Kembali
ke rutinitas mengajar di sekolah, rasanya bukan seperti kembali ke tempat
pulang, melainkan berada di tempat dan situasi yang asing bagiku. Aneh, memang.
Aku justru merasa lebih nyaman dan lebih homy tinggal di Adelaide dan Sendai,
dua kota di negeri luar yang pernah jadi tempat tinggalku untuk waktu yang
cukup lama. Di tempatku mengajar ini, aku seperti orang yang harus memulai
semuanya dari nol. Aku merasa seperti orang yang harus melakukan proses
penyesuaian, sebagaimana biasanya dialami orang-orang yang baru memulai
kehidupan di tempat yang baru.
Aku
datang kembali ke sekolah ini dengan membawa segudang ide yang aku dapatkan dari
tempat studi S2 ku, The University of Adelaide. Aku datang dengan ide-ide
revolusioner penuh terobosan. Harap-harap cemas juga aku ini, menantikan apakah
aku akan bisa mewujudkan semua ide ku atau tidak. Beruntung, sepertinya kepala
sekolah yang baru cukup terbuka dan mau mendengarkan berbagai masukanku.
Diskusi
dengan kakak kandungku, aku mendapatkan suntikan motivasi dan perubahan mindset,
bahwa hidup harus dijalani dengan POSITIF. Berkata yang positif. Bertindak yang
positif. Berpikir yang positif. Berkawan dengan orang-orang positif. Berdiskusi
tentang hal-hal yang positif. Kesannya klise, namun stay positive ini
telah terbukti merubah hidup banyak orang.
Aku
memang merindukan untuk kembali ke Australia, terutama kota Adelaide. Namun aku
harus memaksimalkan waktu untuk berbakti, mengabdi dan mengaktualisasikan
segala ide cemerlangku terkait pendidikan. Aku pastikan cara mengajarku jauh
lebih baik dari sebelum aku studi di Australia. Aku pastikan kiprahku,
kontribusi ide-ide ku ke sekolah jauh melebihi kontribusiku sebelumnya. Aku pastikan
diriku adalah orang yang terdepan dalam memberikan ide pembaruan di sekolah tempatku
mengajar.
Tulisan-tulisanku
akan menjadi bahan renungan banyak orang, dan mewujud ke dalam program-program
riil yang berdampak nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar