dari keluarga.
Keluarga
kaya raya akan cenderung menumbuhkan mindset bahwa mencari kekayaaan itu mudah,
bahwa kaya raya itu adalah hak mereka dan mereka layak untuk meraihnya.
Bahkan,
tanpa diajari secara sadar bahwa mereka bisa kaya, mindset kaya anak-anak yang
dibesarkan di keluarga kaya akan terbentuk dengan sendirinya melalui lingkungan
dimana mereka tinggal. Mereka menyadari bahwa mereka mudah mendapatkan relasi
bisnis. Mereka menyadari bagaimana memberdayakan orang lain untuk tujuan
ekonomi mereka. Mereka memahami bagaimana mendapatkan permodalan.
Alam
bawah sadar mereka tersetting bahwa mereka adalah orang-orang yang mudah untuk
meraih hidup yang berkelimpahan.
Itulah
kenapa orang kaya yang jatuh bangkrut cenderung mudah bounce back. Kebangkitan
mudah diwujudkan karena mereka mengetahui memiliki mindset bahwa mereka adalah
orang kaya. Mereka meyakini bahwa cara meraih kekayaan itu mudah.
Itu
adalah privilege orang-orang kaya dan berpencapaian besar.
Sementara,
orang-orang yang sedari lahir hidup penuh kekurangan, cenderung kesulitan untuk
merubah kondisi mereka. Lingkungan mereka meyakinkan mereka bahwa mereka adalah
orang-orang yang memang terlahir untuk mengalami kekurangan. Nasib mereka bisa
berubah karena beberapa hal. Hal pertama, lingkungan yang menstimulasi mereka
untuk berhasil. Untuk meraih lingkungan yang menstimulasi mereka, tentu mereka
harus berhijrah atau merantau. ketika merantau dan memasuki lingkungan yang berisi
orang-orang yang bisa menginspirasi, maka ada peluang orang tersebut bisa
berubah. Kisah tentang Liem Goh Tong cukup bisa menjadi bukti akan hal ini. Dia
yang merupakan orang miskin dari Cina daratan memilih bermigrasi dan hidup Malaysia.
Dia meniti pekerjaan sebagai seorang buruh proyek. Dari situ dia merintis usaha
dalam bidang konstruksi hingga menjadi orang yang berkelimpahan.
Kedua,
akses Pendidikan. Pendidikan di sini tidak diartikan sebagai pendidikan formal
semata, karena pada kenyataannya, banyak orang berpendidikan tinggi yang masih
belum bisa meraih keberlimpahan dalam hidup. Pendidikan di sini bisa berupa
ilmu dari sumber apa pun yang mereka dapatkan dan langsung praktikkan hingga
berhasil. Di era pesatnya perkembangan teknologi informasi seperti sekarang
ini, kesempatan terbuka luas bagi siapapun untuk berubah meraih pencapaian besar
dalam hidup. Meskipun kesempatan begitu banyak, banyak orang yang melewatkan
kesempatan tersebut. Satu yang membuat mereka melewatkan kesempatan tersebut
adalah mindset negative. Mereka tidak meyakini bahwa mereka layak untuk meraih
keberhasilan. Banyak orang berhasil karena berada di lingkungan yang penuh
dengan orang berhasil.
Mindset
itu penting.
Berada
di lingkungan yang tepat yang bisa menumbuhkan mindset positif kita itu lebih penting.
Itu adalah awal dari mindset positif bertumbuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar