Jumat, 18 November 2022

Honeymoon Teknologi Komunikasi

 


Ibuku sedang honeymoon teknologi. Beliau sedang senang-senangnya “me-time” dengan ponsel pintar. Dikit-dikit, telpon anak-anaknya. Dikit-dikit telpon saudara jauh yang kebetulan nomornya beliau simpan. Bagi kita-kita yang sudah terbiasa menggunakan ponsel, tentu hal itu menggelikan. Namun bagi seseorang yang baru honeymoon teknologi digital seperti ibuku, tentu itu adalah hal yang sangat membahagiakan. Dan aku pun bahagia melihat beliau bahagia dengan ponselnya. Sepertinya sudah saatnya TV dirumah diganti dengan Smart TV. 

Aku menyesal, kenapa dulu aku sempat tak yakin bahwa orang tuaku bisa akrab dengan tekologi. Dari dulu, ponsel yang aku belikan untuk mereka adalah ponsel konvensional yang hanya bisa dipakai untuk berkomunikasi via pesan dan telpon manual. Namun ternyata melek digital itu bisa dipelajari oleh siapa saja, termasuk oleh orang tua. Apalagi kalau orang tua kita belum tua-tua amat. Andai aku tahu sedari dulu, tentu aku tidak repot-repot untuk top up Skype yang cukup mahal, hanya agar bisa menelpon orang tua sewaktu aku masih berada di Jepang dan Australia.

Memang benar bahwa never take anything for granted. Sekarang aku jadi berpikir bahwa sepertinya boleh juga kalo aku ajari Bapak Ibuku bahasa Inggris. Biar mereka tidak repot lagi menjalin komunikasi dengan teman-temanku dari Negara luar ketika mereka datang berkunjung. Ini bakal jadi ide gila sih. Secara, mengajari bahasa asing kepada murid-muridku yang masih remaja saja cukup susah, terutama yang motivasi belajar bahasa asingnya rendah. Apalagi ini orang tua. Tapi kesalahan yang sama tidak boleh terulang. Aku tak boleh take my parents for granted. Barangkali yang terjadi adalah sama seperti bagaimana orang tuaku bisa menggunakan ponsel pintar, yaitu mereka sebenarnya bisa berbahasa asing jika diajari dengan sabar dan diyakini bisa.

“Kita tidak pernah tau bahwa sesuatu bisa terwujud hingga kita memastikannya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar