Kurikulum pendidikan
didesain untuk menciptakan generasi yang unggul. Generasi unggul tersebut
ditandai dengan terbentuknya karakter positif, kompetensi terbaik, dan pengetahuan
luas para peserta didik. Segala penyelenggaraan kegiatan seperti workshop,
seminar dan pelatihan diupayakan oleh kementerian pendidikan dalam rangka
mewujudkan pesan dari kurikulum. Sejauh ini, pihak yang menjadi target sosialisasi
kurikulum adalah para guru. Dengan sosialisasi kurikulum terhadap guru, ada
harapan bahwa guru terbekali untuk mengimplementasikan kurikulum. Salah satu
alasan logis dari hal tersebut adalah karena guru merupakan pihak yang memiliki
posisi strategis untuk mewujudkan pesan dari kurikulum. Mereka adalah pihak
yang berinteraksi langsung dengan peserta didik.
Pertanyaan yang
menarik untuk dijawab adalah, perlukah kurikulum disosialisasikan kepada
peserta didik? Jawaban normative dari pertanyaan ini adalah “perlu”.
Namun, pada kenyataannya sosialisasi kurikulum terhadap siswa Nampak kurang
mendapatkan perhatian. Hal tersebut mungkin terjadi karena kita cenderung take
it for granted. Berapa banyak sekolah
yang menyosialisasikan kurikulum terhadap peserta didik? Berapa banyak sekolah
yang berusaha memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang apa kurikulum
harapkan bisa dicapai oleh peserta didik?
Kurikulum adalah sebuah visi misi pendidikan. Agar
visis-misi tercapai, maka berbagai pihak yang berhubungan dengan kurikulum
harus diberi pemahaman, terlebih peserta didik yang menjadi subyek dari
pendidikan. Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang konten dari
kurikulum akan memudahkan tercapainya berbagai kualitas unggul yang diharapkan
dimiliki oleh peserta didik. Cara pandang para pembuat kebijkaan pendidikan
perlu dirubah dari menganggap peserta didik sebagai objek dari pelaksanaan kurikulum
menjadi subjek atas terlaksanakannya kurikulum. Tuntutan pendidikan abad 21
dimana pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik (student-oriented
learning) semakin menguatkan posisi peserta didik sebagai subyek dari
pelaksanaan kurikulum.
Lantas, bagaimana cara menyosialisasikan
kurikulum terhadap peserta didik? cara menyosialisasikan kurikulum terhadap
peserta didik seyogyanya berbeda dengan guru. Perlu ada penyederhanaan bahasa
yang digunakan dalam menyampaikan konten dari kurikulum terhadap peserta didik.
Ada dua tahap sosialisasi kurikulum terhadap siswa. Tahap pertama adalah
sosialisasi kurikulum secara general. Hal tersebut bisa dilakukan dalam forum
stadium general, atau dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil seperti kelas. Pihak
penyampai sosialisasi bisa guru, wali kelas, atau pun kepala sekolah secara
langsung. Tahap kedua adalah penyampaian konten kurikulum yang lebih spesifik
oleh masing-masing guru mata pelajaran. Momen paling tepat untuk sosialisasi
kurikulum adalah di awal tahun pelajaran baru, atau awal dimulainya semester.
Sosialisasi kurikulum tersebut setidaknya akan
memberikan pemahaman peserta didik atas beberapa hal. Pertama, peserta didik
memahami apa yang diharapkan bisa dicapai oleh mereka setelah menjalani
serangkaian proses pendidikan formal di sekolah. Kedua, peserta didik memahami berbagai
metode pembelajaran yang semestinya dilaksanakan oleh peserta didik dan guru
agar pesan dari kurikulum terwujud. Ketiga, peserta didik memahami peran mereka
untuk mewujudkan pesan dari kurikulum tersebut. Jika pemahaman tersebut
dimiliki peserta didik, maka peserta didik siap untuk menjadi subjek dari implementasi
kurikulum, bukan sebaliknya, hanya menjadi objek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar