Hingga sekarang aku masih termenung
tentang satu kalimat yang muncul dari seorang coach program pendmapingan
eksportir.
“Mengecilkan hal yang nampak Besar”
Aku mencoba memahami apa makna sejatinya
dari kalimat tersebut. Sebenarnya aku merasa cukup paham, dan mengira-ngira apa
makna sebenarnya. Namun rasanya kurang puas ketika aku belum mendapatkan
penjelasan lengkap langsung dari orang yang melontarkan kalimat tersebut.
Di artikel ini, aku akan mencoba
untuk menguraikan apa maknanya, berdasarkan pada apa yang saya tangkap secara
tersirat dari pola pikir beliau selama menyampaikan materi tentang dunia ekspor.
Dalam sesi penyampaian materi inti
dan diskusi, beliau sering menyebutkan pengalaman beliau meng-handle banyak
buyer dengan permintaan tonase yang dalam kacamata saya sangat besar. Beliau pernah
melayani permintaan buyer untuk produk safety outfit. Nilainya miliaran rupiah.
Beliau menyebutkan menyebut tentang bagaimana sebuah perusahaan mengekspor
ribuan container setiap bulan, dengan nilai transaksi yang fantastis. Namun,
beliau masih menyebutkan nilai transaksi tersebut dengan nada yang “biasa saja”.
Beliau nampak seperti seorang yang sudah
biasa bergelut dengan angka-angka besar, namun hal teresebut “kecil” dan “biasa
saja” di matanya. Beliau menyampaikan circle beliau yang berisi orang-orang
besar, orang-orang hebat, namun dengan nada yang biasa saja. Semua hal-hal
besar yang besar, yang hebat, beliau sampaikan dengan nada biasa saja. Padahal,
pada umumnya, orang akan menggunakan nada tertentu ketika menyampaikan hal-hal
yang besar, atau hal-hal yang hebat.
Dari sini aku merenung dan
menyimpulkan sendiri tentang apa makna yang tersirat dari kalimat “mengecilkan
yang besar”. Kurang lebihnya adalah sebagai berikut;
“untuk segala hal yang terkait dengan
urusan duniawi, pandanglah kecil. Hal-hal duniawi, seberapa besar pun angka,
bentuk, dan kesan yang dimilikinya, perlakukan lah ia secara biasa saja. Jangan
terlalu kagum dengan urusan duniawi. Harta puluhan atau bahkan ribuan trilyun,
circle orang-orang hebat, dan segala hal yang umumnya nampak besar lainnya,
semestinya dipandang biasa saja. Ini adalah soal mindset. Biasakan mindset aku
untuk melihat biasa saja segala hal duniawi. Sukses itu biasa kok. Kaya itu
biasa kok. Meraih pencapaian besar itu biasa kok.
Dengan menganggapnya biasa, maka aku
akan merasa bahwa semua “hal besar” itu achievable. Jarak antara aku dengan hal-hal
besar itu sangat dekat. Sementara, ketika aku merasa “wow” terhadap semua hal
besar tersebut, maka alam bawah sadarku akan menilai bahwa aku berjarak jauh
dari pencapaian-pencapaian besar. Seolah hal-hal besar adalah asing, dan jauh
untuk dijangkau. Jangan! Jangan berpikir “wow” terhadap segala hal besar
tersebut. Itu semua biasa saja. Itu semua achievable, dan semua orang pun pasti
bisa, sebenarnya.”
Ini soal mindset. Dan aku pasti bisa
memiliki mindset tesebut. Butuh pembiasaan, untuk memandang kecil hal-hal yang
besar. aku pasti bisa. Pasti bisa laah. Sama-sama makan nasi. Sama-sama hidup
di permukaan bumi. Sama-sama punya kepala satu. Mereka bisa, aku pasti juga
bisa. Semua itu nampak kecil di mataku.
Ya Alloh, Terimakasih untuk paginya
Purwokerto yang asri, damai, dan indah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar