Selasa, 05 Juli 2022

Mempraktikkan Kaizen: Solusi nyata untuk overwhelmed, cognitive overload, procrastination, dan low productivity

Pernah ndak kamu merasa overwhelmed dengan banyaknya rencana dan keinginan? Rasanya tuh pikiran seperti penuh sesak, seolah taka da ruang. Aku sendiri pernah berencana untuk menulis beberapa judul buku. Masing-masing judul kubuatkan strukturnya, termasuk daftar isi nya. Rasanya semua topik dari buku-buku tersebut penting semua. Namun apa yang terjadi? Aku mengalami cognitive overload. Pikiran terasa seperti mengalami burnout yang luar biasa, hingga enggan untuk memulai yang mana.

Aku juga pernah membuat berbagai rencana untuk mengguasai beberapa skill. Dari skill videografi, fotografi, digital marketing, memasak, copywriting, academic writing, popular writing, public speaking, dan export dan importing. Sebagian skill sudah aku miliki. Namun mostly belum aku capai. Sama seperti kasus ingin menulis buku, aku juga mengalami cognitive overload dalam upaya mencapai target pencapaian berbagai skill tersebut.

Belakangan aku tersadar akan apa yang menjadi akar masalah. All kinds of accomplishment need momentum. Saat momentum dating, jangan menunda untuk memulai dan menyelesaikannya. Inspirasi datang setiap saat. Saat ia datang, segerakan untuk mewujudkannya hingga titik pencapaian maksimal. Ketika tergerak niat untuk mencapai sesuatu, menulis sebuah buku misalnya, maka segeralah memulai menulis. Jangan hanya berhenti pada penyusunan struktur dan daftar isi saja. Mulai lah menulis satu demi satu sub bahasan. Jangan berharap untuk sempurna di setiap penulisan. Selesaikan dulu draft pertamanya, baru nanti lakukan penyempurnaan. Saat ada keinginan untuk menguasai suatu skill, lakukan segera Latihan untuk menguasai skill tersebut. Jangan menghabiskan waktu lama untuk menunggu. Ingin menguasai videografi, segera pelajari Teknik-tekniknya melalui berbagai sumber, dan praktiklah segera. Kira-kira begitu lah hal paling masuk akal jika ingin terbebas darin cognitive overload dalam mencapai apa yang kita targetkan.

Cognitive overload slows down our productivity. Itu nyata. Orang yang mengalami cognitive overload cenderung bingung mau melakukan apa. Sehingga, justru dia tidak melakukan apa-apa, hingga waktu terbuang percuma. Itu lah kenapa dikatakan bahwa cognitive overload menyebabkan kurangnya produktivitas. Prinsip Kaizen sepertinya layak untuk dipraktikkan. Tak perlu menghabiskan berpuluh-puluh jam dalam satu waktu usaha. Cukup menyempatkan waktu walau hanya satu jam setiap hari secara konsisten. Konsistensi akan melahirkan prestasi. Konsistensi akan menumbuhkan rasa percaya diri. Sense of accomplishment sangat penting, karena ia akan meyakinkan diri bahwa diri ini BISA.

Satu lagi. Jangan menunggu mood baik untuk memulai atau melanjutkan melakukan sesuatu. Mood baik bisa distimulasi. Contohnya begini. Saat ingin menulis dan mood belum baik, maka segeralah akses laptop. Cobalah berkomitmen untuk menuliskan apa pun selama lima menit tanpa menghiraukan distraksi apa pun seperti membalas pesan, mengangkat telpon, atau apa pun. Benar-benar lakukan dengan penuh komitmen. Hanya lima menit saja. Dalam banyak praktik, berkomitmen melakukan suatu aktivitas selama lima menit akan mengantarkan kita pada kondisi flow. Sebuah kondisi dimana kita merasa Pe-We dalam melakukan suatu aktivitas sehingga kita benar-benar menikmatinya dan tak mempedulikan seberapa pun lamanya waktu yang berlalu.

Banyak orang yang memiliki kebiasaan menunda (procrastination). Kebiasaan tersebut bahkan kadang berubah menjadi karakter. Ketika sudah menjadi karakter, maka orang akan merasa tidak nyaman jika tidak menunda. Ada perasaan bahwa justru terasa aneh jika bersegera melangkah dan menyelesaikan suatu Kebiasaan menunda biasanya berawal dari mindset yang salah bahwa melakukan sesuatu itu harus menunggu datangnya mood yang bagus. Padahal yang benar adalah mood itu bisa distimulasi, sementara bersegera melangkah adalah hal yang semestinya dilakukan.

Merasa overwhelmed dengan segala target pencapaian sangat lah melelahkan. Kondisi tersebut membuat seseorang menjadi tidak produktif. Begitu banyaknya target pencapaian kadang juga menimbulkan cognitive overload. Hal tersebut tidak bagus untuk mental, emotional, dan psychological wellbeing kita. Cognitive overload kadang membuat seseorang terjebak untuk menunda melangkah, menunggu momen yang tepat dan mood yang bagus. Karena menunggu mood yang baik, akhirnya seseorang terjebak pada kebiasaan procrastination. Procrastination bisa menjelma menjadi sebuah karakter, yang dalam tataran tertentu bisa sulit untuk dirubah. Oleh karena itu, prinsip kaizen sangat perlu untuk diterapkan. Milikilah kebiasaan dan komitmen untuk melangkah secara konsisten dan berkesinambungan. Progress kecil yang dicapai secara terus menerus dan konsisten akan berujung pada diraihnya pencapaian besar. Hal tersebut jauh lebih penting daripada berharap kesempurnaan namun abai terhadap langkah-langkah kecil yang disegerakan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar