Aku sangat
jarang berkomunikasi dengan kakakku. Setiap kali ada kesempatan untuk
berkomunikasi selalu berjalan dengan kaku. Entah napa, seringkali ada rasa
segan untuk berkomunikasi dengannya. Hal tersebut sedikit banyak dipengaruhi
oleh pengalaman hubungan kami di masa lalu. Saat kecil, kami tidak begitu akur,
malah sering berantem. Aku yang merupakan anak kedua sering berhadapan dengan
kakakku yang berkoalisi dengan adikku. Itu dulu.
Sekarang,
seiring dengan bertambahnya usia dan kedewasaan, komunikasi antara kami berangsur
mencair.
Dulu,
kakak ku adalah orang yang otak kiri tulen. Pemikiran-pemikirannya sangat
linier. Orientasinya pekerja tulen. Setiap kali aku ngobrol tentang ide usaha,
selalu saja laksana gayung tak bersambut. Dia seperti tak tertarik sama sekali dengan
dunia wirausaha. Fokusnya adalah menjadi aparatur sipil negara yang baik, lurus
dan jalani apa adanya.
Itu dulu.
Sekarang
lain.
Kakakku
adalah orang yang berhaluan otak kanan tulen. Meski masih menyandang posisi
sebagai seorang ASN, orientasi bisnisnya sangat kental, action bisnisnya sangat
cepat. Insting bisnisnya sangat tajam. Itu semua terjadi belum lama ini. Ada titik
balik yang menjadi momentum perubahan pola pikirnya.
Aku masih
ingat, pada tahun 2018 dia kenal dengan seseorang yang akhirnya merubah
mindsetnya. Orang tersebut adalah pemilik PT. Sunat Modern Indonesia, Andri
Suwarno. Beliau dulunya adalah seorang ASN yang bekerja di rumah sakit. Namun sekarang
beliau menjadi seorang wiraswastawan penuh waktu dengan aneka bisnis profitable
yang beliau geluti.
Kakakku
mengakui sendiri bahwa titik balik perubahannya berawal dari perkenalannya dan
kedekatannya dengan pak Andri. Beliau berubah secara drastic dari semula yang
merupakan seorang yang berhaluan otak kiri tulen, menjadi orang yang otak kanan
tulen.
Seringkali
aku mendapat kata-kata bijak, bahwa titik balik perubahan hidup seseorang seringkali
dimulai dari perubahan circle pergaulan. Nasib hidup yang kurang bagus sering
dipengaruhi oleh circle pergaulan negative. Begitu pula, nasib hidup yang penuh
keberuntungan sering bermula dari circle pergaulan yang terdiri dari
orang-orang sukses yang penuh dengan energi positif. Sangkin seringnya aku
mendengar hal itu, aku menganggapnya sebagai hal yang klise. Namun, faktanya,
itu benar adanya. Rubah pergaulanmu, maka hidupmu akan berubah.
Dulu,
aku sering menghindari komunikasi dengan kakakku. Maklum, aku merasa bahwa
setiap kali kami melakukan diskusi, topik yang ada menjurus ke judgement,
nasihat, saran, dan hal-hal yang disampaikan penuh kekakuan, layaknya seorang
yang lebih pengalaman dan tua memberi nasihat kepada orang yang belum beranjak
dewasa dan lebih muda.
Memberi
nasihat itu memang bagus, dan mendengarkan nasihat juga baik buat hidup kita. Namun
ketika yang aku rasakan adalah bahwa gaya komunikasi kakakku terkesan seperti
orang yang menggurui orang yang belum dewasa sama sekali, itu rasanya tidak
nyaman. Masalahnya adalah cara berkomunikasi kakakku persis seperti cara
komunikasinya orang yang sedang mengajari anak yang masih bodoh, yang miskin
wawasan, dan sama sekali belum dewasa. Aku memang adiknya, namun semestinya dia
mampu memahamiku sebagai individu yang harus dihargai pula independensinya,
kedaulatan sikapnya, cara berpikirnya, dan tentunya sudah terlalu dewasa untuk
sekedar diberi nasihat-nasihat normative.
Sekarang
beda
Akhir-akhir
ini, aku sering menikmati mendengarkan ujaran-ujaran nasihat dan pemikiran
kakakku. Saat bertemu di rumah, aq sengaja lebih lama diam dan fokus mendengarkan
petuah-petuah yang ia sampaikan.
Dia yang
sekarang sudah beda dari dia yang dulu.
Dia yang
sekarang adalah seseorang yang sudah berhasil menerapkan ilmu yang sudah lama
aku pelajari namun aku belum berhasil menerapkannya, seperti The Law of
attraction, growth mindset, positive circle, dsb. Dia adalah orang yang walking
his talk, taking action more than merely saying words.
Sekarang
aku justru menikmati momen-momen diskusi dengan kakakku. Sebenarnya aku tidak
menghendaki diski. Aku lebih suka mendengarkan dia menyampaikan
pemikira-pemikirannya yang otentik dan menggugah. Bukan pemikiran-pemikiran
yang baru memang. Namun pemikiran tersebut terasa bermakna karena dia sendiri
sudah berhasil memperbaiki hidup ke taraf yang jauh lebih baik setelah menerapkan
pemikiran-pemikirannya.
Aku belajar
dari kakakku tentang berbagai hal. Aku belajar tentang kekuatan keyakinan
terhadap dzat yang Maha Kaya, yaitu Alloh SWT. Aku belajar tentang hukum ketertarikan.
Aku belajar tentang hidup sukses mulia. Aku belajar tentang kekuatan positive
circle.
Aku memang
tidak mengidolakannya, namun kini dia termasuk orang yang inspiratif bagiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar