Seringkali kita berpikir bahwa orang
lain memperhatikan setiap langkah hidup kita. Kita merasa seperti seorang lakon
dalam drama kehidupan. Seolah orang lain tidak memiliki urusan selain memperhatikan
diri kita. Kita jadi gamang dalam melangkah karena takut kalau salah. Takut salah
karena takut dinilai orang lain secara negative. Kita jadi bimbang dalam
mencoba hal-hal baru karena takut gagal. Takut gagal, karena mengira bahwa
orang lain akan menertawakan kita saat gagal.
Fenomena seperti itu sering disebut spotlight effect. Dan itu dialami oleh hamper
sebagian besar manusia.
Padahal, pada kenyataannya, masing-masing
orang sibuk dengan dunianya sendiri. Masing-masing orang juga merasakan
spotlight effect yang sama. Masing-masing orang mungkin akan peduli terhadap
urusanmu, atau urusan orang lain. Mereka mungkin akan menggosipkanmu atas hal
yang kurang baik yang terjadi padamu. Tapi percayalah, mereka tidak akan lama
memperdulikanmu.
Mungkin sesekali mereka akan
menertawakanmu atas kegagalanmu, atau atas langkahmu yang mereka anggap aneh. Namun
itu tidak akan berlangsung lama. Tertawanya mereka atasmu hanyalah sebentar
saja. Percayalah. Kenapa bisa sebentar saja? Karena manusia memiliki
kecenderungan bersikap individualis. Masing-masing orang sibuk menghadapi
masalah-masalah mereka, urusan-urusan mereka, dan segala hal yang berkaitan
dengan kehidupan pribadi mereka.
Banyak orang takut berbicara di depan
umum (public speaking) karena tidak ingin jika orang lain menertawakan salah
ucap mereka. Sehingga, mereka memilih untuk duduk di kursi bagian paling
belakang dan tidak mau tampil di depan orang banyak.
Banyak orang takut membuat konten
video dan mengunggahnya di media sosial, karena takut sepi viewer dan
ditertawakan orang nantinya. Atau takut kontennya jelek dan ditertawakan orang
lain.
Benar-benar asumsi atas penilaian orang
lain terhadap diri kita telah mengambat langkah hidup kita, dan telah merampas
momentum dalam hidup kita.
Sayang sekali, banyak orang yang
mengalami spotlight effect bukan hanya
saat mereka kecil hingga remaja, melainkan hingga mereka berusia dewasa, bahkan
tua. Dan aku termasuk orang yang telat menyadari spotlight effect tersebut, sadly.
Andai kita menyadari bahwa Spotlight
effect itu nyata, maka kita tidak perlu merasa insecure atas apa pun langkah
yang kita ambil dalam hidup, karena pada dasarnya everybody just minds their own business. They won’t give a fuck about your failure, your mistake, and your flaw for
a long time.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar