Sabtu, 10 Juni 2023

Spotlight Effect


Seringkali kita berpikir bahwa orang lain memperhatikan setiap langkah hidup kita. Kita merasa seperti seorang lakon dalam drama kehidupan. Seolah orang lain tidak memiliki urusan selain memperhatikan diri kita. Kita jadi gamang dalam melangkah karena takut kalau salah. Takut salah karena takut dinilai orang lain secara negative. Kita jadi bimbang dalam mencoba hal-hal baru karena takut gagal. Takut gagal, karena mengira bahwa orang lain akan menertawakan kita saat gagal.

Fenomena seperti itu sering disebut spotlight effect. Dan itu dialami oleh hamper sebagian besar manusia.

Padahal, pada kenyataannya, masing-masing orang sibuk dengan dunianya sendiri. Masing-masing orang juga merasakan spotlight effect yang sama. Masing-masing orang mungkin akan peduli terhadap urusanmu, atau urusan orang lain. Mereka mungkin akan menggosipkanmu atas hal yang kurang baik yang terjadi padamu. Tapi percayalah, mereka tidak akan lama memperdulikanmu.

Mungkin sesekali mereka akan menertawakanmu atas kegagalanmu, atau atas langkahmu yang mereka anggap aneh. Namun itu tidak akan berlangsung lama. Tertawanya mereka atasmu hanyalah sebentar saja. Percayalah. Kenapa bisa sebentar saja? Karena manusia memiliki kecenderungan bersikap individualis. Masing-masing orang sibuk menghadapi masalah-masalah mereka, urusan-urusan mereka, dan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan pribadi mereka.

Banyak orang takut berbicara di depan umum (public speaking) karena tidak ingin jika orang lain menertawakan salah ucap mereka. Sehingga, mereka memilih untuk duduk di kursi bagian paling belakang dan tidak mau tampil di depan orang banyak.

Banyak orang takut membuat konten video dan mengunggahnya di media sosial, karena takut sepi viewer dan ditertawakan orang nantinya. Atau takut kontennya jelek dan ditertawakan orang lain.

Benar-benar asumsi atas penilaian orang lain terhadap diri kita telah mengambat langkah hidup kita, dan telah merampas momentum dalam hidup kita.

Sayang sekali, banyak orang yang mengalami spotlight effect bukan hanya saat mereka kecil hingga remaja, melainkan hingga mereka berusia dewasa, bahkan tua. Dan aku termasuk orang yang telat menyadari spotlight effect tersebut, sadly.

Andai kita menyadari bahwa Spotlight effect itu nyata, maka kita tidak perlu merasa insecure atas apa pun langkah yang kita ambil dalam hidup, karena pada dasarnya everybody just minds their own business. They won’t give a fuck about your failure, your mistake, and your flaw for a long time.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar