Memang,
aku bercita-cita menjadi guru pada saat aku belajar di Sekolah Menengah
Pertama. Dulu aku berkeinginan untuk merevitalisasi SMP-ku ( SMP n 2
Kandangserang) yang mengalami kekacauan manajemen. Seringnya guru yang
tidak masuk sekolah untuk mengajar dengan alasan jarak tempuh antara
rumah mereka dengan sekolah, fasilitas sekolah yang kurang dari standar,
terbengkalainya potensi luar biasa yang dimiliki siswa, memunculkan
jiwa kepahlawananku. Cita-cita itu terus ada sampai aku SMA, hingga
kuputuskan untuk mengambil jurusan keguruan di perguruan tinggi. Kini
aku telah meraih mimpiku itu, namun baru kusadari bahwa ternyata tidak
mudah menjadi guru, apalagi menjadi guru pembaharu. Guru merupakan figur
yang dinilai sempurna oleh masyarakat, sehingga seolah-olah tidak ada
toleransi sedikitpun dari masyarakat untuk guru mempunyai cela.
Satu hal yang membuatku semangat menjalani profesi sebagai guru adalah ketika aku berhasil menjadi media berprestasinya murid-muridku, dan itu terjadi ketika aku berhasil membimbing anak didikku untuk mengikuti lomba pidato bahasa inggris tingkat karesidenan, sehingga dia menjadi juara 1 dalam perlombaan tersebut. Tidak ada kata baku dalam kamus hidupku. aku hidup mengalir mengikuti kata hatiku dan bisikan jiwa ku. Ketika hati ini berkata untuk beralih menggeluti profesi, hobi, kebiasaan, dan nasib lain ya aku turuti. Betapapun kurangmendukungnya lingkungan di sekitarku, karena 'aku adalah pribadi yang sangat berdaulat atas semua sikap, perbuatan, keputusan yang ada padaku.
Entah apalagi yang akan dibisikkan oleh lentera jiwaku, aku sedang menunggu itu. Hmm... Life...
Satu hal yang membuatku semangat menjalani profesi sebagai guru adalah ketika aku berhasil menjadi media berprestasinya murid-muridku, dan itu terjadi ketika aku berhasil membimbing anak didikku untuk mengikuti lomba pidato bahasa inggris tingkat karesidenan, sehingga dia menjadi juara 1 dalam perlombaan tersebut. Tidak ada kata baku dalam kamus hidupku. aku hidup mengalir mengikuti kata hatiku dan bisikan jiwa ku. Ketika hati ini berkata untuk beralih menggeluti profesi, hobi, kebiasaan, dan nasib lain ya aku turuti. Betapapun kurangmendukungnya lingkungan di sekitarku, karena 'aku adalah pribadi yang sangat berdaulat atas semua sikap, perbuatan, keputusan yang ada padaku.
Entah apalagi yang akan dibisikkan oleh lentera jiwaku, aku sedang menunggu itu. Hmm... Life...

Why English, Pak Dahlan?
BalasHapusPlease tell us more...
Your brother,
Dewa