Selasa, 14 Juni 2022

Lulus Kuliah: Antara senang dan bimbang

 

Alhamdulillah…rasa syukur aku haturkan kepada Alloh SWT. Akhirnya, rangkaian studi Pendidikan magister yang aku tempuh sudah selesai. Ini adalah semester. Semua perkuliahan sudah aku selesaikan. Semua tugas sudah aku selesaikam pula. Kini tinggal menunggu hasil dari kuliah tersebut. Semoga hasilnya tidak mengecewakan.

Di satu sisi aku merasa senang karena selesainya kuliahku. Namun di sisi lain aku merasa sedih, anxious, bimbang, dan tidak nyaman. Kebayang bahwa aku harus pulang dan menjalani rutinitas seperti dulu lagi. Pergi pagi buta dan pulang sore hari menempuh perjalanan selama satu jam melewati medan yang begitu menantang. Aku tidak mengeluh dengan pekerjaan sebagai guru. Namun aku mengeluhkan tentang keterikatan, rutinitas menjemukan, urusan dan administrasi yang ribet. Terlebih, satu bagian yang paling bikin males adalah bayangan akan kurangnya wellbeing yang dimiliki guru di Indonesia.

Bayangan akan kurangnya wellbeing guru di Indonesia ini yang membuatku merasa cukup berat untuk kembali ke rutinitas semula. Betapa tidak risau, ketika kembali ke rutinitasku sebagai pengajar, aku tidak lagi punya kebebasan bepergian kemana aku suka. Kadang juga terbayang dalam pikiran, akankah aku menghabiskan sisa usiaku dengan rutinitas menjemukan sebagaimana yang dijalani oleh seorang ASN. Pergi pagi, pulang petang. Libur jarang. Seperti itu terus hingga tua. Tau-tau meninggal.

Meninggalnya kolegaku beberapa minggu lalu cukup membuatku merenung. Akankah aku menjalani hari seperti dia yang pergi pagi pulang petang hingga tua seperti it uterus hingga tutup usia. Ketika pension pun hanya mengandalkan gaji bulanan yang mungkin pada masa itu nilainya tidak lah seberapa, karena tergerus inflasi.

Aku begitu cinta terhadap kehidupan perkuliahan. Learning vibe yang aku rasakan, akses terhadap fasilitas kampus yang membuatku bisa belajar dengan efektif, dan berinteraksi dengan teman-teman yang memiliki keberagaman latar belakang adalah hal yang sepertinya sudah menjadi candu bagiku. Aku ingin merasakannya lagi hingga jenjang Doktoral. Menjalani rutinitas sebagai ASN terasa mudah dalam pikiranku. Sehingga ketika aku harus kembali mengajar pun aku merasa mudah untuk mengatasi hal yang dulu pernah membuatku jemu. Namun bayangan dan ketertarikan untuk terus belajar dan menghasilkan karya-karya akademik masih membuatku enggan untuk beranjak dari dunia akademik ini. Terlebih kegiatan akademik yang aku jalani berada di negara luar.

Kini aku sedang dalam dilemma antara kembali menjalani rutinitasku atau mengambil resiko keluar dari zona nyaman yang penuh ketidakpastian namun terasa memenuhi panggilan jiwaku.

Kembali menempuh Pendidikan S3 di sebuah kampus di luar negeri akan menjadi tantangan besar bagiku. Namun, justru tantangan seperti itu lah yang akan membuatku tumbuh kuat dan berdaya, sebagaimana pohon yang membesar dengan akarnya menancap makin dalam ke bumi setelah dia dibebaskan dari pot yang membelenggunya.

Cita-citaku masih sama, menjadi diriku yang bebas penuh sumberdaya, karya, inspirasi, serta manfaat bagi banyak orang, sebanyak-banyaknya orang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar