Menjalani pengalaman hidup sebagai digital nomad adalah impianku. Berpindah
dari satu Negara ke Negara lainnya untuk merasakan pengalaman hidup disana. Di sana
kami akan menyelami budaya, menikmati keindahan alam, merasakan kehangatan
interaksi dengan berbagai manusia dari beragam etnis, serta melakukan berbagai
kegiatan filantrofis. Aku tidak sendiri, melainkan bersama istri dan
anak-anakku.
Keseharian kami diisi dengan aktivitas membuat konten video inspirasi,
menjalani bisnis berbasis digital, mengendalikan perusahaan from a long
distance, menjalankan kegiatan filantropis, dan menulis.
Menjalani hidup sebagai digital nomad selama beberapa tahun sepertinya
akan menjadi pengalaman hidup yang sangat berharga dan penuh makna. Tentu ada
waktunya untuk kembali dan menetap. No matter how far we go, we have a place to
be back home.
Berbagai pengalaman ups and downs hidup pasti akan muncul. We have to be
ready for that.
Dari pengalaman hidup sebagai digital nomad tersebut, aku memiliki
banyak teman dari berbagai Negara. Aku memiliki jaringan bisnis dari berbagai Negara.
Aku memiliki keluarga angkat dari berbagai Negara. Aku bisa berperan aktif
sebagai ambassador bagi negeriku. Aku promosikan wisata dan budaya kepada dunia
luar.
Lantas, apa saja yang harus kami persiapkan untuk mewujudkan impian
tersebut?
Pertama, sedari sekarang harus merintis dan menjalankan bisnis berbasis
digital hingga tumbuh berkembang secara pesat dan berkesinambungan. We have
opportunity for that. Dipoles dengan digital marketing yang dahsyat, maka
bisnisku insya Alloh akan berjalan secara maksimal penuh dengan profit. Selanjutnya,
bisnis harus diupayakan untuk bisa berjalan secara minimal semi-autopilot. Sukur-sukur
bisa autopilot penuh.
Kedua, kemampuan video-taking dan video-editing harus benar-benar kami kuasai.
Selain itu, copywriting juga menjadi kecakapan yang bakal melengkapi
sempurnanya olah video.
Ketiga, kemampuan digital marketingku harus dahsyat ndak
tanggung-tanggung. Setiap hari aku harus berlatih minimal 1 jam untuk mengasah
kemampuan digital marketingku.
Keempat, aku harus belajar bahasa asing lagi (minimal Arabic, Spanish,
Japanese, dan French). Penguasaan bahasa asing tersebut akan menjadi modal tambahan
untuk bisa berinteraksi secara lebih intimate dengan masyarakat local di Negara-negara
yang aku kunjungi.
Keliling dunia untuk bertamasya, menjalani bisnis berbasis digital dan
running semi-autopilot bisnis, beribadah, serta menjalani berbagai kegiatan
filantropis. Intinya itu. Sudah bisa ku bayangkan, betapa hidupku akan lebih
penuh makna, warna dan manfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar