Selasa, 07 Maret 2017

Motivasi terkuat adalah Pembuktian

Gambar: https://www.pinterest.com/pin/396246467186551012/

Aku bersyukur pernah merasakan pahitnya diremehkan, disepelekan dan direndahkan. Jujur, aku pernah mengeluarkan sumpah serapah atas pengalaman pahit tersebut. namun belakangan ku sadari bahwa justru itu adalah motivasi yang sangat kuat mempengaruhi pencapaianku dalam hidup. 

 Aku pernah direndahkan atas kondisi fisikku, dikatakan terlihat jauh lebih tua dari orang yang usianya lebih tua dariku, dan itu dikatakan di depan orang banyak. Sialnya, aku adalah orang yang selalu mengalah dengan perasaan ‘tidak enak hati’, sehingga aku tak pernah mengekspresikan kekesalanku/ketersinggunganku kepada orang yang bersangkutan. Aku pernah direndahkan atas keterbatasan finansialku. Aku pernah diremehkan atas status juniorku. Aku pernah direndahkan atas kemiskinanku. Tidak berlebihan, sungguh. Itu semua nyata terjadi. Aku pernah merasakan suatu masa dimana bahkan murid ku sendiri berani bersikap tidak sopan padaku. Aku pernah mengalami suatu masa dimana bahkan temanku sendiri dengan sedikit basa basi mengusirku dari rumahnya yang aku tumpangi. Aku masih ingat, setidaknya ada tiga kali pengusiran yang pernah aku alami. Itu semua terjadi saat aku masih menjadi kontraktor (tinggal di rumah kontrakan). Ya, tiga kali. 

Aku pernah jadi sasaran kata-kata yang tak sopan oleh beberapa orang yang seharusnya hormat padaku. Aku bayangkan, betapa layaknya aku direndahkan saat itu. Aku gagal menjaga diriku untuk terlihat layak dihormati saat itu. Aku pernah jadi sasaran bully oleh beberapa kolegaku. Betapa layak aku dibully saat itu. Tak ada pembelaan dariku atas diriku sendiri. Sedari kecil, aku memang memiliki self-respect yang sangat rendah. Itu ada hubungannya dengan masa kecilku, ku akui. Namun aku tidak ingin menyalahkan keadaan, apalagi menyalahkan masa yang telah berlalu. 

Maaf, aku tidak bermaksud untuk bersikap kufur atas hidup ini. Aku tidak bermaksud untuk menyangkal nikmat yang begitu banyak tak terhitung yang dikaruniakan Alloh kepadaku selama aku hidup. Aku sadari, bahwa hidup ini sendiri adalah sebuah karunia besar. Nafas ini adalah karunia besar. Kesehatan ini adalah karunia besar. Tak bisa aku sebut satu-per satu semua karuniaNya. Aku hanya ingin mengingatkan diri bahwa dalam hidup ini, jika aku tidak berikhtiar untuk menjadikan diri ini bernilai, maka aku akan menjadi sosok yang terlihat tanpa nilai. Sedangkan sosok yang terlihat tanpa nilai sangat rentan untuk diremehkan, untuk direndahkan. 

Aku telah dan selalu ingin membuktikan kepada semua orang bahwa aku layak untuk dihargai dan dihormati. Namun itu semua bukanlah orientasi utamaku dalam menjalani hidup, karena hal terpenting yang ingin kugapai dalam hidup adalah menjadi hamba yang hebat dalam pandangan Tuhanku, serta bisa berkiprah memberikan kebermanfaatan yang sangat sangat banyak kepada sesama. 


Kini, aku merasa bersyukur atas pengalaman pahitku, dan lebih bersiap lagi untuk mewujudkan semua daftar cita-cita muliaku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar