Kamis, 05 Desember 2024

My Export Business Trajectory

 


Ekspor adalah sebuah long-run game. Aku meyakini itu. proses yang dibutuhkan dari nol hingga benar-benar sukses bisa tahunan. Katakanlah satu tahun pertama adalah penguatan knowledge ekspor, familiaritas terhadap segala hal yang berkaitan dengan ekspor, sambil aktif mencari buyer. Tahun kedua, harus ada progress yang berarti. Closing harus mulai tercapai. Closing ini sangat penting, minimal untuk tetap mempertahankan optimisme. Di tahun kedua ini, investasi harus semakin ditingkatkan. Investasi untuk belajar, expanding circle, experiment, dan menguatkan berbagai skill yang menunjang keberhasilan ekspor.

Tahun ketiga, kita sudah memiliki loyal buyers. Interaksi dan relationship dengan buyer sudah seperti friends, bukan lagi mitra bisnis an sich. Loyal buyers ini yang akan menjadi penopang keberlangsungan dan ekspansi bisnis ekspor. Di tahun ketiga ini, kita sudah cukup stabil dalam memetic hasil dari proses yang dijalani. Pathway sudah nampak begitu terang, seperti bermain Game Empire Earth dimana peta sudah nampak jelas, sehingga segala potensi dan ancama tampak begitu crystal clear.

Tahun ke-empat, bisnis ekspor kita sudah cukup stabil. Kita sudah masuk pada fase menikmati hasil. Namun harus diingat bahwa control emosi harus bagus. Boleh lah kita memberikan self-reward, namun jangan terjebak pada gaya hidup hedon. Keseimbangan finansial perusahaan harus diutamakan. Di tahun ke-empat ini, banyak pekerjaan yang sudah mulai didelegasikan. Hal-hal yang sangat teknis harus sudah bisa ditangani oleh para delegasi, individu-individu yang kita hire supaya bisa meng-handle hal-hal teknis tersebut. Ibarat proses menjalani studi Doktoral, tahun ke-empat ini adalah tahun menjelang wisuda. Sudah banyak paper yang kita publikasikan. Disertasi juga sudah pada fase penyelesaian. Sebentar lagi wisuda. Ada rasa lega, namun juga jangan lengah untuk memastikan bahwa we are still on the right track.

Tahun ke-lima, kita sudah mapan. Harus berproses untuk menguatkan manajemen perusahaan. Harus ada upaya agar kegiatan bisnis ekspor kita lekas untuk tidak lagi bergantung pada supplier. Ekspor komoditas yang sudah sejauh ini dijalani tetap menjadi core business. Namun harus ada upaya diversifikasi usaha. Harus mulai merintis memiliki produk sendiri yang merupakan produk olahan, bukan produk mentah. Di tahun ke-lima ini, sudah ada beberapa Bahasa asing yang sudah dikuasai. Bahasa Jepang, Spanyol, Korea, Arab, dan Prancis. Minimal lima Bahasa itu. Syukur-syukur cukup paham dengan Bahasa Mandarin, italia, jerman dan rusia. Itu bonus.

Target market kita memang luas, namun harus ada keputusan untuk memiliki target market utama. Ada wilayah tertentu yang menjadi target utama market kita. Tentu target market tersebut disesuaikan dengan produk yang dimiliki. Untuk herbs and spices, target market utama ya timur tengah, china, jepang, afrika, dan eropa.

Setelahnya, kita sudah berada pada fase focus berbagi. Bukan lagi kegiatan bisnis semata yang menjadi aktivitas keseharian kita. Melainkan edukasi terhadap masyarakat, serta berperan dalam mengembangkan ekosistem ekspor di Indonesia. Saat itu, aku sudah tampil dimana-mana memberikan pencerahan dan menunjukkan jalan kepada pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), terutama generasi muda, tentang pentingnya dan bagaimana caranya menggeluti dunia ekspor.

Sudah beberapa tahun berlalu, aku sudah merambah pada focus menekuni kegiatan filantrofi. Semakin mendekatkan diri pada ilahi. Dunia sudah diraih, dan akhirat harus menjadi focus utama.

Itu rencana kita sebagai manusia. Selebihnya, Alloh SWT yang akan menentukan apakah segala rencana ini akan terwujud sebagaimana ia tersusun, ataukah Alloh SWT berkehendak lain. Wallohua’lam bisshowab.

Bismillah….watashinara dekiru yo!

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar