Alhamdulillah…rasa
syukur aku haturkan kepada Alloh SWT. Akhirnya, rangkaian studi Pendidikan magister
yang aku tempuh sudah selesai. Ini adalah semester. Semua perkuliahan sudah aku
selesaikan. Semua tugas sudah aku selesaikam pula. Kini tinggal menunggu hasil
dari kuliah tersebut. Semoga hasilnya tidak mengecewakan.
Di satu
sisi aku merasa senang karena selesainya kuliahku. Namun di sisi lain aku
merasa sedih, anxious, bimbang, dan tidak nyaman. Kebayang bahwa aku harus
pulang dan menjalani rutinitas seperti dulu lagi. Pergi pagi buta dan pulang
sore hari menempuh perjalanan selama satu jam melewati medan yang begitu menantang.
Aku tidak mengeluh dengan pekerjaan sebagai guru. Namun aku mengeluhkan tentang
keterikatan, rutinitas menjemukan, urusan dan administrasi yang ribet. Terlebih,
satu bagian yang paling bikin males adalah bayangan akan kurangnya wellbeing
yang dimiliki guru di Indonesia.
Bayangan akan
kurangnya wellbeing guru di Indonesia ini yang membuatku merasa cukup berat
untuk kembali ke rutinitas semula. Betapa tidak risau, ketika kembali ke
rutinitasku sebagai pengajar, aku tidak lagi punya kebebasan bepergian kemana
aku suka. Kadang juga terbayang dalam pikiran, akankah aku menghabiskan sisa
usiaku dengan rutinitas menjemukan sebagaimana yang dijalani oleh seorang ASN. Pergi
pagi, pulang petang. Libur jarang. Seperti itu terus hingga tua. Tau-tau
meninggal.
Meninggalnya
kolegaku beberapa minggu lalu cukup membuatku merenung. Akankah aku menjalani
hari seperti dia yang pergi pagi pulang petang hingga tua seperti it uterus
hingga tutup usia. Ketika pension pun hanya mengandalkan gaji bulanan yang
mungkin pada masa itu nilainya tidak lah seberapa, karena tergerus inflasi.
Aku begitu
cinta terhadap kehidupan perkuliahan. Learning vibe yang aku rasakan, akses
terhadap fasilitas kampus yang membuatku bisa belajar dengan efektif, dan
berinteraksi dengan teman-teman yang memiliki keberagaman latar belakang adalah
hal yang sepertinya sudah menjadi candu bagiku. Aku ingin merasakannya lagi
hingga jenjang Doktoral. Menjalani rutinitas sebagai ASN terasa mudah dalam pikiranku.
Sehingga ketika aku harus kembali mengajar pun aku merasa mudah untuk mengatasi
hal yang dulu pernah membuatku jemu. Namun bayangan dan ketertarikan untuk
terus belajar dan menghasilkan karya-karya akademik masih membuatku enggan
untuk beranjak dari dunia akademik ini. Terlebih kegiatan akademik yang aku jalani
berada di negara luar.
Kini aku
sedang dalam dilemma antara kembali menjalani rutinitasku atau mengambil resiko
keluar dari zona nyaman yang penuh ketidakpastian namun terasa memenuhi
panggilan jiwaku.
Kembali menempuh
Pendidikan S3 di sebuah kampus di luar negeri akan menjadi tantangan besar
bagiku. Namun, justru tantangan seperti itu lah yang akan membuatku tumbuh kuat
dan berdaya, sebagaimana pohon yang membesar dengan akarnya menancap makin
dalam ke bumi setelah dia dibebaskan dari pot yang membelenggunya.
Cita-citaku
masih sama, menjadi diriku yang bebas penuh sumberdaya, karya, inspirasi, serta manfaat
bagi banyak orang, sebanyak-banyaknya orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar